• November 23, 2024
Korban tewas dalam penyergapan Sulu sekarang 23

Korban tewas dalam penyergapan Sulu sekarang 23

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Lingkungan keamanan di Sulu terus memberikan tantangan kepada pihak pemerintah dan masyarakat

MANILA, Filipina – Korban tewas dalam penyergapan di Sulu bertambah menjadi 23 orang dan dua orang lagi, seorang ayah dan putranya, meninggal karena luka serius pada Selasa, 29 Juli.

“Hingga pukul 11.00, jumlah korban tewas di Sulu sudah mencapai 23 orang… AFP menyediakan tim medis dan mengevakuasi korban luka dari tempat pertemuan. Diduga sekitar 50 anggota Abu Sayyaf yang dipimpin oleh Indang Susukan dan Sibih Pisih menyerang konvoi 40 warga sipil dan 10 anggota BPAT (Tim Aksi Penjaga Perdamaian Barangay),” kata Letkol Ramon Zagala, juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina, dilansir dari Antara. Selasa.

Penyergapan itu terjadi pada Senin, 28 Juli, saat umat Islam di seluruh dunia merayakan Idul Fitri. (BACA: 21 warga sipil tewas dalam penyergapan di Sulu)

Termiji Tambrin berusia 3 tahun yang terluka meninggal pada hari Selasa pukul 06.00 saat dia sedang mencuci di atas kapal komersial M/V Danica 2 menuju Kota Zamboanga, menurut laporan polisi. Ayahnya, Ahadani Tambrin (45), juga dibunuh pada hari Selasa pukul 830 pagi. meninggal saat menjalani pengobatan di Western Mindanao Medical Center di Kota Zamboanga.

“Kami masih belum mengetahui alasan penyerangan tersebut, namun ada dugaan anggota BPAT yang menjadi sasarannya. Polisi sedang menyelidikinya,” kata Zagala.

BPAT bekerja sama dengan aparat keamanan pemerintah untuk menjaga perdamaian. Zagala mengatakan penyergapan itu bisa jadi merupakan tindakan pembalasan terhadap mereka. Namun, di antara korban tewas adalah anak-anak dan orang tua.

Anak-anak dan orang tua

Korbannya termasuk anak-anak berusia 2 tahun dan lansia berusia 85 tahun. Polisi mengidentifikasi 21 dari 23 kematian sebagai:

  1. Padzma Hasan, 32
  2. Misyaar Hassan, 14
  3. Maida Hasan, 35
  4. Jirmalyn Hasa, 15
  5. Narkoba Palahuddin, 85
  6. Mura Ahadan, 60
  7. Jainab Ajid, 50
  8. Milina Ahadan, 15
  9. Miriam Binhur, 19
  10. Nurfaisa Gappar, 14
  11. Dayang Ahadan, 19
  12. Tata Isaac, 40
  13. Risalyn Isaac, 7
  14. Saik Ajid, 45
  15. Palahuddin, 35, berkata
  16. Abdul Julhari, 83
  17. 19 Baris Julhair
  18. Abdukahal Ahadan, 19
  19. Abdulrahim Ishak Omar, 2
  20. Termiji Tambrin, 3
  21. Ahadani Tambrin, 45

‘Masih jauh’

Penyergapan terjadi di tengah gencarnya operasi militer di Sulu. Tentara mengakui situasinya “rumit”.

“Ada kompleksitas dalam konflik di wilayah tersebut. Kami tidak dapat sepenuhnya mengatakan bahwa kejadian ini menyebabkan kegagalan atas apa yang kami lakukan. Hal ini tentu saja tidak akan menghalangi upaya perdamaian dan pembangunan kami,” kata Zagala.

Zagala mengatakan militer telah beroperasi terus menerus di Sulu selama lebih dari sebulan, namun lingkungan keamanan masih menjadi tantangan.

“Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, namun tentunya jalan yang harus kami tempuh masih panjang, terutama untuk mengubah pola pikir masyarakat. Kami berharap kejadian ini tidak menghalangi upaya yang telah kami mulai di masa lalu,” tambahnya.

Operasi pengejaran terhadap anggota Abu Sayyaf yang teridentifikasi kini menjadi prioritas, katanya.

Militer memiliki satu brigade – Brigade Marinir ke-2 di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Martin Pinto – di Sulu. Ia memiliki 5 batalyon atau sekitar 2.000 tentara. Sebagai perbandingan, hanya satu batalion atau sekitar 500 tentara yang dikerahkan di negara tetangga Tawi-Tawi.

Sulu telah menyaksikan insiden berdarah baru-baru ini yang melibatkan Abu Sayyaf dan pasukan pemerintah. Setidaknya pada bulan Mei lalu 11 orang terbunuhtermasuk 7 Marinir, dalam pertemuan antara Abu Sayyaf dan Marinir.

Sebelumnya, 14 anggota Abu Sayyaf tewas dalam bentrokan dengan tentara. – Rappler.com

unitogeluni togelunitogel