• October 7, 2024
Penghapusan pajak atas barang-barang mewah untuk meningkatkan konsumsi

Penghapusan pajak atas barang-barang mewah untuk meningkatkan konsumsi

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Pemerintah kabarnya akan mengkaji ulang Peraturan Menteri Keuangan tentang Barang Mewah. Sejumlah barang mewah akan dikeluarkan dari daftar objek PPnBM. Apa dampaknya?

Jakarta, Indonesia – Pemerintah dikabarkan akan merevisi Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 130/PMK.011/201 tentang barang yang tergolong mewah.

Sejumlah barang yang tergolong mewah sehingga menjadi objek Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) akan dikeluarkan dari daftar barang mewah.

Berdasarkan informasi Direktur Jenderal Pajak Sigit Priadi Pramudito, barang tersebut antara lain kulkas, televisi, dan AC (pendingin udara). Berdasarkan aturan yang berlaku saat ini, barang-barang tersebut dikenakan PPnBM sebesar 10% hingga 20%.

Namun Sigit masih belum bisa memastikan kapan kajian aturan tersebut akan selesai.

“Saya tidak terlalu memikirkan keinginan untuk balapan (menyelesaikan regulasi). Saya masih ingin mengundang (pihak terkait) lagi, kata Sigit di Jakarta, Rabu 6 Mei 2015, seperti dikutip dari Antara. CNN Indonesia.

Sehingga perekonomian tidak lagi lesu

Seperti diberitakan beberapa waktu lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Menurut para pengamat, target pertumbuhan tahun 2015 sebesar 5,7% yang ditetapkan pemerintah sudah tidak realistis untuk dicapai.

(BACA: Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Waktunya Realistis)

Jika kebijakan mempersempit objek PPnBM akhirnya terwujud, menurut Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, hal itu menjadi salah satu upaya pemerintah untuk kembali menggairahkan perekonomian.

Imaduddin Abdullah, analis dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), berpendapat bahwa hal ini sebenarnya merupakan titik tolak yang valid.

“Dengan kebijakan ini, pemerintah akan mendorong konsumsi masyarakat. Sedangkan jika dicermati komponen konsumsi dalam struktur Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, sebagian besar merupakan konsumsi masyarakat.

“Selanjutnya, kelas menengah kita tumbuh. “Pemerintah harus mengoptimalkannya dengan meningkatkan konsumsinya,” jelas Imaduddin.

Menurut Imaduddin, hal ini pada gilirannya akan membantu mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi

Harus berhati-hati

Namun, pemerintah harus benar-benar memperhitungkan matang-matang sebelum mengeluarkan sejumlah barang dari daftar barang mewah yang dikenakan PPnBM.

Pertama, menurut Imaduddin, pemerintah harus mempertimbangkan nilai barang mewah yang diimpor.

“Barang-barang mewah banyak yang diimpor. “Kalau konsumsi masyarakat mendapat dorongan, tapi barang yang dikonsumsi sebagian besar adalah barang impor, sama saja,” jelas Imaduddin.

Penjelasan Imaduddin mengacu pada rumus perhitungan ekonomi dimana nilai konsumsi akan berpengaruh positif sedangkan nilai impor akan berpengaruh negatif.

Selain permasalahan di atas, pemerintah juga perlu mempertimbangkan potensi berkurangnya penerimaan negara dari sektor pajak. Menurut Sigit, nilainya bisa mencapai 400 triliun. —Rappler.com

demo slot