• November 25, 2024
Asap tebal, 300 bayi menderita pneumonia di Kutai Barat

Asap tebal, 300 bayi menderita pneumonia di Kutai Barat

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

BALIKPAPAN, Indonesia – Dinas Kesehatan Kalimantan Timur menyatakan sebanyak 300 bayi di Kabupaten Kutai Barat terkena penyakit pneumonia akibat kabut asap yang melanda wilayah tersebut dalam beberapa bulan terakhir. Data tersebut belum final, kemungkinan jumlah penderitanya masih bertambah.

“Khusus Kabupaten Kubar tercatat 338 bayi mengidap penyakit pneumonia. Data ini diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Pemerintah Kabupaten Kubar, kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kaltim, dr Soeharsono, pada Rabu, 14 Oktober.

Pneumonia merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Pada bayi, penyakit ini lebih berbahaya karena bisa menyebabkan kematian.

Sementara itu, Pemerintah Daerah di Palangkaraya menyediakan tempat penampungan bayi untuk menangani bayi yang menderita ISPA. Saat ini, ada beberapa bayi yang dirawat di sana.

Bahkan ada bayi yang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Silvanus. “Kalau jumlah pasti bayi yang dibawa ke tempat penampungan, saya tidak ingat, tapi jumlahnya tidak sampai belasan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah Suprastija Budi, Rabu, 14 Oktober 2018.

Baby shelter ini berada di gedung milik Dinas Sosial yang terletak di Jalan Tjilik Riwut. Tempat ini diprioritaskan bagi bayi dari keluarga miskin yang rumahnya tidak dilengkapi sirkulasi udara yang memadai.

“Tempat penampungan bayi ini disiapkan secara cuma-cuma atau tidak dipungut biaya, sehingga bagi keluarga yang memiliki bayi dan terindikasi terkena ISPA akibat kabut asap, diimbau segera melapor ke Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah,” kata Suprastija. .

Bayi dengan indikasi ISPA ditangani oleh tim medis RSUD Doris Silvanus.

“Jika kondisi bayi semakin parah, tim kesehatan bisa segera merujuknya ke RSUD untuk tindak lanjut. Hal ini dilakukan agar bayi yang dimaksud tidak meninggal.”

Tak hanya bayi, jumlah orang dewasa yang menderita gangguan pernafasan pun terus meningkat.

Menurut Dinas Kesehatan Kalimantan Timur, jumlah penderita ISPA saat bencana asap mencapai 97.895 orang hingga September.

Namun sejak Juli – September 2015, jumlah penderita ISPA tertinggi terjadi pada bulan Agustus sebanyak 38.858 penderita atau bertambah 7.771 penderita ISPA. “Pada bulan September 2015, jumlah penderitanya cenderung menurun yaitu 27.951 penderita atau berkurang 10.907 orang dibandingkan penderita ISPA pada bulan Agustus,” kata Soeharsono.

Layanan kesehatan di beberapa wilayah yang diselimuti kabut mengimbau warga untuk tidak beraktivitas di luar rumah, atau menggunakan masker saat keluar rumah. — Laporan Antara/Rappler.com

BACA JUGA:

Data HK