• November 25, 2024
Pengungsi Mayon membutuhkan drum air, truk air

Pengungsi Mayon membutuhkan drum air, truk air

Pejabat pemerintah setempat mengatakan wadah air akan membantu meringankan masalah keamanan air di pusat evakuasi

KOTA LEGAZPI, Filipina – Karena distribusi air menjadi masalah utama di pusat evakuasi Albay, pemerintah provinsi mengatakan mereka membutuhkan wadah air untuk memenuhi kebutuhan air para pengungsi.

Biro Perlindungan Kebakaran Albay (BFP) mengatakan meskipun tersedia cukup air untuk lebih dari 50.200 pengungsi, air tidak dapat didistribusikan dengan baik karena kurangnya wadah air.

“Masalahnya di tempat pengungsian, saat mobil pemadam kebakaran sampai di sana, mereka hanya membawa ember sebagai wadahnya. Jadi jumlahnya terlalu kecil untuk kebutuhan air mereka. Jadi saat mobil pemadam kebakaran sampai di sana, tangki airnya pun belum kosong. Itu harus dikembalikan karena tidak ada wadah untuk menampung air,” kata ketua BFP Arturo Alaba saat konferensi pers pada 8 Oktober.

BFP memperoleh air dari daerah perairan setempat, sumur dangkal dan air mengalir di seluruh provinsi dan menggunakan 26 truk pemadam kebakaran untuk mengirimkannya ke lebih dari 30 pusat evakuasi.

Sejak September, mereka telah mengirimkan 185 truk berisi air dengan mobil pemadam kebakaran berbagai ukuran, tambahnya.

Meski ada upaya, para pengungsi di beberapa pusat evakuasi mengatakan mereka kesulitan mendapatkan air. Ada pula yang harus antre panjang dan berjam-jam menunggu sebelum mereka dapat mengisi ember mereka.

Yang lain memutuskan untuk kembali ke rumah mereka yang berada dalam zona bahaya sepanjang 6 kilometer untuk mandi atau mencuci pakaian.

Wadah air yang tepat sangat penting untuk operasi distribusi air BFP.

“Saat kami sampai di lokasi, kami sarankan agar mereka menyiapkan semua wadah air, drum, apa saja yang bisa mereka gunakan untuk menampung air, karena mobil pemadam kebakaran tidak bisa terlalu lama berada di satu titik evakuasi. Kita harus menyediakan banyak pusat evakuasi lainnya,” jelas Alaba.

Drum air, truk air diperlukan

Untuk menjamin akses air bagi pengungsi, semua tempat pengungsian harus memiliki wadah air dengan kapasitas minimal 20 liter, ujarnya.

Idealnya, drum tersebut adalah drum yang lebih baik dalam menyimpan air dibandingkan ember atau botol plastik yang digunakan oleh banyak pengungsi.

“Kami sudah meminta kepada seluruh kepala daerah agar mereka yang memasang wadah air karena kami tidak mempunyai kapasitas untuk memasang tangki air dan drum,” ujarnya.

Saat ini yang sangat dibutuhkan Pemprov Albay adalah drum air dan truk air.

“Semakin besar wadahnya, semakin baik. Kami lebih membutuhkan kontainer dan truk air daripada membutuhkan alat pemurni air karena kami bisa mendapatkan air minum dari distrik perairan setempat,” kata kepala Kantor Keselamatan Publik dan Manajemen Darurat Albay (APSEMO), Cedric Daep.

Ia mengatakan, ukuran wadah air yang ideal adalah 5 liter sehingga mudah dibawa.

Pengungsi diberitahu untuk tidak meminum air yang dikirimkan oleh BFP, kata Alaba.

Meski airnya berasal dari sumber air setempat, namun tangki air di mobil pemadam kebakaran yang digunakan untuk mengangkutnya sudah berkarat, jelasnya. Oleh karena itu, air dari mobil pemadam kebakaran BFP hanya diperuntukkan untuk mencuci toilet, menyiram, dan mandi.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi akses terhadap air adalah kenyataan bahwa BFP bergantung pada pejabat pemerintah daerah untuk mengetahui kapan dan ke mana harus mengirimkan air, dan harus menunggu permintaan dari pemerintah daerah atau komandan stasiun lokal BFP sebelum melakukan pengiriman.

“Kalau tidak ada permintaan, berarti masih ada air. Kami bergantung pada komandan kamp karena mereka tahu kapan kontainernya kosong. Kalau tidak ada tempat untuk menaruh air, perjalanan menjadi sia-sia,” kata Alaba.

Hingga tanggal 8 Oktober, para pengungsi telah berada di pusat evakuasi selama 24 hari sejak Tingkat Siaga 3 dinaikkan di atas gunung berapi Mayon. Peringatan tersebut berarti Mayon tidak aktif dan bisa meletus dalam beberapa minggu.

Berdasarkan letusan-letusan yang terjadi di masa lalu, pemerintah provinsi memperkirakan akan memakan waktu sekitar 70 hari lagi sebelum gunung berapi tersebut berpindah ke Tingkat Siaga 4, yang menandakan akan terjadi letusan berbahaya dalam hitungan jam atau hari.

Pemerintah provinsi mengatakan dibutuhkan sekitar P118 (US$2,6 juta*) juta setiap bulan untuk memelihara pusat evakuasi sampai para pengungsi dapat pulang. – Rappler.com

Donatur yang berminat dapat menghubungi Ketua APSEMO Cedric Daep di 0927-698-7445 atau 0928-239-7990.

*$1 = P44.7

Pengeluaran HK