• November 23, 2024

Gitaris Black Sabbath menyurati Jokowi untuk menghentikan hukuman mati

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Black Sabbath, Napalm Death, Temper Trap Minta Jokowi Tak Hukum Mati Narapidana Narkoba Australia Andrew Chan dan Myuran Sukumaran

JAKARTA, Indonesia – Gitaris dan penulis lagu band rock legendaris Black Sabbath, Tony Iommi, menulis surat kepada Presiden Joko “Jokowi” Widodo tentang eksekusi narapidana narkoba.

Iommi yang mengaku menyaksikan langsung kebrutalan narkoba dalam hidupnya, meminta agar Jokowi memaafkan pimpinan sindikat narkoba Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Ia mengetahui betul dampak narkoba terhadap orang-orang disekitarnya dan keluarga penggunanya. Itu sebabnya dia berani menulis surat ke Jokowi.

“Sistem pemasyarakatan Indonesia berhasil mengubah Andrew dan Myuran. Saya mohon Anda memperhatikan perubahan mereka sebagai pengampunan,” tulis Iommi dalam suratnya.

Berdasarkan Rata-rata Australiasurat tersebut diterjemahkan dan diserahkan langsung oleh perwakilan pemerintah Australia kepada Jokowi, Rabu 4 Maret 2015.

Seperti diketahui, Jokowi merupakan salah satu penggemar musik metal. Ia pernah menghadiri konser Metallica di Jakarta dan diberi hadiah berupa bass dari pemain bass band tersebut.

Namun, untuk alasan mencegah korupsi, bassnya harus dilelang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Pada kampanye pemilu tahun lalu, Jokowi mendapat dukungan dari musisi internasional seperti rocker veteran Sting dan musisi yang peduli isu hak asasi manusia Jason Mraz.

Saat Jokowi dinobatkan sebagai presiden ketujuh RI, ucapan selamat pun mengalir dari pentolan band metal asal Amerika Serikat tersebut, domba Tuhan.

Bahkan berita kemenangan Jokowi diliput di website Palu logam. Judul Berita: Bocah metal menang pemilu presiden indonesia.

Kini, setelah menjabat, para musisi tersebut pun berharap agar Jokowi memberikan belas kasihan kepada terpidana mati.

“Mereka adalah orang-orang yang direformasi dan memberikan perubahan positif terhadap kehidupan sesama tahanan. “Bahwa mereka telah banyak berubah merupakan nilai tambah yang nyata bagi pemerintah Indonesia,” kata Iommi dalam suratnya.

“Untuk itu saya meminta Anda menghentikan eksekusi terhadap Andrew dan Myuran,” tutupnya.

Iommi juga berharap Jokowi mengurangi hukuman Chan dan Sukumaran menjadi penjara seumur hidup.

Napalm Death, Temper Trap Minta Jokowi Hentikan Hukuman Mati.

Banyak surat untuk Jokowi

Surat Tony Iommi bukanlah yang pertama diterima Jokowi. Hal serupa juga diungkapkan Dougy Mandagi, penyanyi band asal Australia, Temper Trap, lewat akun Facebooknya.

“Sebagai warga Australia berlatar belakang Indonesia, saya sungguh malu dengan desakan presiden Indonesia yang menerapkan hukuman mati demi mendapatkan popularitas,” tulis Dougy, yang merupakan keturunan Indonesia.

“Tolong Pak Presiden, kami mohon. Setelah selesai, tidak ada jalan untuk kembali. “Jangan biarkan ini menjadi warisanmu,” lanjutnya.

Januari lalu, penyanyi grup Napalm Death, Mark “Barney” Greenway, juga mengirimkan surat serupa ke Jokowi.

“Sebagai penggemar band Napalm Death, Anda harus menghargai lirik kami dan tantangan ideologis terhadap rantai kekerasan yang tidak terputus di dunia, baik yang dilakukan oleh negara maupun individu. Jika hal ini tidak berubah, saya yakin kita tidak akan maju sebagai sebuah bangsa.” Greenway menulis dalam suratnya.

Jokowi berulang kali difoto mengenakan kaos Napalm Death di situs berita dan musik metal.

Selain musisi kenamaan luar negeri, Jokowi juga diminta segera menghentikan hukuman mati oleh sejumlah organisasi kemanusiaan di dunia. Petisi dapat dibaca di sini.

Tercatat pada 3 Maret lalu, ada 43 negara yang menandatangani surat terbuka kepada Presiden Jokowi. Mereka meminta pemerintahan Jokowi mematuhi Komite Hak Asasi Manusia PBB (UN HRC) yang menghentikan segala bentuk hukuman mati. —Rappler.com


Data SGP