Sinyal darurat membutuhkan penyerang murni
- keren989
- 0
Manchester United belum pernah kalah dalam tiga pertandingan Liga Inggris musim ini. Namun produktivitas gol mereka terus menurun.
MANCHESTER, Inggris – Masalah terbesar Manchester United mulai terlihat di awal kemunculannya pada Liga Inggris musim 2015-2016. Setelah dua kemenangan tipis 1-0 melawan Tottenham Hotspur dan Aston Villa, United terhenti di laga ketiga, Minggu 23 Agustus, melawan Newcastle United.
Laga yang digelar di Old Trafford, kandang United, berakhir tanpa gol.
Man United 0-0 Newcastle FT: Tendangan: 20-7 Penguasaan Bola: 62%-38% Peluang Tercipta: 15-6 Akurasi Tendangan: 89%-73% pic.twitter.com/mKpyccltr4
— Sepak Bola Squawka (@Squawka) 22 Agustus 2015
Situasi ini tidak mengherankan. Pasalnya, sebelum musim dimulai pada 8 Agustus mendatang, tim berjuluk Setan Merah itu disebut-sebut perlu meningkatkan daya serangnya. Pembelian mereka pada bursa transfer musim panas 2015 memang benar. Mereka memperkuat barisan tengah dan belakang.
Namun tanpa striker baru, ketajaman di lini depan tidak ada.
Manajer United Louis van Gaal hanya mengandalkan Wayne Rooney untuk mencetak gol. Penyerang Pemain United lainnya, Javier Hernandez, bukanlah pemain setingkat Rooney. Alhasil, lini depan United mandul.
Pada laga melawan Newcastle, Rooney hanya mencetak dua tembakan. Itu adalah yang pertama musim ini.
Wayne Rooney mencetak 2 tembakan tepat sasaran dalam pertandingan Premier League untuk pertama kalinya sejak 28 Februari melawan Sunderland. pic.twitter.com/bz23QCHd5b
— Sepak Bola Squawka (@Squawka) 22 Agustus 2015
Pada laga ini, Van Gaal kembali memainkan skema favoritnya 4-2-3-1 dengan Rooney sebagai pemimpin serangan. Ia didukung trio gelandang di belakangnya yakni Juan Mata, Adnan Januzaj, dan Memphis Depay.
Untuk duo gelandang bertahan, Van Gaal memasang Morgan Schneiderlin dan Bastian Schweinsteiger. Ini adalah pertama kalinya Schweinsteiger berperan sebagai starter. Sebelumnya ia harus berbaris bersama Michael Carrick yang dimainkan sejak menit pertama.
Hingga babak pertama berakhir, belum ada gol yang tercipta. Faktanya, United mendominasi permainan dengan penguasaan bola hingga 59 persen.
Man United 0-0 Newcastle HT: Tendangan: 9-6 Penguasaan Bola: 57%-43% Peluang Tercipta: 8-5 Akurasi Tendangan: 88%-76% pic.twitter.com/2IMi8D68Vc
— Sepak Bola Squawka (@Squawka) 22 Agustus 2015
Pada menit ke-67, Van Gaal memasukkan Chicharito—nama Javier Hernandez—untuk mendampingi Rooney di lini depan. Namun keduanya tidak kompatibel. Rooney tak mendapat banyak dukungan dari Chicharito. Baik Chicharito maupun Mata tidak mampu merespons kecepatan dan visi Rooney.
Rooney kesulitan tetapi tidak membantu dengan bermain dengan Mata, yang terlalu lambat dan tidak efektif. Rooney membutuhkan kecepatan di sekelilingnya.
— Mark Ogden (@MOgdenTelegraph) 22 Agustus 2015
Tetapi Pak Van Gaal rupanya tak terlalu khawatir dengan situasi ini. Padahal menurutnya para pemain bermain fantastis. “Kami puas dengan performa pemain meski hasilnya kurang menyenangkan. Kami menciptakan banyak peluang. Kami hanya kurang beruntung,” kata Van Gaal Surat harian.
“Kami bermain fantastis. Kami berjuang sampai saat terakhir. Ini adalah permainan yang luar biasa. “Saya menyukai pertandingan seperti ini meski hasilnya buruk,” kata Van Gaal.
Van Gaal pun membantah timnya membutuhkan striker baru. Kami tim terbaik dalam 3 pertandingan terakhir. Saya hanya khawatir kami terlalu mendominasi lawan, kata pelatih berusia 64 tahun itu. ESPN.
Garis depan masih akan membosankan
Kebuntuan United di lini depan tak hanya terlihat saat melawan Newcastle. Sebelumnya, tim peraih gelar Liga Inggris terbanyak ini juga kurang tajam saat menghadapi Tottenham Hotspur dan Aston Villa.
Total, dalam tiga pertandingan, United hanya melepaskan 11 tembakan ke gawang. Bandingkan dengan Manchester City, tetangga United dan penantang terbesar Chelsea dalam perburuan gelar. City melepaskan 15 tembakan ke gawang. Faktanya, klub asuhan Manuel Pellegrini baru memainkan dua pertandingan (laga ketiga melawan Everton digelar pada Minggu 23 Agustus malam).
Situasi ini membuat legenda United, Paul Scholes, gelisah. Dia tidak mengerti mengapa Van Gaal menganggap pertandingan melawan Newcastle itu “fantastis”.
“Anda bermain di kandang melawan Newcastle. Tentu saja Anda berharap untuk menang. Penjaga gawang tim tamu bahkan hanya melakukan satu penyelamatan brilian dan itu fantastis? Bukan untuk saya,” kata Scholes.
Jika Van Gaal tidak melakukan banyak perubahan di lini depan, Scholes ragu United bisa menjadi penantang gelar juara. “Saya tidak yakin mereka akan memenangkan liga. Mungkin hanya di antara 4 besar.”
Scholes menilai ketergantungan United pada Rooney terlalu besar.
“Jika Rooney tidak mencetak gol, lalu siapa yang mencetak gol? Mungkin Chicharito atau Memphis bisa melakukannya. Namun tidak semua orang bisa berkontribusi dalam mencetak gol. Padahal, Anda membutuhkan seseorang dengan kemampuan seperti itu,” ujarnya.
Scholes yang mengoleksi 11 gelar Liga Inggris bersama United justru dibuat takjub dengan lini serang City. Menurutnya, City bisa mencetak gol dari banyak posisi.
“City benar-benar membuatku takut. Timnya luar biasa. Saya melihat United dan tidak melihat kemampuan yang sama. “Saya tidak melihat adanya ancaman gol di mana pun,” kata Scholes.—Rappler.com