• October 7, 2024
Jokowi meminta pembahasan APBN-P 2015 dimulai pada November

Jokowi meminta pembahasan APBN-P 2015 dimulai pada November

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Jokowi ingin 30 persen programnya terealisasi pada Januari 2015

JAKARTA, Indonesia – Mengingat pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 hampir rampung di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Presiden terpilih Joko “Jokowi” Widodo akan meminta DPR membahas perubahan APBN ( APBN-P) untuk menampung program-program pemerintah yang direncanakan oleh tim transisi.

Salah satu deputi tim transisi, Andi Widjajanto mengungkapkan, Jokowi berencana mengajukan permintaan ke DPR untuk mempercepat pembahasan APBN-P saat pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober mendatang. Pada tahun-tahun sebelumnya, pembahasan APBN-B dimulai pada tahun berikutnya.

“Kami tetap bertekad karena targetnya 30 persen dari rencana Jokowi-JK (Jusuf Kalla) yang akan dilaksanakan Januari nanti,” ujarnya usai pertemuan dengan Ketua Menko Perekonomian Tanjung di kantornya di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu. (10/9).

Salah satu program andalan Jokowi adalah Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. Saat kampanye, Jokowi kerap mengatakan ingin segera tancap gas dengan program prioritasnya begitu dilantik sebagai presiden.

Menurut Wakil Tim Transisi APBN Hasto Kristiyanto, Jokowi akan mencoba memulai pembahasan APBN-P 2015 pada November atau Desember.

Sementara itu, Ketua Tanjung mengusulkan percepatan pembahasan ABPN-P 2015 dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR dalam rapat di Gedung DPR, Selasa (9/9) malam.

“Kami dan Banggar menjajaki kemungkinan percepatan pembahasan APBN-P 2015 yang sebelumnya direncanakan Januari 2015. Sebaiknya pembahasannya sebelum Januari tapi setelah 20 Oktober,” ujarnya.

Selain itu, ia juga akan memerintahkan fraksi-fraksi di DPR untuk memperjuangkan anggaran presiden terpilih masuk dalam APBN-P 2015.

Menurut dia, program-program Jokowi tidak terakomodasi dalam RAPBN 2015 karena yang menyusun RAPBN 2015 adalah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sedangkan yang melaksanakannya adalah pemerintahan Jokowi mendatang.

“Sebagus apa pun kami, kami tidak tahu (semua) yang ingin dilakukan oleh pemerintah yang akan datang. Makanya kami membuka baseline (dalam RAPBN 2015) agar bisa memasukkan program-program yang menjadi visi dan misi Jokowi-JK, kata Chairul. —Rappler.com

lagutogel