• October 6, 2024

Bungkus Indonesia: 31 Oktober 2014

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Netizen Indonesia menuntut Jokowi menunjukkan belas kasihan kepada pekerja yang ditangkap, ‘legislatif bayangan’ mengadakan sidang paripurna pertama, warga Jakarta bersiap menghadapi musim hujan, dan banyak lagi

JAKARTA, Indonesia – Netizen Indonesia menyerukan Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang tidak berpendidikan jenuh Pekerja yang memposting gambar dirinya yang telah diedit secara tidak senonoh saat calon presiden yang kalah, Prabowo Subianto, menyebut partai politik pendukung presiden “tidak dewasa” ketika ketegangan memanas di DPR. Demikianlah rangkuman cerita kami dari Indonesia beberapa hari yang lalu.

1. Tren #SaveTukangSate di Twitter, namun sejauh ini belum ada pengampunan

“Sesuai undang-undang, masyarakat tidak bisa begitu saja meminta maaf. Kita harus melihat pelanggarannya, bukan profesinya.”
Wakil Presiden Joseph Kalla

Pengguna media sosial Indonesia menyerbu Twitter dengan tagar tersebut pada Kamis, 30 Oktober #SimpanTukangSate (Save Sate Worker) untuk mendukung Muhammad Arsyad, yang berusia 24 tahun jenuh pekerja ditangkap minggu lalu karena ditempatkan secara tidak senonoh diedit gambar Presiden Joko “Jokowi” Widodo dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarnoputri, di halaman Facebook-nya. Netizen menuntut aparat Arsyad – siapa dibawa ke rumah sakit Kamis karena dia menolak makan – mengingat latar belakang pendidikan dan keluarganya yang buruk. Ibu Arsyad memohon kepada Jokowi untuk membebaskan putranya. “Jika diperlukan, saya akan berlutut di hadapannya Ayah Presiden. aku mau melihat Ayahcium kakimu, minta maaf atas nama anakku,” kata ibunya, seperti dikutip Tempo.co. Tetapi Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan hukum harus ditegakkan. “Sesuai undang-undang, masyarakat tidak bisa begitu saja meminta maaf,” kata Calla. “Kita harus melihat pelanggarannya, bukan pekerjaan” pelakunya.

2. ‘Badan Legislatif Bayangan’ yang bersekutu dengan Jokowi akan mengadakan sidang paripurna pertama

Lima faksi di bawah Koalisi Indonesia Raya (KIH) yang bersekutu dengan Jokowi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan mengadakan rapat pleno pertamanya pada Jumat, 31 Oktober, setelah permintaan mereka untuk mencalonkan pimpinan Komisi DPR tidak diakomodasi oleh oposisi sekutu Prabowo Subianto, Koalisi Merah Putih (KMP). Badan legislatif bayangan ini dibentuk oleh KIH setelahnya KMP, yang menguasai mayoritas DPR, menunjuk anggotanya sebagai pimpinan 11 komisi legislatif awal pekan ini. Pada hari Kamis, Prabowo mengkritik keputusan KIH untuk membentuk badan legislatif bayangan ini. “Saya kira persaingan seperti ini adalah bentuk ketidakdewasaan. Itu merugikan bangsa. Sangat merugikan,” ujarnya, seperti dikutip dari Detik.com.

3. Tokoh politik Soegeng Sarjadi meninggal pada usia 72 tahun

Presiden dan Wakil Presiden memberikan penghormatan kepada analis politik ternama Soegeng Sarjadi yang meninggal Kamis pagi di sebuah rumah sakit di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Pendiri perusahaan riset Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) meninggal karena penyakit yang tidak diketahui. Dia berusia 72 tahun. Beliau dimakamkan di Selabintana, Sukabumi, Jawa Barat. Baca ceritanya lebih lanjut Tempo.co.

4. Jakarta sedang bersiap-siap hujan lebat pada bulan November dan Desember

Siapkan perlengkapan hujan dan banjir Anda. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) perkiraan hujan lebat melanda ibu kota pada bulan November dan Desember, dan Badan Penanggulangan Bencana dan Mitigasi (BPBD) Jakarta memperingatkan bahwa sekitar Sebanyak 125 kelurahan – sebagian besar di Jakarta Barat dan Utara – akan rawan banjir. Namun Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama, Penjabat Gubernur Jakarta, mengatakan ibu kota lebih siap menghadapi musim hujan yang akan datang. “Dibandingkan dua tahun terakhir, kami lebih siap,” kata Ahok seperti dikutip Detik.com. Untuk benar-benar menyelesaikan permasalahan banjir tahunan, kata dia, Pemprov DKI membutuhkan dana lebih. “Dengan anggaran Jakarta, banjir tidak mungkin bisa diatasi,” kata Ahok. “Hanya ada satu cara untuk menyelesaikan penyebab utama banjir di Jakarta: memberantas korupsi.”

5. Berdampingan dengan nenek berusia 90 tahun Rp1 miliar sengketa tanah dengan putrinya

Fatimah, nenek 90 tahun asal Tangerang, kini sudah tenang. Pengadilan setempat memutuskan pada hari Kamis bahwa dia tidak perlu membayar putrinya Nurhanah, 50, dan suaminya Nurhakim, 70, sejumlah Rp1 miliar ($82.500) untuk tinggal di tanah mereka di Tangerang – yang telah dia lakukan selama 26 tahun terakhir. memiliki. tahun, menurut Metrotvnews.com. Hakim ketua mengatakan gugatan yang diajukan pada bulan September sudah ketinggalan zaman dan tidak jelas, dan tidak ada bukti bahwa Fatimah telah melanggar hukum apa pun. —Rappler.com


Pengeluaran Hongkong