Saksi: Margriet sering menyiksa Engeline
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Menurut saksi mata, Margriet kerap memukul Engeline dengan bambu hingga patah dan mencaci-makinya
JAKARTA, Indonesia – Tiga dari 37 saksi yang diwawancarai Polda Bali mengaku melihat Margriet Christina Megawe kerap menyiksa putri angkatnya, Engeline Margriet Megawe.
“Setiap hari mereka melihat bagaimana Engeline mengalami kekerasan, tapi tidak melaporkannya karena dia menikah (dengan Margriet),” kata Asisten Hukum Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Bali, Yuli Marhaeningsih. CNN IndonesiaJumat 19 Juni 2015.
Petugas P2TP2A lainnya bernama Siti Sapurah mengatakan, Angeline (bukan Angeline seperti yang sering diberitakan media) juga kerap mengalami kekerasan verbal.
“Kalau paling parah, pakai bambu yang dibelah sampai bambu patah,” kata Siti. “Kalau salah sedikit saja, ada kata-kata kasar seperti ‘Aku masih hidup, aku menyuapimu, kamu tidak bisa santai, kamu harus bekerja’.”
Franky, seorang saksi yang bekerja sebagai ayam dan pembantu rumah tangga di rumah Margriet, mengaku sering mengingatkan Margriet agar tidak memukul Engeline.
Kuasa hukum Margriet, Hotma Sitompul, meragukan keterangan para saksi.
“Tanyakan dulu siapa orang (saksi) ini. Apakah kamu merasa terluka atau tidak? “Jangan khawatir, kamu melakukan kesalahan di rumah itu (rumah Margriet) lalu diusir,” kutip Hotma. media.
(BACA: Hilang 3 Minggu, Angeline Ditemukan Meninggal)
Tersangka pembunuhan menuduh Margriet membunuhnya
Dalam pemeriksaan akhir tersangka Agustinus Hamdanai menyatakan Margriet membunuh Engeline. Augustine adalah mantan pelayan di rumah Margriet.
“Pelaku pembunuhan M, tempat kejadian perkara (TKP) ada di kamar M. Dia diminta (M) mengaku,” kata Haposan Sihombing, kuasa hukum Agustinus.
“Dia hanya membantu membungkusnya, mengambil bonekanya, mengangkatnya dan melakukan penguburan. Bu M yang melakukannya dan Agus dijanjikan 200 juta.”
Agustinus awalnya mengaku membunuh Engeline dan melakukannya karena Margriet menjanjikannya uang Rp 2 miliar. Belakangan dia mengaku mengaku dibunuh karena diancam.
Menanggapi hal tersebut, Hotma mengancam akan menggugat pihak yang menyudutkan kliennya tanpa fakta dan data.
“Saya ingatkan kepada para pihak, kalau tidak berdasarkan fakta, maka yang menyudutkan dia adalah pencemaran nama baik. Setiap orang bertanggung jawab secara profesional dan para hakim serta ahli tidak boleh sembarangan berbicara. Kami akan mengadili semua orang,” katanya. — Rappler.com