• November 25, 2024
Seri Pidato Pemimpin ASEAN ke-8: Pemimpin Perempuan ASEAN

Seri Pidato Pemimpin ASEAN ke-8: Pemimpin Perempuan ASEAN

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Sandy Sanchez-Montano, Penerima Penghargaan Pemimpin Wanita ASEAN pertama, terlihat pada rangkaian pidato Pemimpin ASEAN ke-8 bertajuk ‘The ASEAN Woman Leader’

Demikian siaran pers dari Asian Institute of Management.

Indeks Pembangunan Gender tahun 2013 mengungkap fakta mencengangkan: Filipina mendapat nilai tertinggi di kawasan ASEAN. Selain itu, beberapa pemimpin perempuan ASEAN membintangi Forbes’ Asia Power Businesswomen 2015 yang baru-baru ini dirilis, dan tiga pengusaha Filipina masuk dalam daftar tersebut. Bertepatan dengan Bulan Perempuan Internasional, peristiwa-peristiwa ini membuat para pengamat global merasa bahwa pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender mulai terbentuk.

Oleh karena itu, Asian Institute of Management (AIM) Proyek ASEAN 2015 menampilkan seorang pemimpin yang memberikan contoh pentingnya perempuan tidak hanya di tempat kerja tetapi juga di masyarakat. Itu 8st Seri ASEAN Leaderspeak bertajuk “The ASEAN Woman Leader” tanggal 02 Maret 2015 yang lalu Ny. Sandy Sanchez-Montano, Penghargaan Pemimpin Wanita ASEAN yang pertama diberikan oleh ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) pada bulan November 2014 pada acara ASEAN Business Awards yang diadakan di Nay Pyi Taw, Myanmar. Dia saat ini menjabat Wakil Presiden Layanan Kesehatan Masyarakat, Pendidikan, Tanggap Darurat (CHEERS).

Dalam pidatonya, ia menceritakan kepada hadirin bagaimana pengalamannya sebagai penyintas gempa bumi Luzon tahun 1990 memotivasinya untuk membuat perbedaan dalam kehidupan masyarakat dengan mendidik mereka tentang cara bertahan hidup pada saat terjadi bencana. Hal ini mengilhaminya untuk mendirikan CHEERS yang dimulai sebagai sebuah tim kecil yang terdiri dari individu-individu inti yang bekerja sama untuk membantu masyarakat Filipina yang terkena bencana, kini telah berkembang menjadi perusahaan sosial yang sukses yang telah mampu melatih 35.000 individu di seluruh negara, untuk memberi makan dan memberikan sertifikasi.

Pada bagian terakhir program ia bergabung dengan profesor Nieves Confesor dari AIM, dan berdiskusi dengan dr. Marita Reyes dari Komisi Perempuan Filipina (PCW) dan Ms. Catherine Maceda dari Dewan Penasihat Bisnis ASEAN di mana mereka merefleksikan penciptaan lingkungan yang responsif gender untuk pemberdayaan perempuan. Dalam sesi ini, disebutkan bahwa negara ini menduduki peringkat pertama dalam Indeks Risiko Global, dan perempuan jelas lebih rentan terhadap bahaya alam. Diskusi tersebut menyerukan pendekatan yang lebih proaktif (daripada reaktif) terhadap ketahanan bencana. Memastikan lingkungan yang mendukung, termasuk infrastruktur dan pembiayaan yang tepat, diperlukan agar lebih responsif terhadap isu-isu global. Pada akhirnya, diharapkan bahwa kasus CHEERS tidak hanya sekedar pengakuan dan dapat direplikasi di seluruh kawasan.

Acara ini diselenggarakan sebagai bagian dari 10 bagian rangkaian ASEAN Leaderspeak dari proyek AIM ASEAN 2015 untuk menyebarkan kesadaran tentang integrasi ekonomi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada akhir tahun 2015. Rangkaian Leaderspeak adalah platform untuk berdiskusi dan bertukar ide-ide inovatif tentang ASEAN secara keseluruhan dan memiliki pemikiran para pemimpin seperti Ketua Hakim Maria Lourdes PA Sereno, Mr. Ronaldo del Carmen dari Pixar dan Presiden Fidel V. Ramos tampil sepanjang kursus.

Forum ini diadakan di Asian Institute of Management dan dihadiri oleh para mahasiswa, komunitas AIM dan individu baik dari sektor publik maupun swasta. – Rappler.com

Data SGP