Jokowi berjanji akan memperkuat KPK
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Jokowi membantah tudingan adanya upaya sengaja untuk melemahkan KPK, namun justru berupaya memperkuat KPK.
JAKARTA, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo membantah tudingan dirinya berupaya melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Saat diwawancarai Radio Elshinta, Selasa, 17 Maret, Jokowi menanggapi tudingan lemahnya penegakan hukum, terutama di bidang pemberantasan korupsi. Padahal, ia justru berupaya memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah menghadapi krisis dalam beberapa bulan terakhir.
“Saya tidak berpikir itu melemah. Benar ada pergantian pimpinan KPK, tapi sekali lagi kita ingin KPK kuat. Saya minta Polri menambah penyidik, kata Jokowi.
“Kami akan mempercepat panitia seleksi pemimpin, sehingga kita bisa memiliki pemimpin yang berintegritas dan mumpuni, baik dalam tindakan maupun pencegahan. Ini membutuhkan waktu.”
Pada tahun 2014, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menindak korupsi izin pertambangan. Hampir 50% telah didisiplinkan dan sekitar 400 izin pertambangan telah dicabut #AkuKPK
— akukpk (@Aku_KPK) 23 Februari 2015
Selain mencari pimpinan baru dan penambahan staf lembaga ini, Jokowi juga merencanakan fokus baru yang akan mulai digarap KPK dalam waktu dekat.
“KPK akan mulai memasuki bidang-bidang yang berkaitan dengan sumber daya alam, khususnya pertambangan dan kehutanan. “Kami masuk karena banyak hal yang perlu diperbaiki, terutama di bidang perizinan,” ujarnya.
“Banyak izin yang tumpang tindih sehingga banyak terjadi perselisihan di daerah. Saya berkeliling daerah itu dan masing-masing ada sekitar 800 kasus.”
Dugaan pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi
Apa yang dicari Menkum HAM dalam kebijakan pemberian grasi dan pembebasan bersyarat kepada narapidana koruptor?
— Endriartono Sutarto (@endriartono) 15 Maret 2015
Jokowi dinilai sengaja melemahkan KPK dengan memasukkan pimpinan baru ke dalam lembaga tersebut.
Plt Ketua KPK Taufiqurrahman Ruki berkali-kali menunjukkan tanda-tanda upaya melemahkan KPK sesaat sejak ia dilantik, salah satunya dengan mengaku ‘kalah’ dalam pengusutan kasus rekening bank gemuk Kombes Budi. Gunawan dan untuk sementara waktu mencegah perkara tersebut dipraperadilan.
(BACA: Ruki dan Dugaan Indikasi Pelemahan KPK)
Tak hanya mencakup para pemimpin yang dinilai kurang memiliki komitmen kuat dalam pemberantasan korupsi, rencana pemerintah memberikan amnesti kepada terpidana koruptor juga menuai kritik.
Pekan lalu, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly menyatakan koruptor berhak mendapat pengurangan hukuman seperti narapidana lainnya. Bagi Yasonna, pidana penjara merupakan salah satu bentuk pembinaan agar jika pelakunya bertobat maka bisa mendapat keringanan. Tidak boleh ada diskriminasi terhadap terpidana korupsi dalam hal ini, kata Yasonna Kompas.com.
Namun, Jokowi berkata sebaliknya.
“Pertanyaan pengampunan untuk korupini masih wacana Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, kalau dari saya tidak perlu diberikan begitu saja pengampunan.”
Jokowi menegaskan sekali lagi bahwa waktu adalah kuncinya. Perbaikan dalam proses penegakan hukum tidak bisa dilakukan dalam semalam.
“Kita perlu memperbaiki sistem rekrutmen. Butuh waktu, tidak seperti memutar tangan, lurus saja. Ini membutuhkan waktu.”
— Rappler.com