• November 24, 2024

Menyediakan ruang menyusui merupakan bagian dari Revolusi Mental

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Banyak ibu bekerja yang kesulitan untuk terus memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Pemerintah mendorong penyediaan ruang menyusui.

Di tengah pemberitaan suramnya situasi perekonomian dan kritik antara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, ada kabar gembira.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani meminta kantor dan lembaga menyediakan ruang laktasi atau ruangan menyusui bagi pegawai perempuan yang memiliki bayi.

Puan, ibu dua anak ini juga mendorong seluruh perkantoran untuk menyediakan ruang penitipan anak yang bersih, nyaman dan aman.

Pernyataan Puan itu disampaikannya saat menghadiri seminar media Yuk, dukung ibu menyusui dan bekerja, yang dilaksanakan pada Rabu 18 Agustus di Gedung Multimedia Tower Jakarta. Menko Puan juga meninjau ruang menyusui di gedung yang ditempati PT Telkom.

Situs Kementerian PMK memuat gambar Puan berdialog dengan seorang ibu yang sedang menggendong bayinya. Puan pun menuliskan kalimat: “Mari kita dukung ibu menyusui dan berupaya membesarkan anak yang sehat dan cerdas.”

Puan mengatakan, penyediaan ruang menyusui merupakan bagian dari gerakan Revolusi Mental, karena memungkinkan anak Indonesia mendapatkan makanan bergizi sejak dalam kandungan hingga lahir. Ia juga menyinggung pentingnya pemberian vitamin pada anak.

Di kabinet Presiden Joko Widodo yang mengusung jargon revolusi spiritual, Puan bertugas mengoordinasikan kementerian terkait yang mendukung pencapaian jargon tersebut. Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 yang disampaikan Presiden kepada Pleno MPR/DPR RI empat hari lalu, Puan akan mendapat alokasi dana yang cukup besar, Rp 187,8 miliar.

Uang sebesar itu digunakan untuk membiayai program kerja di 4 kementerian yakni Kementerian Pendidikan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, dan Kementerian Agama. Khusus kesehatan, baru kali ini pemerintah mengalokasikan dana sebesar 5% dari anggaran, sesuai amanat UU Kesehatan.

Artikel yang ditulis Kokok Dirgantoro untuk Rappler mendapat sorotan luas karena membahas tentang fasilitas cuti hamil yang lebih lama, yakni 6 bulan.

Ketika saya diminta untuk mengembangkan artikel dengan meminta jawaban dari pimpinan perusahaan, saya mendapat jawaban bahwa yang lebih dibutuhkan adalah menyediakan fasilitas pendukung, termasuk ruang menyusui.

Svida Alisjahbana, CEO Femina Group yang menerbitkan sejumlah media perempuan, mengatakan ruang menyusui dan jam kerja santai bagi karyawan yang menyusui dan memiliki anak balita lebih mendesak dibandingkan perpanjangan cuti melahirkan.

Saat ini, peraturan pemerintah memberikan cuti melahirkan selama tiga bulan bagi pegawai perempuan baik di pemerintahan maupun swasta. Kementerian Kesehatan juga telah menerbitkannya panduan ruang menyusui.

Hari ini di timeline @Portal_Kemlu_RI saya mengikuti pidato Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada peringatan 70 tahun #Kemlu. Retno, Menteri Luar Negeri perempuan pertama, menyampaikan capaian yang diraih Kementerian Luar Negeri, termasuk dalam membangun luar angkasa penitipan anak atau ruang penitipan anak dan laktasi. —Rappler.com

Uni Lubis adalah jurnalis senior dan Eisenhower Fellow. Dapat disambut di @UniLubis.

BACA JUGA:


Togel Singapore Hari Ini