Bank Dunia, yang dikritik oleh Jokowi, menawarkan $11 miliar untuk Indonesia
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Bank Dunia memberikan dukungan sebesar 11 miliar dolar AS atau Rp. 144,1 triliun, untuk pendanaan baru 3-4 tahun.
JAKARTA, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo yang bulan lalu mengkritik lembaga keuangan dunia menerima kunjungan Presiden Bank Dunia Jim Yong-kim dan delegasinya di Istana Negara pada Rabu, 20 Mei.
Dalam kunjungannya ke Indonesia, Bank Dunia menawarkan dukungan hingga 11 miliar dolar AS atau setara Rp 144,1 triliun untuk pendanaan baru selama tiga hingga empat tahun ke depan.
“Kami ingin berbagi pengetahuan global dan keahlian teknis kami di berbagai sektor, seperti energi, kesehatan, pendidikan, ekonomi maritim, dengan Indonesia melalui layanan masyarakat lokal,” kata Kim dalam siaran persnya.
Presiden Jokowi menerima delegasi Presiden Bank Dunia (20/5) di Istana, Jakarta. pic.twitter.com/BeiCnmBQu5
— Sekretariat Kabinet (@setkabgoid) 20 Mei 2015
Kim memuji pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh rata-rata 6% selama 10 tahun terakhir. Ia juga menyampaikan bahwa Indonesia sejauh ini berhasil menurunkan angka kemiskinan ekstrem hingga 11,3% dalam 15 tahun terakhir.
Hal ini, kata Kim, sejalan dengan misi Bank Dunia untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem pada tahun 2030.
“Kami ingin memudahkan negara-negara anggota untuk memanfaatkan keunggulan yang kami miliki: pengalaman kami yang luas di bidang pembangunan, dikombinasikan dengan dukungan keuangan jangka panjang,” katanya.
Dari rencana pendanaan sebesar $11 miliar, $8 miliar akan berasal dari Bank Dunia (Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan atau IBRD) dan $3 miliar dari International Finance Corporation (IFC) dan Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA).
Saya senang bisa melakukan kunjungan pertama saya ke Indonesia, yang telah memberikan banyak kemajuan dalam pengentasan kemiskinan—lebih dari separuh angka kemiskinan pada tahun 1999.
– Jim Yong Kim (@JimKim_WBG) 20 Mei 2015
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi didampingi Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dan Sekretaris Kabinet Andi Widjojanto.
Menurut Bambang, ada tiga poin utama yang dibahas.
“Kami fokus pada tiga bidang. “Pertama, kesehatan khususnya ibu melahirkan dan gizi balita,” kata Bambang dikutip oleh media.
Kedua, tambahnya, iklim usaha di Indonesia semakin membaik dan ketiga, terkait dengan perkembangan pariwisata Tanah Air.
Sebelumnya, pada KTT Asia-Afrika April lalu, Jokowi mengkritik lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), dan Bank Pembangunan Asia (ADB). Jokowi menilai ketiga lembaga tersebut tidak memberikan solusi terhadap permasalahan perekonomian global.
“Pandangan yang mengatakan permasalahan ekonomi dunia hanya bisa diselesaikan oleh Bank Dunia, IMF dan ADB adalah pandangan yang sudah ketinggalan zaman dan harus ditolak.” kata Jokowi dalam pidatonya22 April 2015, di Jakarta.
Saya pergi dengan perasaan terinspirasi oleh pertemuan saya dengan @jokowi_do2. Hubungan penting kami dengan #Indonesia hanya akan menguat. pic.twitter.com/Em3BASGDYW
– Jim Yong Kim (@JimKim_WBG) 20 Mei 2015
Menurutnya, pengelolaan perekonomian dunia tidak bisa hanya diserahkan kepada ketiga lembaga keuangan di atas, namun negara-negara Asia dan Afrika harus turut serta membangun tatanan perekonomian dunia baru.
“Kami bersikeras melakukan reformasi arsitektur keuangan global untuk menghilangkan dominasi sekelompok negara terhadap negara lain. “Saat ini dunia membutuhkan kepemimpinan global kolektif yang dilakukan secara adil dan bertanggung jawab,” ujarnya.
Kantor Bank Dunia di Jakarta merupakan kantor perwakilan pertama di luar Washington DC dan masih menjadi kantor perwakilan terbesar. —Rappler.com