• November 23, 2024
Warga Kampung Pulo menolak digusur dan bentrok dengan petugas

Warga Kampung Pulo menolak digusur dan bentrok dengan petugas

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Kampung Pulo termasuk dalam 4 wilayah paling rawan banjir di Jakarta.

JAKARTA, Indonesia — Untuk kesekian kalinya, Pemprov DKI Jakarta berniat menggusur warga Kampung Pulo, Jakarta Timur, hari ini, Kamis, 20 Agustus. Persiapan penggusuran pun dilakukan, mulai dari melobi warga hingga memberikan kompensasi.

Menurut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja “Ahok” Purnama, penggusuran kali ini merupakan harga mati. “Yang tidak mau tetap digusur,” ujar AhokRabu 19 Agustus.

Sebelum penggusuran dilakukan, Ahok beberapa kali berupaya membujuk warga Kampung Pulo agar pindah dari tempat yang sering terendam banjir karena letaknya di bantaran Sungai Ciliwung.

Misalnya saja pada 4 Agustus lalu, Ahok menemui perwakilan warga Kampung Pulo yang mewakili 917 kepala keluarga di balai kota. Pertemuan tersebut membahas rencana relokasi. Namun warga tampaknya belum bersatu.

“Ada dua kelompok yang sama-sama mengaku sebagai wakil warga,” ujar Ahok. Beberapa warga meminta pembayaran ganti rugi atas tanah dan bangunan yang akan digusur, karena sebelumnya mereka memperoleh tanah melalui skema jual beli.

Ahok kemudian menawarkan untuk mengubah lahan seluas 1,5 kali lipat menjadi apartemen seluas 150 meter persegi. Jika satu unit rumah susun luasnya 30 meter persegi, maka penghuninya berhak mendapat lima unit rumah susun.

Warga bentrok dengan petugas

Meski dialog telah dilakukan beberapa kali, namun upaya penggusuran tampaknya tidak berjalan mulus. Pasalnya, sebagian warga bersikeras untuk bertahan hidup.

Bentrokan antara petugas Satpol PP dengan warga Kampung Pulo kembali terjadi. Gas air mata ditembakkan petugas. Batu beterbangan dari arah kamp penduduk. Suasana di Kampung Pulo mencekam.

Akibat tabrakan tersebut, warga digegerkan emosi destruktif satu unit alat berat. Kaca unitnya pecah, mesinnya terbakar sehingga tidak bisa digunakan lagi.

Alat berat jenis becho itu berada di pinggir kali yang akan digunakan untuk membongkar bangunan di Kampung Pulo.

Hingga berita ini diturunkan, upaya penggusuran masih terus dilakukan.

Banjir melanda kota

Jika melihat catatan kejadian, warga Kampung Pulo kerap dilanda banjir.

Banjir yang menggenangi desa mereka bisa mencapai 3-8 meter. Namun warga mengaku belum menyerah.

“Oh, itu banjir ya Aku sudah terbiasa, aku tidak terkejut,” kata Asep Syaifuddin yang rumahnya berjarak kurang dari 10 meter dari tepian Sungai Ciliwung.

Ketua RW 2 Kamaluddin membenarkan pernyataan Asep. Menurut Kamal, warga baru mau mengungsi jika ketinggian banjir mencapai 8 meter. Artinya banjir sudah mencapai atap.

Kepala Balai Besar Kawasan Sungai Ciliwung Cisadane, Teuku Iskandar mengatakan, warga Kampung Pulo terpaksa pindah karena lokasinya berada di bantaran sungai dan masuk ke dalam satu sungai. dari 4 daerah rawan banjir di Jakarta bersama Kalibata, Rawajati dan sekitar Cipulir.

Lantas mampukah pemerintah meyakinkan warga untuk pindah? —Rappler.com

BACA JUGA:

slot online gratis