Abraham Samad bermain api
- keren989
- 0
JAKARTA, Indonesia (UPDATED) – Wakil Sekjen PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto akhirnya angkat bicara pada Rabu (22/1).
Dengan semakin memanasnya perkembangan kasus antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan calon Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri), Komjen Budi Gunawan, Hasto menyebut ada dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan KPK – komisaris.
Dalam jumpa pers yang digelar Rabu pagi di Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Hasto membeberkan kinerja Ketua KPK Abraham Samad pada Pilpres 2014.
“Kami prihatin dengan situasi krisis yang terjadi ketegangan antara presiden, DPR, Polri, dan lembaga KPK,” kata Hasto.
Hasto mengatakan pada Selasa (21/1) pihaknya telah menyampaikan pengaduan masyarakat ke KPK terkait dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan Samad.
“Kita tahu belalang pun bisa dibocorkan, informasi sudah dibocorkan. Lalu datanglah ‘Rumah Kaca Abraham Samad’. “Setelah dikonfirmasi kebenaran ceritanya dengan Abraham Samad, katanya itu fitnah,” jelas Hasto.
Yang dimaksud dengan “Rumah Kaca Abraham Samad” adalah artikel di blog Kompasiana yang terbit pada 17 Januari 2015. Pasal tersebut mengingatkan “betapa berbahayanya KPK sebagai lembaga publik yang paling dipercaya jika dijadikan alat politik oleh Abraham Samad.”
“Apakah Samad benar-benar adil dalam menjalankan tugas KPK, apakah hanya sekedar memenuhi investasi politiknya dan menyelesaikan dendam politiknya?”
-Savito.
Sawito Kartowibowo yang belum bisa memastikan apakah menggunakan nama asli atau nama samaran, mengatakan pencalonan Samad sebagai tersangka kasus korupsi bermotif politik karena ia gagal mendapatkan jabatan sebagai wakil presiden Joko Widodo. . kandidat pada pemilu presiden 2014.
““Apakah Samad benar-benar adil dalam menjalankan tugas KPK, apakah hanya sekedar menghormati investasi politiknya dan menyelesaikan dendam politiknya?” tulis Sawito.
Artikel tersebut juga menjelaskan, Samad mengadakan 6 kali pertemuan dengan anggota PDI Perjuangan saat berkampanye sebagai wakil presiden tahun lalu di sebuah apartemen mewah di SCBD, Jakarta Selatan.
Samad diduga melanggar kode etik sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jika terbukti melakukan serangkaian pertemuan politik dengan perwakilan PDI Perjuangan.
Dalam jumpa persnya, Hasto membenarkan isi artikel di blog “Rumah Kaca Abraham Samad”.
“Saya ingin mengatakan bahwa cerita di ‘Rumah Kaca Abraham Samad’ itu benar adanya,” kata Hasto. “Memang ada pertemuan PDI-P dan parpol pendukung Jokowi lainnya. Saya sendiri ikut dan menjadi saksi ketika pertemuan itu diadakan.”
Ia melanjutkan, “Jawaban atas cerita tersebut adalah fitnah dan tidak benar. Ini adalah kebenaran yang juga harus dipertanggungjawabkan.”
“Pada 19 Mei 2014, sebelum batas waktu pencalonan presiden, Jusuf Kalla resmi menjadi calon wakil presiden,” kata Hasto.
“Malam harinya saya ditugaskan menemui Abraham Samad. Maaf, aku akan menyebarkannya. Dia berkata: Saya tahu. “Saya melakukan penyadapan, dan yang menyebabkan saya gagal adalah saudara BG (Budi Gunawan),” kata Hasto menirukan ucapan Samad.
Hasto menuturkan, ia menangkap raut kekecewaan dalam nada suara Samad malam itu.
Dia juga mendesak Samad untuk jujur dan mengakui pertemuan tersebut. Dia merekomendasikan agar KPK membentuk komite etik dan menindaklanjuti hal tersebut.
“Politisasi ini menyebabkan konsentrasi lembaga terpercaya semakin berkurang. “Kami menghimbau agar mengedepankan supremasi hukum dan kenegarawanan untuk menyelesaikan krisis hukum yang kita hadapi dalam pencalonan dan pengangkatan Kapolri,” kata Hasto.
Hasto pun mengajak masyarakat Indonesia berpikir jernih dan melihat persoalan ini secara jernih. “Bedakan dan buatlah garis pemisah. “Kewenangan besar KPK disalahgunakan oleh oknum-oknum dan bisa saja tergoda oleh kepentingan tertentu karena ingin menjadi calon wakil presiden,” ujarnya.
Kronologis Pertemuan Abraham Samad dan PDIP di Apartemen
Usai jumpa pers di Cemara, Wakil Sekjen PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto mengundang awak media ke apartemen The Capital di Pacific Place, Jakarta Selatan.
Ia menjelaskan kronologi apartemen tersebut sebagai berikut:
- Pada awal tahun 2014, PDI-P mendapat tawaran dari salah satu tim sukses, yang akrab disapa D1, untuk mengadakan pertemuan dengan Samad. Hasto mengatakan pertemuan itu akan membahas hal-hal strategis.
- Lalu pertemuan pertama pun terjadi, Hasto memutuskan untuk datang. “Saya sampai di lobi dan dibawa dengan lift ke sebuah kamar. Saya bersama satu orang yang kredibilitasnya juga diketahui sebagai saksi. “Di sana kami menunggu Pak AS (Abraham Samad),” ujarnya. Hasto masih ingat betul ada buah di meja Samad. “Kami diajak minum dan makan buah-buahan karena kami juga tegang, ternyata Pak AS juga bisa ditemukan,” ujarnya. Pada pertemuan pertama, kata Hasto, Samad mengaku hubungannya baik, buktinya sebelumnya sudah memberikan bantuan. “Setelah pertemuan itu, terbukti saudara D1 mampu menunjukkan momentum yang baik dengan mempertemukan Amerika. “Setelah itu dia rajin menghubungi kami dan meminta AS untuk mengikuti calon presidennya,” ujarnya.
- Pertemuan kedua, Samad tidak sendiri. “Ada yang mendampingi, yakni seseorang berinisial D2 yang berasal dari unsur yang merupakan temannya,” kata Hasto. Dalam pertemuan tersebut, topik pembahasan lebih jauh. “Untuk memajukan bangsa ini, jabatan wakil presiden sangat strategis. “Saya juga sampaikan kepada Saudara Jokowi soal pertemuan-pertemuan itu, karena itu urusan strategis, terpaksa saya laporkan,” ujarnya.
- Setelah itu ada pertemuan lanjutan. Pertemuan ketiga diadakan di tempat yang terbuka untuk umum, namun komunikasi intens terus berlanjut. “Jadi dalam pertemuan di Yogya, ada skenario yang dimainkan, dimana Pak. SEBAGAI tuan. JKW di bisa bertemu Bandaradi dalam ruangan biru udara,” ujarnya. Pertemuan itu, kata Hasto, sebenarnya sudah direncanakan.
- PDI-P juga telah merencanakan pertemuan di hotel bintang lima untuk membahas hal-hal strategis.
- Setelahnya juga dilakukan pertemuan dengan Bapak AM Hendropriyono dan para menteri yang tergabung dalam kabinet kerja.
- Pertemuan terakhir terjadi pada 19 Mei 2014, saat batas waktu penetapan calon presiden sudah final. Hari itu, PDI-P menyampaikan kepada Samad bahwa Jokowi sedang mengadakan pertemuan dengan ketua umum partai tersebut. Alhasil, Jusuf Kalla resmi menjadi pendampingnya atau calon wakil presiden. Di sinilah keluar pernyataan kekecewaan Samad sebagaimana dimaksud dalam artikel “Rumah Kaca Abraham Samad”.
Usai membeberkan pertemuan PDI-P dan AS, Hasto mengaku berat hati. “Tetapi bagaimanapun juga, kebenaran harus ditegakkan. “Kami tidak ingin melawan institusi, tapi ingin menyelamatkan KPK yang kewenangannya sangat besar, tapi sepertinya bisa juga disalahgunakan,” ujarnya.
Hasto Kristiyanto mengajak wartawan mengunjungi apartemen The Capital, tempat Abraham Samad bertemu dengan pimpinan PDI Perjuangan pic.twitter.com/YvjjVsAjHq
— Rappler Indonesia (@RapplerID) 22 Januari 2015
KPK Selidiki Pertemuan Samad & PDI-P
Komisi Pemberantasan Korupsi menyatakan akan mendalami dokumen terkait pernyataan Hasto.
“Kalau (apa) yang disampaikan itu ternyata benar, tentu kita harus melihat sejauh mana dokumen rekam jejaknya, apalagi itu lembaga KPK, padahal tentu saja Ketua KPK terlibat. . KPK (akan) terlibat dalam hal itu,” kata Deputi Pencegahan KPK Johan Budi di Jakarta, Kamis (22/1).
Namun Johan Budi mengingatkan, tidak boleh ada upaya mendiskreditkan oknum, termasuk Abraham Samad. “Siapa pun bisa berbuat apa saja asalkan tidak menyangkut diskriminasi terhadap orang lain,” kata Johan.
Mantan tim Jokowi angkat bicara soal Samad
Adapun Samad, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto membenarkan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi masuk dalam bursa calon wakil presiden. Saat tim 11 dibentuk oleh Bu Mega (Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri) pada pertemuan di Yogyakarta, kalau tidak salah pada bulan Februari ada 7 nama calon wakil presiden yang diajukan, salah satunya Abraham Samad, ” dia berkata.
Namun dia tak menyebut pertemuan Samad dengan PDI Perjuangan seperti yang diungkap Hasto. –Rappler.com