• November 23, 2024
TIMELINE: Kasus pembunuhan Salim Kancil

TIMELINE: Kasus pembunuhan Salim Kancil

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Kepala Desa Selok Awar-Awar Haryono ditetapkan sebagai tersangka

JAKARTA, Indonesia (UPDATED)—Salim Kancil tewas di tangan puluhan orang yang menganiayanya secara brutal di Balai Desa Desa Selok Awar-Awar dan pemakaman umum setempat, Sabtu, 26 September.

Bagaimana kasus warga yang menolak penambangan pasir ilegal yang diduga dilakukan oleh tim sukses kepala desa? Berikut kronologi perjalanan Salim, mulai dari protes penambangan liar hingga pemukulan hingga tewas.

2014

Penolakan tambang pasir yang diduga dijalankan Tim 12, mantan tim sukses Kepala Desa Selok Awar-Awar Haryono B, terjadi setahun lalu. Warga memandang penambangan pasir sebagai perusakan pertanian mereka, selain merusak ekosistem setempat.

Tambang pasir tersebut tepatnya berada di Watu Pcak, Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

8-9 September 2015

Dalam kurun waktu tersebut, warga mengaku menerima pesan ancaman yang diduga dari Tim 12. Isi ancamannya antara lain meminta warga berhenti melakukan protes terhadap penambangan liar.

10 September 2015

Warga melaporkan pesan ancaman tersebut ke Polsek Pasirian, yang kemudian meneruskannya ke Polres Lumajang.

Isi ancaman tersebut terkait dengan aksi warga yang menentang penambangan pasir di Watu Pcak, Desa Selok Awar-Awar. Aksi protes warga ini sudah berlangsung sejak setahun lalu.

26 September 2015

Salim Kancil menggendong cucunya yang berusia 5 tahun pada Sabtu 26 September. Sekelompok orang datang dan menyerangnya di depan rumahnya.

Beruntung ia masih sempat menyelamatkan cucunya di rumahnya di Kecamatan Pasirian, Desa Selok Awar-Awar, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Mereka kemudian menyeret Salim dengan tali yang digunakan untuk menggiring sapi ke Balai Desa Selok Awar-Awar, tempat Haryono biasa berkantor.

Mereka dengan leluasa menyeret jenazah Salim ke dalam kantor Haryono. Suasana tenang, karena pada hari Sabtu para karyawan libur.

Mereka kemudian membaringkan tubuh Salim untuk disetrum. Upaya pembunuhan Salim dengan sengatan listrik diduga disaksikan oleh anak-anak PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang kebetulan sedang mengadakan kelas di samping Balai Desa.

Bahkan anak kecil pun takut. Guru tersebut langsung memecat sekolah PAUD tersebut.

Salim akhirnya meninggal setelah disiksa dengan berbagai cara di Balai Desa dan di pemakaman umum.

Malam itu juga, Kapolres Lumajang, Wakil Komisaris Besar Fadly Munzir Ismail, mengatakan pihaknya menangkap 10 orang yang diduga berperan dalam pembunuhan Salim alias Kancil, 52 tahun.

27 September 2015

Kapolres Lumajang, AKBP Faddly Munzir Ismail mengatakan jumlah orang yang ditangkap bertambah menjadi 17 orang, yang diyakini terlibat dalam pembunuhan aktivis petani tersebut.

29 September 2015

Presiden Joko “Jokowi” Widodo memerintahkan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Badrodin Haiti mengusut tuntas soal meninggalnya Salim alias Kancil. Kapolri berkata: “Ya, sudah diselidiki.”

1 Oktober 2015

Kapolres Lumajang Kombes Fadli Munzir Ismail mengatakan, dia menetapkan Kepala Desa Selok Awar-Awar, Haryono, sebagai tersangka pembunuhan Salim.

“Kami menangkapnya karena memberikan fasilitas penganiayaan,” kata Fadly. —Rappler.com

BACA JUGA

agen sbobet