Habitat elang dan lutung terancam akibat kebakaran di Gunung Semeru
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Namun petugas tidak menemukan bangkai hewan di hotspot Gunung Semeru. Hewan buas tersebut diyakini berhasil menyelamatkan diri
LUMAJANG, Indonesia – Tak hanya masyarakat yang menjadi korban kebakaran Gunung Semeru, habitat elang jawa dan lutung jawa rupanya juga terancam terbakar.
Ayu Dewi Utari, Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), mengatakan habitat elang jawa dan lutung jawa di Gunung Semeru (3.676 meter di atas permukaan laut) terjebak dalam kebakaran yang melanda kawasan tersebut.
“Di lokasi kebakaran hutan Semeru terdapat habitat lutung jawa dan elang jawa. Bahkan dikabarkan macan tutul juga hidup di sana, namun hingga saat ini petugas belum menemukan bangkai satwa liar yang dilindungi tersebut, kata Ayu, Sabtu, 24 Oktober.
Ia memperkirakan sejumlah satwa liar masih bisa lolos dari kobaran api karena petugas tidak menemukan bangkai hewan di beberapa lokasi kebakaran yang berhasil dipadamkan petugas.
Ayu berharap kebakaran hutan di kawasan TNBTS yang mencapai 25 hektare tidak mengganggu keberlangsungan hidup satwa liar yang ada di dalamnya, namun tanaman endemik di kawasan itu pasti ikut terbakar.
Petugas terus bergerak cepat untuk memadamkan sejumlah titik api, agar tidak meluas ke tempat lain karena hembusan angin kencang dan vegetasi kering akan menyebabkan api semakin meluas, jelasnya.
Hutan lindung di blok Watu Rejeng di lereng Gunung Semeru terbakar sejak Selasa, 20 Oktober, dan hingga saat ini api belum padam.
Lokasi kebakaran berada di antara tiang pendakian dua dan tiga dengan total hutan terbakar seluas 25 hektare akibat ulah ceroboh para pendaki dengan menyalakan api unggun.
Sementara itu, Panglima Kodam Senduro Kapten Infanteri Abdul Muntholib mengatakan petugas di lapangan kesulitan memadamkan api karena titik tembak berada pada kemiringan hingga 70 derajat.
“Dengan kondisi medan yang cukup sulit, maka kita harus berhati-hati dalam memadamkan api, agar kita tidak menjadi korban dalam upaya pemadaman api Gunung Semeru,” ujarnya.
Upaya pemadaman api dilakukan secara manual dan dengan sekat untuk mengisolasi lahan yang terbakar agar tidak meluas ke area lain. —Antara Report/Rappler.com
BACA JUGA: