Sriwijaya dan Arema memperebutkan tiket terakhir ke final
- keren989
- 0
Sriwijaya FC berpeluang lebih besar untuk lolos ke final karena bermain di kandang sendiri pada leg kedua semifinal Piala Presiden malam ini. Namun dukungan suporter Arema menjadi kendala terbesar
JAKARTA, Indonesia – Tak harus menang, menahan imbang Sriwijaya FC 0-0 saja sudah cukup untuk lolos. Keberhasilan menahan imbang Singo Edan 1-1 di kandang sendiri pekan lalu membuat Laskar Wong Kito berada di atas angin.
Sayangnya keinginan tampil di kandang sendiri yang disaksikan suporter setianya di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, dipastikan tak tercapai. Sriwijaya FC harus bersiap bermain di tempat netral, akibat bencana kabut asap yang melanda kota Pempek.
Meski demikian, pelatih Benny Dollo menegaskan anak didiknya tidak akan takut jika Aremania akhirnya mendominasi seluruh stadion karena bermain di Pulau Jawa yang juga tak jauh dari Malang.
“Seperti saya bilang, kami sering bertemu, kami sudah saling kenal. Jadi pertandingan ini tergantung mentalnya saja, kata Benny, Minggu, 11 Oktober, sore saat ditanya.
Karena itu, Benny tidak akan memaksakan permainan terbuka karena Arema Cronus pasti akan melakukan push terlebih dahulu. Ia mengatakan timnya kemungkinan akan menunggu sambil melihat komposisi dan strategi Singo Edan.
“Saya tidak mau gegabah, nekat bermain terbuka. Kami sudah bermain imbang 0-0. Namun bukan berarti kami pasrah diserang, ada strategi balasan yang kami praktikkan untuk menghadapi permainan Arema Cronus, ujarnya.
Pattrich Wanggai, Titus Bonai, dan Musafri sangat kompak di lini depan saat ini. Tak hanya kreatif, ketiganya punya kecepatan luar biasa untuk mengimbangi Samsul Arif yang baru kembali dari rentetan kartu kuning.
Namun mengimbangi trio Samsul, Cristian Gonzales, Lancine Kone tentu bukan perkara mudah. Meski diredam di leg pertama, strategi. Sriwijaya FC seharusnya dibaca Arema Cronus.
“Pasti ada perubahan, karena lawan sudah tahu, melepaskan diri dari perbatasan kita juga sudah dipelajari. “Mudah-mudahan strategi kita berhasil,” ujarnya.
Di sisi lain, bukan hanya materi dan strategi lawan saja yang diharapkan. Hartono Ruslan, asisten pelatih Sriwijaya yang dihubungi terpisah mengaku juga akan melawan faktor non teknis yakni wasit.
“Selama ini kami sering dirugikan, lawan kami yang diuntungkan. Oleh karena itu kami berharap wasit lebih baik, adil dan penuh perhatian, ujarnya.
Memang pada laga sebelumnya, wasit memberikan keunggulan kepada Arema dengan membiarkan terciptanya gol, meski sebelumnya kiper Dian Agus dilanggar di area terlarang.
Kemudian pada laga penyisihan terakhir, Arema terlindungi dan tidak mendapat kartu saat Samsul Arif memblok keras pemain Sriwijaya FC.
Dian Agus pun menyayangkan hal tersebut. Ia berharap kedepannya wasit tidak main-main dan benar-benar bisa menjadi wasit yang baik di lapangan.
Mudah-mudahan kali ini wasit tidak hanya memimpin, tapi lebih adil, di tengah, katanya.
Arema pasti akan pulang dengan kemenangan kecil
Joko Gethuk Susilo, pelatih Arema Cronus menilai persiapan anak asuhnya cukup baik. Dari evaluasi, dia menyebut ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, khususnya di lini tengah.
“Kami terkunci dan terus terkunci, kali ini kami akan memberikan tekanan pada mereka lagi. “Dari segi performa anak-anak selama pelatihan, mereka menerjemahkan strategi dengan baik,” ujarnya.
Kembalinya Samsul Arif akan menjadi kunci utama permainan Singo Edan semakin berbahaya, bervariasi dan mumpuni. Ferry Aman Saragih yang dikenal sebagai perusak juga kembali.
“Ya, sekarang kita akan berbeda. Bermain di lokasi yang netral juga menguntungkan kita. Oleh karena itu, kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini, ujarnya.
Sejauh ini ribuan grup Aremania sudah meninggalkan Malang menuju Solo. Mereka akan memberikan tekanan mental pada Sriwijaya FC dan berusaha lebih keras dibandingkan di kandang sendiri.
Bukan sekadar menonton, tapi juga tak membuat Aremania lesu, karena tujuan utama mereka adalah meraih kemenangan. —Rappler.com
BACA JUGA: