Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Kelompok Islam di Kairo menyerukan “Jumat Kemarahan” setelah tindakan keras terhadap pendukung Presiden terpilih terguling Mohamed Morsi menewaskan 578 orang. Juru bicara Ikhwanul Muslimin mengirimkan seruan melalui Twitter, “Demonstrasi anti-kudeta akan dimulai dari semua masjid di Kairo dan menuju ke Ramsis Square setelah salat (Jumat tradisional) di ‘Jumat Kemarahan'”. Seruan tersebut memicu kekhawatiran akan terjadinya kekerasan baru ketika jumlah korban tewas meningkat, menjadikannya hari paling berdarah di Mesir dalam beberapa dekade. Karena negara ini berada dalam keadaan darurat, kementerian dalam negeri telah memerintahkan polisi untuk menggunakan tembakan tajam jika gedung-gedung pemerintah diserang. Kritik internasional terhadap pertumpahan darah mengalir deras. Dewan Keamanan PBB mendesak semua pihak di Mesir untuk “menahan diri semaksimal mungkin”, “menyesalkan hilangnya nyawa” dan menyerukan diakhirinya kekerasan. Presiden Barack Obama memimpin kecaman internasional atas tindakan keras berdarah tersebut, dengan mengumumkan pembatalan latihan militer gabungan AS-Mesir, namun tidak menangguhkan bantuan tahunan Washington sebesar $1,3 miliar kepada Mesir. Amerika Serikat dengan hati-hati menghindari menyebut penggulingan Morsi sebagai kudeta, sebuah sebutan yang mengharuskan Amerika Serikat untuk memotong bantuan.
Pelajari lebih lanjut tentang Rappler.
Baca cerita terkait lainnya: Investigasi PBB, Obama membatalkan latihan AS dan Jumlah korban tewas dalam protes Mesir.