• November 23, 2024

Suasana permusuhan di DPR semakin kental

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Suhu di DPR memanas setelah Koalisi Indonesia Raya menyatakan akan menjadikan pimpinan DPR sebagai tandingan Koalisi Merah Putih. Inilah kisah di balik tindakan anggota DPR yang berujung pada penetapan pimpinan komisi

Fraksi partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Raya (KIH) menunjuk sendiri ketua sementara Volksraad (DPR) pada Rabu (29/10) karena kecewa dengan kepemimpinan DPR yang digantikan anggota DPR. Koalisi Merah Putih (KMP). Mereka merasa kepentingan KIH tidak terakomodasi oleh pimpinan DPR sehingga harus mengambil langkah tersebut.

Di bawah ini adalah sepenggal kisah yang tidak tertangkap kamera televisi dan pemberitaan media arus utama:

Hal yang berulang kali saya perhatikan selama menjadi bagian dari tim WikiDPR.org adalah adanya kecenderungan anggota fraksi parpol yang tergabung dalam KIH – PDI-P, PKB, PPP, Nasdem dan Hanura – tidak hadir hingga sidang. saat-saat terakhir sesi pemilihan pimpinan dimulai. Sejak pemilihan pimpinan DPR awal Oktober lalu, cukup banyak anggota DPR dari KIH yang datang lebih awal ke ruang sidang. Wajar jika tim WikiDPR lebih mudah memantau perbincangan antar anggota DPR KMP karena kehadirannya semakin intens, setidaknya dalam sebulan terakhir sejak pelantikan.

Menurut saya, terlambatnya kedatangan anggota DPR dari KIH karena sedang melakukan lobi di luar kompleks parlemen. Kondisi inilah yang membuat saya atau siapa pun di lingkungan Gedung DPR merasa ada keengganan di kalangan anggota KIH DPR untuk bergabung dengan Partai KMP yang beranggotakan Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, dan PKS untuk bertegur sapa.

Keengganan bersuara semakin terlihat, atau “difasilitasi” secara tidak sengaja, melalui hal-hal teknis seperti penyerahan nama-nama anggota fraksi untuk dibagikan kepada masing-masing Council Membership Tool (CMT). Rapat paripurna berulang kali tidak membuahkan hasil karena KIH tidak menyampaikan nama-nama yang dipersyaratkan. Alasan yang dikemukakan antara lain “menunggu kabinet Presiden Jokowi”, sehingga jika ada anggota kabinet yang berasal dari DPR, namanya sebagai anggota AKD belum disampaikan.

Penundaan itu kemudian bergeser menjadi sekadar soal perebutan akses jabatan ketua dan wakil ketua masing-masing AKD, bukan lagi soal kabinet. Penundaan yang dilakukan KIH ini membuat KMP tidak bisa menyelenggarakan pemilu. Suatu kebetulan memang DPR kini terpecah menjadi dua karena masing-masing kubu memiliki 5 fraksi parpol.

Awalnya, Fraksi Partai Demokrat mengklaim hal itu merupakan perimbangan antara kedua kubu. Namun pada akhirnya Partai Demokrat kehilangan jabatan ketua di 2 komisi, 7 wakil ketua komisi, 1 ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP), 1 wakil ketua Badan Legislatif (Baleg), 1. wakil ketua Badan Dalam Negeri (BURT). Oleh karena itu, Partai Demokrat tidak lagi berhak menyebut dirinya sebagai “penyeimbang”.

Lain halnya dengan PPP kubu Suryadharma Ali yang sejak awal mendukung mantan calon presiden Prabowo Subianto yang didukung KMP. Gesekan internal partai yang berlangsung berbulan-bulan akhirnya terselesaikan dengan diangkatnya ketua umum baru, Romahurmuziy, yang diakui secara sah oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. PPP yang dipimpin Romahurmuziy berubah haluan menjadi berpihak pada KIH.

PPP tidak sendirian. Empat Fraksi KIH lainnya juga mangkir secara fisik pada hari-hari penutupan bulan Oktober. Hampir tidak ada anggota DPR KIH yang berada di kompleks DPR. Saat saya temui secara khusus anggota KIH di luar Gedung DPR, yang saya terima hanya tanggapan dingin. Bahasa isyarat mereka adalah ucapan terima kasih ketika mereka menjelaskan konflik yang terjadi di dalam parlemen.

Tim WikiDPR tidak memiliki akses eksklusif, namun saya dan rekan-rekan berhasil mengabadikan momen-momen langka yang jarang diungkap oleh jurnalis media lain. Sikap permusuhan dan saling sindir terlihat jelas dalam diskusi antar anggota DPR.

Hal ini semakin jelas pada pemilihan pemimpin, masing-masing AKD ngotot tetap memilih pemimpin dengan tafsir bahwa “50 persen tambah 1” itu jumlah perseorangan, bukan fraksi. Sementara KIH menegaskan keabsahan dihitung berdasarkan jumlah fraksi. Saat nama-nama fraksi lawan dibacakan, terdengar sorakan dan sindiran, serta berbagai makian dari sesama anggota. DPR Afiliasi KMP. Ada yang memaksa melanggar tafsir “hadir lebih dari 5 fraksi” agar leluasa menguasai seluruh AKD. Satu menjawab di formulir DPR persaingan sebagai tindakan luar biasa menjawab.

Ada yang menyebutkan jalan buntubeberapa telah menyebutkan parlemen yang terpecah. Persoalannya, siapa sebenarnya yang serius berupaya berdamai. Ada pihak yang merasa bahwa parlemen, yang berpihak pada eksekutif, terlalu manja untuk melakukan upaya yang lebih gigih untuk merayu oposisi. Keengganan hadir secara fisik merupakan simbol klimaks permusuhan, bukannya hadir di parlemen namun berpura-pura bersahabat dengan kubu lawan. Klaim lain berpendapat bahwa pihak oposisi bersikeras untuk tidak melakukan kompromi, untuk memaksakan kontrol total terhadap parlemen karena mereka tidak dapat berbuat apa-apa di cabang eksekutif. —Rappler.com

Adi Mulia Pradana adalah anggota tim WikiDPR, sebuah inisiatif untuk mengajak warga negara Indonesia berpartisipasi aktif dalam mendorong transparansi dan komunikasi dengan wakil rakyatnya. Ikuti Twitter-nya @adimuliapradana Dan @wikiDPR


Keluaran Sidney