Apa isi dialog Jokowi dengan pengusaha?
- keren989
- 0
Ibarat kapal, “kaptennya bagus, layarnya bagus, kapalnya bagus, tapi harus berlayar dalam cuaca buruk,” kata Asmawi Syam. Situasi yang dialami perekonomian Indonesia saat ini disampaikan Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia dalam pertemuan antara pengusaha swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo, di Istana Bogor, Senin, 24 Agustus.
Presiden mengundang sekitar 50 konglomerat dan direksi BUMN yang terdaftar di pasar modal untuk berdialog mengenai situasi perekonomian saat ini.
Rapat tersebut digelar justru bertepatan dengan peristiwa perekonomian hari itu yang ditandai dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Di Bank Central Asia (BCA), Senin, harga jual 1 dolar AS mencapai Rp 14.150, dengan harga beli Rp 13.850.
Di Bank Mandiri, harga jual dolar AS tercatat Rp 14.082 dengan harga beli Rp 13.868 per 1 dolar AS.
Sekitar pukul 14.28 WIB, demikian laporan kantor berita Associated Press (AP). berita terkini: “Indeks Komposit Shanghai Tiongkok Turun 8,5 Persen dalam Penjualan, Menghapus Keuntungan tahun 2015”.
Suramnya situasi pasar modal pada pagi hari semakin parah jatuhnya indeks saham di Bursa Efek Shanghai. Kepanikan menyebar ke berbagai bursa dan pasar uang.
Panik. Hal inilah yang bisa menyeret perekonomian Indonesia ke jurang yang lebih dalam. Hal itu diingatkan Presiden BAC Jahja Setiaatmadja dalam pertemuan di Istana Bogor.
“Kita tidak boleh panik. Situasi perbankan saat ini berbeda dengan tahun 1998, ketika suku bunga kredit perbankan naik menjadi 22 hingga 70 persen. Banyak masalah kredit. Bank mata uang asing terpengaruh. “Dampak terparah dialami oleh bank-bank yang tidak memiliki permodalan yang kuat,” kata Jahja seperti dikutip Didi Suwondo yang hadir mewakili Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (KADIN) yang berhalangan hadir karena berada di luar negeri. .
Jahja meminta pemerintah menyampaikan keyakinan tersebut kepada masyarakat. Saat saya hubungi Senin sore usai pertemuan, Didi mengatakan pertemuan dengan Presiden berlangsung terbuka.
“Tidak ada yang perlu ditutup-tutupi, semua orang membicarakan apa yang tidak mereka lakukan. Oleh karena itu, saya atas nama KADIN mengapresiasi Presiden yang telah mengajak kita berbicara dan ikut serta mencari solusi atas kondisi perekonomian saat ini, kata Didi yang menjabat Wakil Ketua Bidang Informasi, Komunikasi, dan Teknologi KADIN.
Presiden Jokowi didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, empat menteri koordinator, dan sejumlah menteri seperti Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno, Menteri Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil, Menteri Perdagangan Thomas Lembong , dan Kepala BKPM Franky Sibarani.
Hadir pula Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardjojo dan Ketua Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad.
Presiden Jokowi mengawalinya dengan meminta pengusaha dan BUMN tidak panik. “Dana kita cukup untuk dibelanjakan untuk mengembangkan perekonomian,” kata Jokowi.
Dia menyebutkan, ada sekitar Rp270 triliun dana yang tersimpan di bank daerah. Dana ini seharusnya untuk pembangunan desa. Di BUMN ada dana Rp 160 triliun yang bisa digunakan. Likuiditas yang memadai.
Singkat cerita, Jokowi mengajak pihak swasta dan badan usaha milik negara untuk mempercepat pengeluaran dana dalam jumlah besar tersebut untuk menggairahkan perekonomian.
Sebelum bertemu dengan pengusaha dan BUMN, pagi harinya Jokowi menggelar rapat kabinet yang juga mengundang gubernur dari seluruh Indonesia. Dalam pengantarnya, Presiden Jokowi menyampaikan situasi perlambatan ekonomi tidak hanya dialami oleh Indonesia tetapi juga negara-negara lain.
Akun @setkabgoid menulis, Presiden Jokowi menyampaikan permasalahan perekonomian yang dialami Indonesia akibat krisis Yunani, kenaikan suku bunga di AS, depresiasi mata uang Yuan di China, dan situasi sibuk antara Korea Utara dan Selatan.
2. Permasalahan perekonomian yang dihadapi akibat krisis Yunani, kenaikan suku bunga Amerika, depresiasi Yuan Tiongkok, & ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan. #pertemuan kabinet
— Sekretariat Kabinet (@setkabgoid) 24 Agustus 2015
Untuk mengantisipasinya, semua harus mempunyai garis yang sama, ketaatan yang sama, kata Jokowi.
Dalam pertemuan paginya dengan gubernur, Jokowi kembali mengimbau pemerintah daerah tidak ragu mengeluarkan dana pembangunan. Jokowi juga mengundang aparat hukum dari kejaksaan dan kepolisian, serta meminta jika ada pelanggaran administratif tidak langsung dihukum, melainkan ditangani oleh pengawas internal.
Penyerapan anggaran kementerian masih rendah, yakni sekitar 20% pada semester I 2015. Hal inilah yang membuat Jokowi kesal saat rapat kabinet lengkap, Rabu pekan lalu.
Media memberitakan, alokasi anggaran pemerintah pusat dalam APBN-P 2015 dipatok sebesar Rp1.319,5 triliun. Sekitar 60% alokasi anggaran atau Rp795,5 triliun disalurkan ke seluruh kementerian/lembaga (K/L) untuk belanja.
Artinya, realisasi belanja K/L Januari hingga saat ini hanya sekitar Rp159,1 triliun.
Sesi tanya jawab antara Presiden, pengusaha, dan pimpinan BUMN dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla. Usai Jokowi menyampaikan harapan dan data likuiditas pemerintah, pengusaha Franky Welirang merespons. Ia setuju dengan sikap pemerintah yang mempercepat survei anggaran. Namun, pemerintah juga diminta menyelesaikan sejumlah permasalahan, termasuk di bidang pangan.
Franky yang juga CEO Bogasari Fluor Mills menjelaskan betapa sulitnya mendapatkan, misalnya, 3.000 ton jagung sebagai bahan baku. Juga gandum. Salah satu permasalahan dalam pengembangan tanaman pangan adalah ketersediaan lahan.
Presiden Jokowi langsung menjawab, kenapa gandum sulit didapat? Apakah gandum bisa ditanam di Indonesia?
“Di Kalimantan lahannya banyak,” kata Jokowi.
Franky Welirang menyinggung masalah tingkat keasaman tanah. Jokowi segera meminta Kementerian Pertanian mencari solusinya. “Intinya kita punya lahan. “Mari kita pastikan lahannya bisa ditanami tanaman pangan sehingga mengurangi impor,” kata JK.
Berkurangnya impor berarti berkurangnya belanja devisa, sehingga diharapkan penggunaan devisa semakin berkurang. Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin menjelaskan kondisi transaksi valas, termasuk di pasar Non Delivery Forward (NDF) di Singapura. Menurut Budi Sadikin, meski pemerintah aktif mendorong pembangunan infrastruktur fisik seperti jalan dan pelabuhan, namun tidak boleh melupakan kebutuhan untuk membangun infrastruktur keuangan.
“Kita perlu memperkuat pasar valas dan kubu, Misalnya. “Kalau ini dilakukan, kita bisa usahakan seluruh transaksi valuta asing dilakukan di dalam negeri, tidak perlu ke luar negeri,” kata Budi.
Instrumen yang berkaitan dengan transaksi valuta asing, termasuk NDF, sebaiknya digunakan karena dapat mempengaruhi pergerakan pasar. Secara umum, ia juga menjelaskan siapa yang banyak melakukan transaksi valuta asing. Bank Mandiri melayani transaksi valas rupiah terbesar setiap harinya.
“Selain transaksi perdagangan, sebagian besar pengusaha membeli mata uang asing untuk menutupi pinjaman mata uang asingnya,” kata Budi.
Pengusaha Sukanto Tanoto, ketua Royal Golden Eagle International yang antara lain membawahi Asian Agri, produsen minyak sawit, membahas peluang bagi Indonesia di saat perekonomian sedang melemah. “Apa yang dikatakan Direktur BRI tadi ada benarnya. Oleh karena itu, kini saatnya kita berbelanja. “Asetnya harus kita beli,” kata Sukanto.
Ia juga mendorong BUMN membeli aset saat harga saham perseroan di pasar modal sedang rendah, akibat gejolak bursa di China dan negara lain.
Asmawi Syam, Direktur Utama BRI, juga menyampaikan laporan pencairan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pak Asmawi menyampaikan, KUR disalurkan kepada 10.000 orang setiap harinya, masing-masing senilai Rp 10 juta, artinya Rp 100 miliar. BRI berencana menambah jumlah penerima KUR dari 10.000 per hari menjadi 12.000 hingga 15.000 per hari, kata Didi Suwondo. Hal ini dilakukan untuk menggerakkan ekonomi mikro.
Menanggapi laporan BRI, Jokowi mengingatkan pengelolaan KUR harus dilakukan secara profesional, seperti halnya transaksi perbankan lainnya. “Jangan lagi memikirkan bansos atau bansos,” kata Jokowi.
Pada tahun 2015, target penyaluran KUR senilai Rp 30 triliun.
Bos Jasa Marga, Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang pembangunan jalan tol, mengeluhkan persoalan pembebasan lahan yang menghambat realisasi pembangunan jalan. JK mengaku mendapat laporan proporsi biaya lahan untuk pembangunan jalan tol berkisar 7-8% dari total biaya, sedangkan proporsi untuk pembangunan pembangkit listrik sebesar 2 persen. “Itu masih kecil. Jadi, tolong naikkan harga beli pemilik tanah. Jadi perundingannya lebih lancar, pelepasannya lebih cepat, kata JK.
Dua menteri koordinator pun turut berkomentar. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan respon pemerintah terhadap perlambatan ekonomi terhadap siklus (melawan siklus). Caranya dengan mendorong belanja dan mempercepat penyerapan anggaran. Pertahankan strategi pembelian.
Luhut Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, mengatakan situasi politik dan keamanan stabil. Secara hukum, Luhut menggarisbawahi sikap Presiden Jokowi yang mendorong kepala daerah menyerap anggaran.
“Tidak perlu khawatir karena tadi Presiden juga meminta gubernur untuk melakukan hal tersebut, dan meminta aparat penegak hukum membantu mengawasinya. “Itu sifatnya mentoring,” kata Luhut.
Luhut mengatakan, pertemuan tersebut menunjukkan kesadaran akan adanya krisis yang harus diatasi bersama.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo yang menggelar rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI pagi tadi, kembali menyampaikan upaya BI dalam melakukan stabilisasi moneter. Agus juga menyampaikan trennya arus modal keluar yang cukup besar dalam beberapa bulan terakhir. “Hal ini harus diimbangi dengan kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Agus.
Ia juga mengapresiasi Presiden Jokowi yang mempertemukan sejumlah pengusaha dan perusahaan pelat merah untuk membahas solusi ekonomi.
Presiden Jokowi di akhir pertemuan menyampaikan bahwa pertemuan dengan kelompok lebih kecil akan dilakukan dalam waktu dekat. “KADIN menyambut baik inisiatif ini, karena pengalaman krisis sebelumnya, misalnya tahun 2008, kerja sama antara pemerintah dan dunia usaha sangat erat. Komunikasi juga terbuka. Pak Jokowi mulai hari ini, kata Didi Suwondo. —Rappler.com
BACA JUGA:
Uni Lubis adalah jurnalis senior dan Eisenhower Fellow. Dapat dihubungi di @UniLubis.