• September 20, 2024
Kapolda dan Pangdam Jaya meminta tokoh ormas menenangkan massa

Kapolda dan Pangdam Jaya meminta tokoh ormas menenangkan massa

“Sumbunya menyala, lama-lama, akhirnya kembang apinya meledak. Itu sebabnya kita semua harus bertanggung jawab untuk mematikan sekringnya.”

JAKARTA, Indonesia—Panglima Kodam Jaya Mayjen Agus Sutomo dan Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian berkumpul dan meminta tokoh agama di Jakarta menenangkan massa agar tidak berujung pada kerusuhan di Tolikara, Papua, jangan sampai terjadi kerusuhan. terprovokasi. .

“Kesepakatan kita bersama atas kejadian di Tolikara ini, kita harus menyikapinya dengan cerdas, bijak, arif dan mengutamakan keluarga,” kata Agus usai rapat Musyawarah Pimpinan Daerah, Selasa 21 Juli 2015.

“Kedua, kita terus membangun toleransi antar umat beragama. Apapun agamanya, kita harus bersatu menjaga keutuhan NKRI.”

Pangdam mengibaratkan beberapa kejadian kerusuhan terkait SARA seperti kembang api, dan kejadian di Tolikara menjadi pemicunya. “Sumbunya menyala, lama-lama, akhirnya kembang apinya meledak. Oleh karena itu kita semua harus bertanggung jawab mematikan sekringnya, ujarnya.

Kapolda Jaya Irjen Tito Karnavian membenarkan pernyataan Pangdam tersebut. “Kami memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai tokoh-tokoh tersebut karena massanya besar,” kata Tito.

“Jadi kami berharap dia juga bisa menyebarkannya ke masyarakat dan memilikinya lembaga pemikiran yang sama, sikap cara yang sama untuk mengatasi masalah Tolikara.”

Sebagai mantan Kapolda Papua selama dua tahun, Tito pun membantu Panglima menjelaskan kondisi di Papua. “Saya yakin kejadian di sana bukan masalah agama secara umum,” ujarnya.

“Saya tahu betul bahwa (mereka) sangat moderat dan sangat toleran dalam beragama. Tidak pernah ada konflik agama di sana.”

(BACA: JK: Kebakaran musala di Papua diawali dari pengeras suara)

Jakarta adalah barometer pergerakan

Lantas kenapa Jakarta harus bangun? Menurut salah satu peserta Gerakan Reformis Islam Jakarta, Adang Teh, Jakarta adalah barometer gerakan tersebut.

“Indonesia kondusif karena Jakarta kondusif. Ketika Jakarta tidak kondusif, maka sebagian daerah lain juga tidak kondusif. Oleh karena itu, Kapolda meminta kepada para tokoh ulama dan kyai di Jakarta untuk menjadikan Jakarta lebih kondusif, ”ujarnya.

Fahrurrozi, tokoh Front Pembela Islam (FPI) wilayah Jakarta, juga mengatakan, pertemuan tersebut menekankan bahwa tokoh masyarakat harus berjanji membantu mengamankan Jakarta.

“Harus kondusif, harus ada kerjasama dengan pihak berwenang, memberikan informasi yang benar dan tidak mengada-ada penyataan “Yang berujung pada rasa cemburu yang berujung pada keributan,” ucapnya.

Waspada, kelompok radikal bisa saja dieksploitasi

Sementara itu, Kapolda Tito menambahkan, kejadian di Tolikara juga bisa memicu kemarahan kelompok radikal lainnya hingga melakukan tindakan balasan yang berujung pada terorisme.

Ingat, kejadian tahun 2000 itu ada ledakan gereja, dia menyikapi kejadian Ambon saat Idul Fitri, ujarnya.

“Makanya kami sepakat semua pihak harus menahan massanya masing-masing untuk bertindak atau tidak penyataan yang provokatif, yang tidak menguntungkan,” ujarnya lagi.

Di sisi lain, kata Tito, pihak berwenang menjanjikan keamanan di gereja-gereja.

Siapa pihak ketiga yang mencari keuntungan?

Tito juga mengatakan polisi sedang mendalami dugaan keterlibatan pihak selain GIDI dalam kejadian tersebut.

“Tidak menutup kemungkinan pihak lain akan mendapatkan keuntungan dari hal ini. “Di Papua ada beberapa kelompok yang menginginkan kemerdekaan, saya tahu, semua orang sudah tahu itu,” kata Tito.

Salah satu rencana kelompok ini adalah menciptakan konflik dan mengangkat isu hak asasi manusia.

“Itulah sebabnya penyelidikan terus berlanjut. Semua pihak mendukung proses hukum. “Siapapun yang bersalah harus diadili, karena ini negara hukum,” ujarnya lagi.

(BACA: Siapa Pemeran Peristiwa Tolikara?)

Perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama Taufiq Rahman membenarkan, Kapolda menyebut ada oknum yang diduga menyusup ke Persatuan Gereja Injili di Indonesia. “Ada kepala sekolah yang menjadi pemimpinnya di sana,” ujarnya.

Adang Tea menambahkan, oknum tersebut ingin memisahkan Papua dari NKRI.

(BACA: Tokoh Penting di Papua Diduga Rencanakan Kerusuhan Tolikara)

Pangdam pun sependapat dengan Tito. “Mereka ingin menciptakan skenario ini, mereka ingin hal itu terjadi di mana-mana,” katanya.

“Tadi saya bilang kerupuknya akan meledak. Kalau meledak, itu maunya, Indonesia terpuruk di mata dunia, perekonomian kita juga terpuruk, terjadi kerusuhan dimana-mana. Makanya kita harus bersatu untuk menyikapi hal ini, ujarnya lagi. —Rappler.com

Togel Singapore Hari Ini