• November 24, 2024
100 eks tentara GAM ingin bergabung dengan ISIS

100 eks tentara GAM ingin bergabung dengan ISIS

Tanpa keahlian selain berperang dan ketimbang menjadi penjahat di Aceh, mantan pejuang GAM memilih belajar Islam bersama ISIS

BANDA ACEH, Indonesia — Mantan Wakil Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menyatakan, dirinya bersama sekitar 100 rekannya ingin bergabung dengan tentara Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) karena selama hampir 10 tahun perdamaian di Provinsi Aceh datang. keberadaannya, mereka merasa pemerintah setempat tidak mempedulikan mereka.

Fakhruddin Bin Kasem (35), mantan Wakil Panglima GAM Sagoe Awe Adipati Kuta Binje di Kabupaten Aceh Timur, mengaku bisa bertarung dengan kemampuan bertarungnya sekaligus memperdalam ilmu agama Islam jika bergabung dengan ISIS.

“Saya dan sekitar 100 eks pejuang GAM siap berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS karena tidak ada lagi yang bisa kami lakukan di Aceh,” ujarnya kepada Rappler melalui telepon seluler, Rabu, 8 Juli.

“Daripada berperang dengan mantan pejuang, lebih baik kami pergi ke Suriah untuk berperang bersama ISIS.”

Menurutnya, alasan mereka bergabung dengan tentara ISIS karena Pemerintah Aceh pimpinan Gubernur Zaini Abdullah dan wakilnya Muzakir Manaf tidak memperhatikan mantan anggota GAM, padahal keduanya merupakan mantan tokoh pemberontak yang ingin merdeka. Aceh-nya Indonesia.

Zaini adalah mantan menteri luar negeri pemerintahan GAM saat berada di pengasingan di Swedia. Sedangkan Muzakir merupakan mantan Panglima Tentara Nasional Aceh saat provinsi di ujung barat Indonesia itu masih berkonflik dengan pemerintah Indonesia.

GAM dan pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian damai di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005 untuk mengakhiri konflik bersenjata yang sudah berlangsung hampir 30 tahun di Aceh, yang diperkirakan telah menewaskan lebih dari 25.000 orang, sebagian besar warga sipil.

“Saya baru saja lulus sekolah dasar. Saya tidak punya keterampilan. “Keahlian saya satu-satunya adalah berperang,” kata Fakhruddin yang mengaku bergabung dengan GAM pada tahun 1998.

Ia menambahkan, dirinya siap menerima segala konsekuensi terkait keinginannya bergabung dengan pasukan ISIS.

“Jika polisi ingin memeriksa saya, silakan saja. saya siap “Polisi bisa datang ke rumah untuk melihat keadaan keluarga saya,” ujarnya.

“Tidak ada alasan bagi siapa pun untuk menghentikan saya bergabung dengan ISIS.”

Diakui Fakhruddin, jika tetap berada di Aceh, ia hanya akan menjadi bahan olok-olok warga dan menjadi penjahat atau terlibat dalam penjualan sabu.

“Daripada kita membuat onar dan melakukan kejahatan di Aceh, lebih baik kita berangkat ke Suriah untuk melawan ISIS sambil memperdalam agama kita,” kata Fakhruddin yang akrab disapa “Robot” oleh rekan-rekannya.

Ia menambahkan, untuk membantu keberangkatan eks pejuang GAM ke Suriah, mereka meminta bantuan Tim Pengacara Muslim (TPM).

Ketua TPM Aceh Safaruddin membenarkan dirinya diminta membantu Fakhruddin menemukan jaringan ISIS. Bahkan, Safaruddin mengaku beberapa kali mengadakan pertemuan dengan Fakhruddin dan puluhan eks anggota GAM lainnya.

“Dalam setiap pertemuan mereka menyatakan tekadnya untuk bergabung dengan ISIS karena keahlian mereka hanya berperang,” kata Safaruddin.

“Mereka juga mengatakan, daripada membuat masalah di Aceh, lebih baik mereka keluar dan berperang bersama pejuang ISIS. Di sana mereka mengaku akan diberi gaji agar kehidupan anak dan istri mereka terjamin.”

Safaruddin menyatakan, tim kuasa hukum Islam akan mengakomodir keinginan eks gerilyawan GAM dalam mencari jaringan ISIS yang bisa mengirim mereka ke Suriah.

Senada, Safaruddin tetap berharap pemerintah Aceh segera memperhatikan nasib para eks pejuang GAM agar mengurungkan keinginannya ke Suriah.

Sementara itu, Gubernur Aceh Zaini Abdullah yang ditanya wartawan usai buka puasa bersama di Banda Aceh, Selasa malam, soal keinginan eks GAM bergabung dengan ISIS tampak enggan berkomentar.

“Ini isu nasional, jadi kami sangat menyukainya. ISIS ada di pihak asing dan kami tidak ada hubungannya dengan itu,” katanya.

Saat ditanya langkah konkrit apa yang akan dilakukan pemerintah Aceh untuk mencegah eks GAM bergabung dengan ISIS, Zaini menjawab: “Belum ada langkah konkrit karena ini isu sentral dan pihak-pihak ingin terlibat.” —Rappler.com