• October 7, 2024
Untuk mengembalikan citra KPK, Johan Budi dicantumkan sebagai calon pimpinan.

Untuk mengembalikan citra KPK, Johan Budi dicantumkan sebagai calon pimpinan.

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Johan akan bersaing dengan sedikitnya 234 kandidat yang sudah mendaftar. Akankah dia berhasil?

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) — Plt Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi mengaku mendaftar sebagai calon pimpinan KPK pada Minggu, 21 Juni 2015.

Saya tetap ingin berkontribusi dalam pemberantasan korupsi sekaligus membantu memulihkan nama baik KPK yang tercoreng, kata Johan, Selasa, 23 Juni.

Citra positif KPK sebagai lembaga penegak hukum belakangan ini melemah. Sejak pergantian kepemimpinan KPK pada awal tahun ini, KPK mengakui produktivitasnya menurun karena sibuk menangani perkara praperadilan dan status penyidiknya yang tidak jelas.

(BACA: KPK Akui Tak Produktif Lagi)

Johan tetap mendaftar meski tidak disetujui oleh anak-anaknya yang merasa hanya punya sedikit waktu bersama Johan.

“Saya memutuskan untuk mendaftar Minggu (21 Juni) malam kemarin, setelah saya bertemu ibu saya beberapa waktu lalu dan mendapat restu darinya,” kata Johan. “Dokumen persyaratan pendaftaran sedang disiapkan, mudah-mudahan ada cukup waktu.”

Tanpa gelar sarjana hukum, Johan akan bersaing dengannya setidaknya 234 kandidat mendaftar. Sebagian besar adalah pengacara atau konsultan hukum, disusul PNS (PNS dan purnawirawan PNS) dan dosen.

(BACA: Kisah Dibalik Penunjukan Johan Budi Sebagai Pimpinan KPK)

Johan membawa angin segar bagi KPK

Lulusan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Johan bekerja sebagai peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (PPTMGB Lemigas) dan sebagai jurnalis Majalah Forum Justice dan Majalah Tempo.

Sebelum terpilih menjadi wakil ketua panitia pemberantasan korupsi pada Februari 2015, Johan menjabat juru bicara sejak 2006. Pada Oktober 2014, ia diangkat menjadi deputi pencegahan di komisi pemberantasan korupsi.

Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Lalola Easter Kaban menilai keputusan Johan Budi mendaftar sebagai Capim KPK sudah tepat. Johan sebagai bagian dari internal lembaga antirasuah dinilai menjadi nilai tambah.

Karena tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi dengan kondisi internal dan kerja KPK, kata Lola kepada Rappler.

ICW bahkan berharap Johan bisa membawa angin segar untuk memperbaiki kondisi KPK saat ini, jika nanti terpilih.

Para pemimpin lainnya enggan untuk mendaftar

Berbeda dengan Johan, Plt Ketua Tauefiqurrachman Ruki enggan mendaftarkan calon pimpinan KPK. “Tidak, saya tidak tertarik,” katanya kepada Rappler.

Ruki tidak menjelaskan alasannya. Tapi patuhi mediaRuki belum berambisi mendaftar karena usianya sudah 69 tahun.

“Saya tidak memenuhi persyaratan usia, saya terlalu tua. Selain itu, saya ingin menjalani masa pensiun saya,” kata Ruki.

Tak hanya Ruki, Plt Wakil Ketua KPK Indriyanto Seno Adji mengaku tak akan mengikuti seleksi calon pimpinan KPK periode 2015-2019. Setelah masa jabatannya di KPK berakhir, ia akan kembali menjadi akademisi.

“Sepertinya kembali ke kampus, Ya. Saya mengerti, Profesor.” kata Indriyanto. — Rappler.com

link alternatif sbobet