Membangun kembali masjid dan kios di Tolikara
- keren989
- 0
Tjahjo Kumolo, Menteri Dalam Negeri, memulai pembangunan masjid di Tolikara. Kios tersebut akan dibangun di atas tanah negara.
Memulihkan kondisi sosial untuk mengurangi potensi konflik. Hal inilah yang dilakukan pemerintah pusat dibantu Tentara Nasional Indonesia (TNI) pasca peristiwa Tolikara. Pemerintah pusat melalui Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mendatangi lokasi, menemui pejabat, tokoh masyarakat, dan saksi mata serta melakukan peletakan batu pertama pembangunan masjid di Tolikara.
Merupakan pengganti Masjid Baitul Muttaqien yang terbakar saat terjadi kebakaran di deretan kios saat acara Idul Fitri 1436 H yang jatuh pada Jumat pagi, 17 Juli 2015.
Pembangunan kembali masjid merupakan upaya memulihkan kondisi sosial. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa pun turun langsung ke Tolikara untuk memastikan 153 kepala keluarga yang mengungsi di Makodam Kurubaga mendapat bantuan yang memadai.
“Sesuai dengan SOP (prosedur operasi standar) “Kemensos, jika ada ruko yang terbakar berhak mendapat santunan renovasi,” Khofifah, seperti dikutip Kantor berita Antara. Khofifah meninjau langsung logistik pengungsi peristiwa Tolikara.
Saya berkomunikasi dengan Tjahjo melalui pesan singkat. Peletakan batu pertama masjid dilakukan di halaman belakang kantor Koramil. “Kami mendapat izin dari Pangdam. “Bupati hanya setuju,” kata Tjahjo.
Berdasarkan pengakuan Bupati Tolikara Usman Wanimbo kepada Mendagri, lokasi masjid dan kios yang terbakar berada di lahan gereja. Hal ini menyedihkan karena dahulu kala masyarakat lokal bisa hidup berdampingan dan menerima umat Islam untuk beribadah dan berdagang di sana. Kemudian sebuah insiden terjadi.
Pembangunan kembali kios yang terbakar dibantu oleh presiden, sedangkan biaya pembangunan masjid berasal dari Kementerian Agama, kata Tjahjo. Kios tersebut akan dibangun di atas tanah milik pemerintah.
Menurut Tjahjo, Panglima TNI dan pemerintah daerah akan mencarikan lahan untuk mendirikan kios tersebut. Beberapa kios yang terbakar juga merupakan milik warga sekitar yang beragama Islam. Di Jakarta, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan pembangunan kios akan selesai dalam waktu 30 hari.
Kami kaget, kaget dengan kejadian Tolikara. Saya yakin masyarakat Papua juga kaget karena selama ini mereka mengira Papua adalah potret Indonesia. Migran atau pendatang merupakan bagian dari modal sosial yang membentuk masyarakat di Papua.
Migrasi mempengaruhi struktur ekonomi dan sosial negara Cendrawasih. Migrasi ini dapat bersifat sukarela, seperti perdagangan, dapat pula berupa dinas militer, jabatan pegawai negeri, atau misi keagamaan.
Saya membaca penelitian tim kajian lintas budaya Universitas Gadjah Mada yang dikemas dalam buku berjudul Mutiara Papua yang Tersembunyi, Potensi Kearifan Lokal untuk Perdamaian di Tanah Papua. Sejarah migrasi atau perpindahan orang dari luar Papua ke Tanah Papua dimulai pada abad ke-16 pada masa Kepulauan Raja Ampat dan berlanjut hingga pada masa Hindia Belanda.
Singkat kata, pada tahun 2003 perubahan rasio antara penduduk asli Papua dan non-Papua menjadi signifikan, yaitu 53% penduduk asli Papua dan 48% penduduk non-Papua. Hampir seimbang. Pemicunya adalah program transmigrasi yang pada masa Orde Baru dipandang sebagai program untuk mempengaruhi gagasan nasionalisme Indonesia.
Banyak komplikasi hubungan ekonomi dan suasana politik di sana. Kita bisa membaca Catatan singkat tim UGM di sini.
Sekarang, ketika pemerintah pusat melakukan intervensi yang cukup cepat menurut saya untuk memulihkan kondisi sosial dan ekonomi. Kami berharap pemerintah daerah dapat memiliki semangat tersebut, dan tidak bertindak diskriminatif.
Kami juga memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang peduli memulihkan keadaan sosial dalam berbagai bentuk, termasuk pembangunan kembali masjid dan kios.
Ada gerakan kitabisa.com yang berhasil mengumpulkan donasi lebih dari Rp300 juta, serta berbagai lembaga zakat bersama Komite Toleransi Masyarakat Tolikara (TOMAT) yang juga menggalang dana untuk para korban peristiwa Tolikara maksudnya semua pihak. —Rappler.com
Uni Lubis adalah jurnalis senior dan Eisenhower Fellow. Dapat disambut di @UniLubis.