• October 6, 2024
Abraham Samad ditanyai soal pertemuannya dengan Jokowi

Abraham Samad ditanyai soal pertemuannya dengan Jokowi

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Samad mengatakan, Pimpinan KPK telah mengirimkan surat ke Mabes Polri untuk meminta agar kasus tersebut dihentikan.

JAKARTA, Indonesia — Penyidik ​​Badan Reserse Kriminal Mabes Polri (Bareskrim) sedang mencari tersangka dugaan penyalahgunaan wewenang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nonaktif, Ketua Abraham Samad saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Widodo di Yogyakarta pada Mei 2014.

“Yang dimaksud pertemuan saya dengan Pak Jokowi di Yogya, bapak-bapak (wartawan) hadir semua, bukan pertemuan tertutup. Jadi sepertinya tidak ada masalah, kata Samad usai diperiksa di Mabes Polri, Rabu 24 Juni lalu.

Kuasa hukum Samad, Saor Siagian menambahkan, penggagas acara tersebut adalah Sekjen PDI-Perjuangan Hasto Kristianto. “Hasto yang mengawali pertemuan di Jogja dari Hasto, itu yang diklarifikasi,” kata Saor.

(BACA: Bareskrim Polri Periksa Kembali Kasus ‘Rumah Kaca’ Samad)

Apa yang terjadi selama waktu itu?

Luar biasa mediaSaat itu, Samad dan Jokowi yang mendeklarasikan dirinya sebagai calon presiden pada pemilu 2014-2019, tak sengaja bertemu di ruang VIP Bandara Adisucipto, Yogyakarta.

Saat mereka memasuki ruang tunggu, mereka berjabat tangan dan duduk bersebelahan. Sambil berbasa-basi dan tersenyum. Pertemuan tersebut berlangsung singkat, hanya sekitar 10 menit sambil menunggu pesawat masing-masing berangkat.

Abraham mengaku tak punya agenda khusus untuk bertemu Jokowi. “Saya dari UGM (Universitas Gajah Mada), ada suatu kesempatan, setelah kuliah umum, saya tidak sengaja bertemu dengan Pak Jokowi,” kata Samad.

Samad bungkam soal pertemuan di Capital

Selain soal pertemuan di Yogya, Samad mengaku sempat ditanya soal pertemuan di Capital Residence, SCBD, Jakarta Selatan pada Maret-April 2014.

Dalam pertemuan tersebut, menurut Hasto, Samad meminta bantuan agar bisa mencalonkan diri bersama Jokowi di Pilpres. Dan menurut Hasto, Samad menawarkan bantuan dengan meringankan hukuman Emir Moeis, politikus PDI Perjuangan.

(BACA: Penyelidikan Samad Dimulai; Hasto Saksi Pertama)

Namun saat Samad ditanya mengenai hal tersebut, Samad hanya diam. Dia hanya menyebut pertemuan itu bukan soal agenda politiknya menjadi calon wakil presiden. “Seperti yang saya sampaikan tadi, ada beberapa hal, pemberitaan Pilgub (Pemilihan Gubernur) Bali sebenarnya yang diberitakan,” ujarnya.

KPK melayangkan surat ke Mabes

Menurut Samad, kasus tersebut merupakan pelanggaran kode etik, bukan tindak pidana biasa. Hal itu mendasarkannya pada surat yang dilayangkan pimpinan lembaga antirasuah kepada Mabes Polri.

“Ada surat dari pimpinan KPK yang ditandatangani langsung oleh Pak Taufik (Plt Ketua KPK Taufiequrrahman Ruki) yang meminta agar kasus saya dibatalkan karena lebih menyangkut etika,” ujarnya. —Rappler.com

situs judi bola