• October 2, 2024

SC menetapkan argumen lisan tentang DAP

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Mahkamah Agung tidak menghentikan sementara pelaksanaan program kontroversial tersebut, yang menyelaraskan kembali item-item dalam anggaran tanpa persetujuan Kongres

MANILA, Filipina – Mahkamah Agung belum memberikan perintah penahanan sementara terhadap pelaksanaan Program Percepatan Pencairan Dana (DAP) yang kontroversial oleh lembaga eksekutif.

Sebaliknya, pengadilan memerintahkan pemerintah untuk mengomentari petisi yang mempertanyakan konstitusionalitas program tersebut dalam waktu 10 hari.

“Petisi DAP akan ditangani secara terpisah dari kasus PDAF,” kata Te, mengacu pada petisi mengenai sistem tong babi atau Dana Bantuan Pembangunan Prioritas (PDAF), yang argumen lisannya akan disidangkan pada Selasa 8 Oktober.

Theodore Te, juru bicara Pengadilan Tinggi, mengatakan dalam sesi informasi bahwa pengadilan akan mendengarkan argumen lisan mengenai DAP pada 22 Oktober pukul 14.00.

Terdapat 3 petisi yang kini terkonsolidasi, mempertanyakan legalitas program percepatan belanja pemerintah.

Pemohon adalah mantan anggota DPR Iloilo. Augusto Syjuco dan Manuelito Luna. Responden yang disebutkan adalah Presiden Senat Franklin Drilon, Sekretaris Anggaran Florence Abad, dan Sekretaris Eksekutif Paquito Ochoa Jr.

DAP mendapat kecaman setelah konstitusionalisme mempertanyakan legalitasnya. Tokoh-tokoh seperti Senator Miriam Defensor Santiago, mantan Senator Joker Arroyo, perancang konstitusi Pastor Joaquin Bernas Jr, dan mantan Menteri Anggaran Benjamin Diokno mengatakan bahwa DAP adalah “ciptaan” lembaga eksekutif dan tidak memiliki dasar hukum.

Konstitusi menetapkan bahwa anggaran pemerintah harus berasal dari Kongres; Presiden diberi wewenang untuk menyelaraskan kembali penghematan dari program yang dilaksanakan.

DAP memicu kontroversi setelah departemen anggaran mengakui bahwa dana tersebut dialokasikan kepada anggota parlemen – yang seolah-olah bertujuan untuk mengatasi pertumbuhan ekonomi yang lambat, namun para kritikus menafsirkannya sebagai suap.

Senator Jinggoy Estrada mengatakan dalam pidato istimewanya bahwa para senator yang memilih untuk menghukum mantan Ketua Hakim Renato Corona masing-masing mendapat P50 juta setelah sidang pemakzulan.

Presiden Senat Franklin Drilon mengaku mendapat P100 juta, sedangkan Ketua DPR Feliciano Belmonte Jr mengatakan anggota kongres mendapat masing-masing P10 juta, setelah pemakzulan Corona.

Departemen anggaran mengatakan jumlah tersebut berasal dari DAP, namun “bukan suap”. – Rappler.com

Togel SDY