• September 25, 2024

Bungkus Indonesia: 29 Januari 2015

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Indonesia akan mengeksekusi lebih banyak narapidana narkoba asing, Jakarta akan memasang lebih banyak CCTV dan menggunakan penembak jitu untuk meningkatkan keamanan, jenazah korban kecelakaan AirAsia ditemukan di Sulawesi Barat, dan banyak lagi

JAKARTA, Indonesia – Eksekusi mati terhadap lebih banyak narapidana narkoba dan respon Jakarta terhadap pernyataan kota yang tidak aman membawa kita pada rangkaian cerita Indonesia hari ini.

1. Indonesia siap mengeksekusi lebih banyak orang asing setelah menolak grasi

Indonesia sedang mempersiapkan putaran eksekusi berikutnya tahun ini: 4 warga negara Indonesia dan 7 orang asing, termasuk dua pemimpin geng penyelundup narkoba “Bali Nine” Australia, seorang kurir narkoba Filipina, dan warga negara Perancis, Ghana, Cordova, Brasil. Ada laporan bahwa eksekusi bisa dilakukan paling cepat bulan depan, meskipun ada kritik internasional yang diterima Indonesia karena terus menerapkan hukuman mati. Australia telah berulang kali mengajukan permohonan untuk menyelamatkan nyawa para pemimpin Bali Nine, sementara hubungan dengan Brasil sudah tegang menyusul eksekusi salah satu warga negaranya awal bulan ini.

2. Jakarta dianggap tidak aman? Gubernur Ahok akan pasang lebih banyak CCTV, gunakan penembak jitu

Menanggapi laporan Indeks Kota Aman 2015 dari Economist Intelligence Unit (EIU), yang mengurutkan tingkat keamanan ibu kota Indonesia di antara 50 kota, Gubernur Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama mengatakan pada hari Rabu 28 Januari bahwa ia berencana untuk meningkatkan tingkat keamanan kota. banyaknya kamera CCTV yang memantau jalanan dan menggunakan penembak jitu. “Kami sudah memasang CCTV. Kami menyumbangkan lebih dari 300 sepeda motor kepada brigade infanteri, termasuk kepada oolice. Kami akan memantau setiap sudut dengan penembak jitu yang terampil. (Jika mereka bertindak) mencurigakan dan bersenjata, kami akan mengambil tindakan,” katanya Detik.com. Indeks Kota Aman menilai kota tidak hanya berdasarkan keselamatan pribadi dan kejahatan, namun juga dalam hal kesehatan, infrastruktur, dan keamanan digital. Baca laporan Rappler tentang hal itu.

3. Jenazah korban kecelakaan AirAsia ditemukan di Sulawesi Barat

Nelayan rupanya menemukan puing-puing dan dua tubuh korban AirAsia penerbangan QZ8501 di perairan Majene, Sulawesi Barat, provinsi yang terletak lebih dari seribu kilometer melalui laut dari lokasi jatuhnya pesawat. Salah satu jenazah diidentifikasi sebagai Syaiful Rakhmad, teknisi pesawat. Militer Indonesia telah menghentikan upaya untuk menemukan puing-puing pesawat, namun badan pencarian dan penyelamatan berencana untuk mencari lebih banyak jenazah selama seminggu ke depan. Pihak berwenang berharap sebagian besar penumpang dan awak pesawat berada di dalam badan pesawat, namun setelah beberapa hari pencarian, mereka mengatakan tidak ada lagi jenazah yang ditemukan. “Mereka mungkin berada di dasar laut, atau tersapu gelombang dan arus,” kata SB Supriyadi, pejabat badan pencarian dan penyelamatan, kepada AFP.

Sementara itu, kepala penyelidik Indonesia mengatakan pada hari Kamis bahwa first officer pesawat Prancis, Remi Plesel, mengendalikan pesawat sesaat sebelum kecelakaan terjadi. Reuters dilaporkan.

4. Tim Independen ke Jokowi: Seharusnya Budi Gunawan Tak Jadi Kapolri

Komisaris  Umum  Budi Gunawan terlihat di sini dalam file foto bulan Desember 2012. Foto oleh Sulekti/Tempo

Tim yang disebut Tim 9 ahli hukum dan perwakilan dari kepolisian dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membutuhkan waktu kurang dari 3 hari untuk menghasilkan rekomendasi kepada Presiden Joko “Jokowi” Widodo: Tersangka korupsi Komisaris. Jenderal Budi Gunawan seharusnya tidak menjadi kepala polisi Indonesia berikutnya. Faktanya, mereka mengatakan pada hari Rabu bahwa presiden ditekan oleh pihak-pihak tertentu untuk mengangkat Budi, yang merupakan ajudan pelindung politik presiden, Ketua Umum PDI-P Megawati Sukarnoputri. Tim informal tersebut dibentuk oleh Jokowi pada Minggu malam untuk memberikan nasihat kepadanya mengenai konflik yang semakin meningkat antara polisi dan pejabat antikorupsi, namun pihak istana sejauh ini belum menindaklanjuti rekomendasi tersebut. Baca cerita selengkapnya dalam Bahasa Indonesia di Rappler.

5. Tunggu, presiden tidak punya akun media sosial resmi?

Bukan, yang terverifikasi Facebook Dan Twitter Akun Jokowi yang diikuti jutaan orang tidaklah resmi, menurut Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto. Ini sebelumnya dibuat dan digunakan secara luas selama kampanye, namun tidak diserahkan ke kantor presiden oleh relawan yang menjalankannya. Klarifikasi tersebut muncul beberapa hari setelah kalimat aneh berbahasa Jawa diposting di akun Facebook tentang bagaimana kebijaksanaan dan kesabaran mengatasi amarah, di tengah puncak kritik terhadap cara Jokowi menangani konflik polisi-KPK. Baca cerita selengkapnya dalam Bahasa Indonesia di Rappler. – Rappler.com


Result SDY