• November 25, 2024
Indonesia membawa perspektif maritim pada konferensi iklim COP 20

Indonesia membawa perspektif maritim pada konferensi iklim COP 20

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Indonesia sebagai negara kepulauan sangat bergantung pada kondisi maritim yang dipengaruhi oleh iklim. Tindakan adaptasi dan mitigasi diperlukan dalam pengembangan sektor maritim.

JAKARTA, Indonesia – Delegasi Indonesia yang menghadiri Konferensi Iklim (COP 20) di Lima, Peru fokus memperjuangkan 5 sektor utama terkait penanggulangan perubahan iklim. Kelima sektor tersebut adalah adaptasi, mitigasi, transfer teknologi, pengembangan kapasitas dan pendanaan dengan memasukkan perspektif maritim.

Rachmat Witoelar, Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim sekaligus Ketua Delegasi Republik Indonesia, mengatakan sektor-sektor tersebut menjadi fokus pembahasan yang akan dimasukkan dalam perjanjian iklim 2015 di Paris.

“Di era pemerintahan baru, sektor maritim perlu mendapat perhatian khusus karena erat kaitannya dengan perubahan iklim. “Masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim,” kata Rachmat dalam siaran pers yang diterima Rappler, Rabu (10/12).

Konferensi iklim COP 20 berlangsung pada tanggal 1 hingga 12 Desember 2014.

Menurut Rachmat, sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat bergantung pada kondisi maritim yang dipengaruhi oleh iklim. Oleh karena itu, diperlukan tindakan adaptasi dan mitigasi dalam pengembangan sektor maritim.

Tahun 2014 merupakan tahun terpanas

Sementara itu, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyatakan tahun 2014 merupakan tahun terpanas diukur berdasarkan suhu permukaan laut. Tahun 2014 juga diwarnai dengan hujan lebat dan banjir di banyak negara. Suhu permukaan laut yang tinggi diperkirakan akan mengakibatkan hujan lebat, banjir, dan kekeringan ekstrem di beberapa lokasi rentan.

Agus Supangat, Koordinator Departemen Peningkatan Kapasitas Penelitian dan Pengembangan DNPI, mengatakan pada COP 20 juga dibahas upaya para pihak untuk terlibat aktif dalam peninjauan laporan status dan mendukung pengembangan rencana implementasi baru, termasuk aspek-aspeknya. terkait dengan kondisi samudera, termasuk pengasaman.

“Indonesia di Era Maritim Harus Membuat Roadmap (peta jalan) dan rencana aksi terkait observasi dan pengasaman laut,” kata Agus.

Indonesia berharap hasil COP 20 akan membuka jalan bagi tercapainya kesepakatan penyelesaian permasalahan perubahan iklim baik di tingkat nasional maupun global yang akan disepakati di Paris pada tahun 2015. —Rappler.com

Togel Singapura