• October 6, 2024

Klub-klub ISL mulai berkonsolidasi tanpa PSSI

Dalam jumpa pers Minggu 3 Mei 2015, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tak hanya menghentikan seluruh kompetisi, tapi juga mengeluarkan ancaman: klub mana pun yang berani mengikuti liga di luar PSSI akan dikenakan sanksi.

Tak tanggung-tanggung, ancaman tersebut datang dari orang dekat Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti. Ada sanksi bagi klub yang mencoba keluar dan mengikuti kompetisi lain, kata Hinca Pandjaitan, Wakil Ketua Umum PSSI, seperti dikutip. Pos Jawa.

Rupanya sudah ada orang yang mulai – meminjam istilah Hinca – “mencobanya”. Salah satunya adalah Pusamania Borneo FC. CEO dan General Manager Borneo FC Aidil Fitri bertemu dengan perwakilan Menpora Imam Nahrawi, Senin 4 Mei, di Gedung Kemenpora Jakarta. Aidil menemui mereka karena kecewa dengan manuver PSSI yang menghentikan kompetisi secara tiba-tiba.

Padahal, kata Aidil, PSSI dan 17 klub peserta Liga Super Indonesia (ISL) lainnya awalnya hanya sepakat untuk menghentikannya selama sebulan karena situasi yang tidak terduga. PSSI rupanya memutarbalikkan kesepakatan saat konferensi pers.

“Saat dibahas sangat kuat, kami setuju karena masih mengkaji keputusan Menpora mengenai skorsing tersebut. untuk kita, sangat kuat tidak sampai menghentikan kompetisi sama sekali. Hanya sebulan. “Jujur saya tidak tahu kompetisinya dihentikan,” kata Aidil.

Usai bertemu dengan perwakilan Menpora, Aidil ingin agar kompetisi tersebut segera digelar. Mereka bersedia jika berarti harus mengikuti kompetisi di bawah Kementerian Pemuda dan Olahraga. Pasalnya, absennya pertandingan membuat kas klub terkoyak. Biaya operasional masih harus dibayar selama tiket pertandingan dan sponsor belum masuk.

“Kami harus menemukan cara untuk menghindari kerugian. “Satu-satunya jalan adalah kompetisi tetap dilanjutkan,” kata Aidil.

Diakui Aidil, Kalimantan merugi hingga Rp 15 miliar. Ini termasuk dana yang sudah dikeluarkan dan calon sponsor yang masuk. Namun semuanya menguap setelah PSSI menghentikan proses verifikasi yang dilakukan pemerintah. Padahal, verifikasi itu dilakukan untuk memperbaiki manajemen klub.

Aidil mencoba menjadikan alasan kerugian ekonomi sebagai “senjata” untuk menekan penanggung jawab olahraga nasional. Meski demikian, pihak klub juga tidak memungkiri ego manajemen PSSI yang cukup tinggi hingga tak bisa mencari solusi untuk memastikan kompetisi tetap berjalan.

Karena itulah dia tertarik saat mendengar tawaran Menpora agar kompetisi bisa dilanjutkan dengan jaminan transparansi dalam urusan komersial. Dia menyadari bahwa sepak bola profesional adalah soal bisnis. Aidil tak ingin Kalimantan terjebak dalam “perang” antara pemerintah dan PSSI.

“Kami hanya ingin ada jaminan kompetisi bisa terus berlanjut. Jika ada perang, berperanglah sendirian. “Klub hanya ingin bersaing,” katanya.

Persib akan mengumpulkan 18 klub

Keberanian, seperti rasa takut, menular. Keberanian Kalimantan diikuti Persib Bandung.

Alasan kekecewaan mereka pun sama: keputusan PSSI menghentikan kompetisi karena sangat kuat membuat mereka bingung. Padahal, seharusnya masih ada solusi yang bisa diambil.

“Sebelum mengambil keputusan, Anda harus berbicara dengan klub terlebih dahulu. Begini, apa saja manfaatnya, dan berapa banyak klub yang setuju. “Harusnya begitu, jangan asal muasal, mereka sudah dipercaya oleh kita,” kata Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar. Simamaung.com.

Keberanian Persib semakin melangkah maju. Mereka bersiap mengumpulkan 18 klub untuk membahas masa depan sepak bola Indonesia. Pertemuan harus steril dari “agen” PSSI dan Kemenpora. Tujuannya agar sikap klub bisa melihat dengan jelas keadaan sebenarnya.

“Kalau mau bicara jangan ada pihak kedua atau ketiga. 18 klub berkumpul di satu tempat. Kalau mau netral bisa ke Bandung. Jadi tidak ditangguhkan dan murni antar klub. “Tidak, tidak ada konflik atau perdebatan,” ujarnya.

Rencananya pertemuan akan digelar pada Rabu, 6 Mei di Bandung.

La Nyalla : Mereka tidak menemuiku

Menpora Imam Nahrawi terus memberikan kesempatan kepada operator ISL PT Liga Indonesia (LI) untuk kembali memutar roda permainan. Nahrawi memberi tenggat waktu tegas: ISL harus digelar pada 9 Mei 2015.

“Kompetisi harus segera digelar karena itu yang diminta klub-klub,” tegasnya.

Tentang alasan sangat kuat, Imam hanya menjawab sambil tersenyum. Dia mempertimbangkan sangat kuat merupakan kondisi yang luar biasa seperti bencana alam.

“Di mana sangat kuat-miliknya? Apakah ini Nepal? Sangat kuat “Itu adalah sesuatu yang orang tidak mungkin bisa tangani,” katanya.

Lantas bagaimana tanggapan Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti? Aa masih yakin 18 klub ISL masih kokoh di sisinya. Mereka tetap setia saat bertemu di Hotel Sultan, Jakarta, 26 April 2015.

“Itu hanya riak kecil. Mereka belum bertemu langsung denganku. “Kalau ketemu saya, (mereka) berubah 180 derajat,” ujarnya kepada wartawan melalui pesan singkat.—Rappler.com

Mahmud Alexander adalah jurnalis olahraga yang tinggal di Jakarta. Dia fokus pada liputan sepak bola dan bulu tangkis. Di sela-sela tugas jurnalistiknya, ia bekerja sebagai penulis lepas dengan tema olahraga dan budaya.

slot demo pragmatic