Konspirasi ‘pengaturan pertandingan’ telah mengecewakan kita
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Anggota Komite Eksekutif PSSI ini menduga dirinya dijadikan kambing hitam dalam kasus rekayasa hasil sepak bola. Menurutnya, namanya sengaja dimunculkan untuk ditinggalkan.
JAKARTA, Indonesia – Nama Pengurus Besar (Exco) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Djamal Azis mencuat usai kasus tersebut. menentukan kecocokan menyebar. Ia disebut-sebut menjadi andalan PSSI yang berhasil lolos menentukan kecocokan.
Nama Djamal terseret setelah mantan pelatih Persipur Purwodadi Gunawan memberikan kesaksiannya di Jakarta, Rabu, 17 Juni 2015. Saat melatih Persipur pada 2013, Gunawan mengetahui hal tersebut menentukan kecocokan melibatkan klubnya.
Ia kemudian mengadu ke PSSI melalui Djamal Azis karena mengenalnya secara dekat. Sayangnya, dia menelepon dan menjawab tiga kali, hanya jawabannya “Ya”. Djamal tidak pernah menindaklanjuti laporan tersebut.
Dasar inilah yang membuat Gunawan terang-terangan mengatakan ada kelalaian menentukan kecocokan Federasi Sepak Bola Indonesia. Padahal, kasus rekayasa pertandingan sudah selesai dan perlu ditindaklanjuti. Ada laporan, ada saksi, meski buktinya sangat minim.
(BACA: Dua Mantan Pelatih Akui Saksikan ‘Pengaturan Pertandingan’ Sepak Bola)
Namun Djamal tegas menolak disebut sebagai exo yang tidak responsif.
“Tidak benar kami mengabaikannya. Kami sebenarnya melawan. Namun masing-masing pengurus PSSI punya tugasnya masing-masing. aku tidak mungkin melihat pertanyaan menentukan kecocokan karena saya di panitia media,” kata Djamal, Kamis, 18 Juni 2015.
Djamal sebenarnya meragukan pernyataan Gunawan. “Saya tidak tahu nama Gunawan. Tapi, jika dia berbicara menentukan kecocokan, Saya pasti akan mengarahkannya kepada siapa pun yang berwenang soal ini di PSSI. Ini adalah bidang komisi disiplin. Tidak mungkin aku bisa membungkamnya. Saya pasti akan mengarahkannya,” antusias Djamal.
Djamal sebenarnya mengira itu hanya keributan menentukan kecocokan itu adalah konspirasi yang dibuat dengan sengaja. Tujuannya adalah menjadikan dirinya sebagai korban. Namanya sengaja ditinggikan untuk dicoret.
“Saya pikir mereka menargetkan saya. “Setelah La Nyalla Mattalitti (Ketua Umum PSSI), saya diincar karena saya sangat membela PSSI,” kata Djamal.
Alasan Djamal, hanya petinggi PSSI era La Nyalla yang menjadi sasaran penistaan agama. Persekongkolan yang ditudingkan Djamal beralasan karena Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi sekaligus menurutnya berniat menjatuhkan PSSI.
“Yang diberitakan itu masalah tahun 2000-2015. “Aku dan Tuan. Nyalla pertama kali duduk di PSSI pada tahun 2013. Ini yang kita sebut sampah dari tahun 2000-2012,” kata Djamal.
Djamal lupa, kasus ini tidak hanya terjadi pada tahun 2000-2012. Kesaksian Gunawan dan mantan pelatih Persegres Gresik United Agus Yuwono justru semasa Djamal menjabat di PSSI. Gunawan mengatakan Persipur Purwodadi hidup dari dana menentukan kecocokan di kasta kedua sepak bola Indonesia, Divisi Satu, pada tahun 2013.
Begitu pula Agus Yuwono. Sebenarnya, kejadian yang diungkap Agus masih segar. Tepatnya di ajang puncak sepak bola Indonesia, Liga Super Indonesia (ISL), musim 2014. Saat melatih Persegres Gresik United, Agus ditawari menjadi insinyur pertandingan melawan Barito Putra dan Persik Kediri dengan biaya Rp 400. juta.
“Itu baru saja dirobohkan. Polisi harus bisa melacaknya. Pelakunya sudah ada di sini kan?” kata Djamal.—Rappler.com