• September 25, 2024

Dua jempol untuk Mas Budi Gunawan

Usai mendukung Front Pembela Islam versi Gubernur DKI Jakarta Fahrurozi Ishaq, Arman Dhani hari ini menyatakan dukungannya terhadap Kapolri terpilih Komjen Budi Gunawan. Apa alasannya?

Kontroversi terpilihnya Budi Gunawan menjadi Kapolri, menurut saya, merupakan bentuk betapa belum dewasanya bangsa ini. Sekitar? Rakyat Kapolri merupakan jabatan yang berkelas dan strategis, tentunya yang mengisi jabatan tersebut adalah orang yang terjamin kredibilitasnya.

Tak main-main, menjadi Kapolri berarti menjadi teladan, menjadi Kapolri berarti menjadi rewang, pembantu dan pegawai negeri. Tentu saja, orang yang pernah menjabat Kapolri tak lebih dari itu diaturpegawai yang melayani kepentingan umum.

Nah, sebagai pendukung Mas Joko (Joko Widodo) yang paling banyak kafh, Ogut merasa perlu membela Mas Bud. Nah yang jelas, di negeri ini semua pendukung Mas Joko harus mati-matian membelanya.

Kematian dan Kehidupan Mengikuti Jokowi (hidup dan mati bersama Jokowi). Pendukung Mas Joko tidak ada yang kritis dan adil, yang ada hanya pendukung buta. Untuk itu, Ogut telah merangkum empat alasan mengapa kita harus mendukung Mas Bud.

Ayah yang baik

Sebagai seorang ayah, Tn. Bud membuktikan bahwa ia mampu membesarkan anak-anaknya dengan baik. Sekitar? Pada tahun 2005 Bpk. Putra Bud yang saat itu berusia 19 tahun mendapat pinjaman sebesar Rp 57 miliar, angka yang luar biasa.

Saya kira yang kedua adalah hal yang sangat bagus. Pak Bud memiliki seorang putra yang kejujurannya dapat memberinya pinjaman uang dari orang asing Rp5.900.000pada usia 19 pula.

Bahkan ketika saya berumur 19 tahun, saya masih bingung untuk melanjutkan kuliah pak. Putra Bud sudah visioner dan berniat berbisnis di bidang pertambangan dan perhotelan.

Tentu saja Pak. Anak Bud mendapat pinjaman bukan karena ayahnya seorang polisi, tapi karena dia punya rencana bisnis yang bagus, kejujuran yang terjamin, dan pengalaman kerja yang luar biasa.

Ya coba dipikir-pikir, mana mungkin sebuah perusahaan rela memberikan uang milyaran kalau bukan karena jaminan uangnya akan kembali. Tujuan yang mustahil, bukan?

Oleh karena itu, Pak. Bud hanya mendidik anak-anak menjadi pengusaha sukses, apalagi memimpin Mabes Polri. Mudah.

Akunnya gemuk

Salah satu permasalahan besar yang banyak ditengarai oleh kepolisian adalah masalah korupsi. Polisi mungkin korup karena mereka korup. Nah, tagihan Pak Bud sudah gendut, banyak sekali, terakhir katanya 21,5 miliar pada tahun 2013, padahal asetnya pada tahun 2008 hanya sebesar Rp 4,6 miliar.

Wah, kekayaan Pak Bud tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan itu Aiptu Labora yang asetnya Rp 1,5 triliun. Wah, ini absurd, apakah sang jenderal kehilangan kekayaannya karena Aiptu?

Oleh karena itu, terpilihnya Pak Bud merupakan sebuah langkah revolusioner. Dengan memilih jenderal yang mempunyai akun cukup, yang gemuk namun tidak terlalu gemuk, Mas Joko menerapkan sebuah prinsip pria dalam tubuh yang sehat.

Dalam akun yang sehat terdapat polisi yang sehat. Masyarakat sudah kaya, kenapa mau korup? Apalagi, Kapolri pilihan Mas Jok berjanji akan berkomitmen memberantas korupsi di lingkungan Polri.

Nah, siapa tahu, siapa tahu, Pak Bud akan memulai koneksi ini sendiri.

Pemberani

Dalam banyak hal, kita tahu bahwa presiden adalah pemimpin tertinggi negara ini. Panglimapemegang kekuasaan yang dapat melakukan apa pun yang dianggap penting untuk mempertahankan pemerintahan negara.

Oleh karena itu wajar jika banyak masyarakat di negeri ini yang sedikit takut dan takut dengan sosok Jokowi. Sekitar? Wang Dia presidennya, kalau dia mau, dia bisa menyatakan perang atau bahkan keadaan darurat.

Maka dengan kekuasaan yang begitu besar kita wajib menaatinya dalam batasan yang ditentukan oleh konstitusi.

Nah, Pak Bud adalah sosok yang tegas dan berani. Menurut Tempo, mengutip sumber yang tidak bisa disebutkan namanya (mengapa?), Mas Jok disebut-sebut meminta Pak Budi Gunawan mundur dari pencalonan Kapolri.

Namun ternyata, demi menegakkan konstitusi, memberantas korupsi, dan mencegah kejahatan di negeri ini, Pak Budi Gunawan menolaknya.

Bayangkan, ada orang yang berani menolak permintaan presiden kita! Untuk memberantas korupsi yang sudah mendarah daging di negara kita, Pak Bud rela menolak permintaan Presiden!

Pembawa damai yang baik

Seperti halnya Prabowo, Pak Budi Gunawan bisa menyatukan kelompok kanan dan kiri. Liberal dan konservatif. Terlebih lagi, Pak Bud mampu menyatukan Koalisi Merah Putih yang tadinya oposisi menjadi barisan pendukung pemerintah.

Pak Bud bisa menyatukan TV biru dan TV merah untuk melaporkan hal yang sama tanpa berkelahi. Bayangkan, meski dirinya belum menjadi Kapolri, kedua kelompok yang berseberangan itu bisa langsung rukun dan bersatu, apalagi ia sudah beberapa lama menjabat sebagai Kapolri.

Setelah sekian lama berjuang antara KMP (Koalisi Merah Putih) dan Koalisi Indonesia Raya, Pak Bud mampu menyatukan semua kubu. Mereka bahkan berfoto bersama dengan senyuman yang sangat lebar.

Tentu saja Pak. Keluhuran, kejujuran, dan pesona Bud mengurangi permusuhan antara kedua kubu. Tentu kita berharap dengan terus majunya Pak Bud sebagai Kapolri, maka bisa mempersatukan nusantara di bawah ini Majapahit kesatuan yang utuh, tanpa permusuhan apa pun. Dua jempol saya buat Mas Bud. -Rappler.com

Arman Dhani adalah seorang penulis lepas. Penulisannya bergaya satir penuh sarkasme. Saat ini ia aktif menulis di blognya www.kandhani.net. Ikuti Twitter-nya, @Arman_Dhani.


Togel SDY