• September 23, 2024

Bismillah, mari kita mulai perjalanan Ramadhan tahun ini

Hari pertama. Mari bergabung bersama Uni Lubis untuk menulis ‘Kisah Ramadhanku’. Selain melatih kedisiplinan, ada baiknya juga membuat catatan di bulan suci ini.

Ibarat sebuah perjalanan, ibadah di bulan Ramadhan mempunyai tujuan. Jadilah fitri. Kembali ke alam. Ada banyak kendala. Di situlah indahnya Ramadhan. Tahun ini saya ingin melengkapi perjalanan Ramadhan 1436 H dengan mencatat setiap harinya. Saya melakukan ini pada tahun 2013 dengan sebuah serial Perjalanan Ramadhan.

Sulit untuk disiplin menulis setiap hari. Apalagi saat itu saya masih aktif memimpin redaksi televisi siaran nasional. Alhamdulillah sampai ke garis menyelesaikan Juga.

Teman-teman bisa membaca catatan saya di www.unilubis.com.

Pada awal pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, saya mencoba melatih disiplin menulis setiap hari dalam #100DaysofJokowiJK yang kemudian juga dimuat di laman Rappler Indonesia.

Lagi-lagi godaan untuk bermalas-malasan menulis muncul di tengah jalan. Banyak sekali idenya, namun yang sering terjadi adalah Anda kehabisan tenaga atau bingung ingin menulis yang mana. Ditambah lagi, di pertengahan 100 hari pertama, saya juga bepergian ke luar kota.

Artikel tersebut berjudul Ego sektoral menjadi ancaman bagi kabinet Jokowi adalah salah satu dari postingan blog yang saya tulis melalui WhatsApp saat bepergian dengan kereta Amtrak dari Philadelphia ke New York pada November lalu. Saya mengirimkannya Jet Damazo-SantosKepala Biro Rappler Indonesia.

Ada sedikit yang saya tulis dalam perjalanan dan melalui WhatsApp untuk mencapai target. Terimakasih untuk Abdul Qowi Bastian Dan Camelia Pasandaran, editor Rappler Indonesia yang berbaik hati menyalin artikel tersebut dan menyajikannya kepada pembaca. Saya tidak tahu atau tidak Febriana Firdausjurnalis multimedia untuk Rappler, repot-repot menyalin tulisan saya juga?

Apa lagi Ramadhan kali ini?

Aktivitas rutin selama Ramadhan biasanya sama. Kami juga akan bertemu dan berinteraksi untuk berbuka puasa dengan teman-teman yang sama seperti tahun sebelumnya. Rekan-rekan alumni SMA. Rekan-rekan alumni Paskibraka. Alumni perguruan tinggi. Alumni dari tempat kerja sebelumnya. Grup obrolan untuk ibu-ibu yang saya kenal di media sosial. Kelompok alumni Eisenhower Fellowship Indonesia. Undangan dari instansi pemerintah dan swasta. Hal serupa terjadi dari tahun ke tahun. Variasinya adalah bertemu teman baru, atau teman yang sudah lama tidak bertemu, lalu mengatur acara buka puasa bersama.

Tahun lalu, karena buka puasa bersama juga arus utamaSaya membuat janji sahur dengan pendiri Detik.com, Budiono Darsono. Saat itu, Pak Budiono dan Mbak Hana, istrinya, setiap akhir pekan menginap di apartemennya dekat kantor saya di kawasan Epicenter, Kuningan, Jakarta Selatan. Kami sepakat untuk sarapan bersama di sebuah restoran di Pasar Festival. Hari itu saya ditugaskan untuk protes manajer di kantor selama 24 jam. Itu juga bagus.

tahun lalu, terima kasih Tuhan Saya telah selesai membaca Al-Qur’an dan terjemahannya (mohon jangan membacanya @Tweet_Riya Ya). Namun untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya membaca terjemahan Alquran secara lengkap. Sebelumnya, baca saja Al-Quran. Sungguh memalukan mengingat banyaknya buku fiksi, non-fiksi, makalah, dokumen, termasuk media yang telah saya baca dengan serius selama bertahun-tahun. Tapi kenapa kamu tidak begitu rajin membaca terjemahan Al-Quran?

Coba bayangkan kesedihan dan penyesalan saya. tahun lalu suasana hati aku cukup banyak tenang. Ibu saya meninggal pada bulan Mei. Jadi Ramadhan pertama tanpa Mama. Saya mencari kekuatan batin dengan membaca tulisan suci. Di kantor, di mobil, di rumah. Lembaran sebanyak mungkin. “Ingatlah Allah lebih banyak ketika kamu mengalami musibah atau sedang bersedih.” Kurang lebih seperti itulah saya #BraveHonest.

Tahun ini saya tidak tahu bagaimana hari-hari selama Ramadhan. Tentu saja saya dan keluarga berharap kami bisa melewati ini dengan lancar dan sehat. Penurunan berat badan? Mengapa tidak?

Ingin mencoba mengurangi konsumsi beras (walaupun saya suka mengkritik mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan ketika beliau mempunyai ide untuk mengurangi makan nasi agar kita bisa swasembada beras). Kali ini saya ingin mendukung program swasembada beras yang diusung Pak Jokowi dengan mengurangi konsumsi beras, menggantinya dengan karbohidrat lain seperti kentang, ubi, atau labu kuning panggang.

Labu panggang, atau labu kuning panggang, saya temui minggu lalu saat sarapan di Courtyard by Marriott di Nusa Dua, Bali. Nampaknya jaringan hotel ini punya semangat untuk mendiversifikasi kebutuhan pokok. Saat menginap di hotel Marriott di Lima, Peru pada bulan Desember 2014, mereka menyajikan berbagai sumber karbohidrat non-beras dan non-gandum setiap hari. Saya rasa ini adalah salah satu “tema Ramadhan” saya tahun ini, yaitu di bidang makanan.

Tahun ini, terima kasih Tuhan Mayoritas masyarakat Indonesia, khususnya pengikut Nahdlatul Ulama dan Muhamadiyah, dua ormas Islam terbesar, bersatu: Memulai ibadah Ramadhan di hari yang sama, Kamis, 18 Juni. Semoga lebaran bareng juga ya?

Kemajuan ini, Menteri Agama Kak Lukman Saifuddin bisa menjembatani komunikasi. Sidang isbat juga dibuat tertutup, tidak harus penuh drama yang disiarkan langsung seperti tahun sebelumnya.

Lainnya? Tema penulisan? Aku sebenarnya sedang memikirkan sesuatu. Tapi kita akan lihat seiring berjalannya waktu. Mudah-mudahan targetnya 30 hari menulis Cerita Ramadhanku dicapai.

omong-omongSaya juga mengajak teman-teman untuk menulis versinya sendiri Cerita Ramadhanku untuk Rappler Indonesia.

Kalau bisa, biasanya saya akan menulis seperti ini. api jika ada yang mengirimkan dalam bentuk audio soundcloud, sketsa, foto dengan caption, lukisan, video pendek, apa saja. format bebas. Silakan hubungi teman-teman Rappler di atas. Berhitung menanamkan kedisiplinan dan menciptakan kenangan membaca bagi anak cucu. Insya Allah ya.

Selamat beribadah di bulan Ramadhan ya teman-teman. Semoga keberkahan dan rahmat Allah SWT tercurah kepada kita semua. Maaf lahir dan batin ya? Tetap sehat, bugar dan bahagia. —Rappler.com

Uni Lubis adalah jurnalis senior dan Eisenhower Fellow. Dapat disambut di @UniLubis. ‘Cerita Ramadhanku’ merupakan postingan harian selama bulan Ramadhan 2015.


daftar sbobet