• October 6, 2024
Apa yang terjadi dengan gerakan pemberantasan korupsi yang diusung Jokowi?

Apa yang terjadi dengan gerakan pemberantasan korupsi yang diusung Jokowi?

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan secara langsung terhadap para eksekutif di sebuah konferensi menunjukkan bahwa sebagian besar dari mereka percaya bahwa tantangan terbesar di Indonesia adalah korupsi

JAKARTA, Indonesia – Para bankir investasi dan eksekutif perusahaan khawatir upaya Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih akan gagal di tengah perselisihan antara lembaga penegak hukum yang bersaing di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini.

Badan antikorupsi utama di Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), telah melemah dalam beberapa minggu terakhir akibat perseteruan dengan polisi yang berujung pada perombakan pimpinan lembaga tersebut.

KPK sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia dan komunitas internasional karena menangkap menteri kabinet, anggota parlemen, gubernur bank sentral, dan kepala eksekutif, sehingga memperlihatkan betapa luas dan sistemiknya korupsi di Indonesia.

“Pelaku bisnis melihat hal ini sebagai ketidakstabilan politik, yang dapat memperlambat beberapa perkembangan,” kata Edward Lubis, presiden direktur Bahana TWC Investment, yang mengelola dana sebesar Rp28 triliun ($2,15 miliar).

“Mereka mungkin tidak bersikap negatif terhadap pasar modal, namun beberapa investor yang berencana mengumpulkan lebih banyak telah berhenti menunggu kemajuan lebih lanjut, kepastian lebih lanjut tentang seberapa cepat masalah ini dapat diselesaikan.”

Jokowi mulai menjabat pada bulan Oktober dan berjanji untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan efisien di salah satu negara paling korup di dunia ini.

Namun kredibilitas antikorupsinya mendapat kecaman setelah presiden ragu-ragu untuk menarik kembali Budi Gunawan dari calon kepala polisi menyusul tuduhan yang diajukan KPK terhadap kandidat tersebut dalam skandal suap. (BACA: Kapolri Jokowi Tetapkan Calon Tersangka Korupsi)

Jokowi akhirnya tunduk pada kemarahan publik selama berminggu-minggu dan menarik pencalonannya bulan lalu. Presiden juga memberhentikan sementara dua pimpinan KPK, yang ditetapkan oleh polisi sebagai tersangka dalam kasus pidana yang berbeda, sebuah tindakan yang dianggap banyak orang sebagai kompromi untuk menenangkan kedua lembaga penegak hukum yang bersaing tersebut. (MEMBACA: Terakhir, Jokowi melontarkan calon Kapolri yang kontroversial)

Sejak itu, para pendukung KPK dan media lokal mengatakan lembaga antirasuah tersebut semakin lemah. (MEMBACA: Mampukah Indonesia menyelamatkan sisa-sisa reformasi yang lalu?)

Badan yang memiliki catatan hukuman 100% setelah menetapkan seseorang sebagai tersangka, mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya minggu ini dengan menyerahkan kasus Gunawan dan menyerahkannya ke Kejaksaan Agung.

“Era emas pemberantasan korupsi di Indonesia telah berakhir,” kata editorial minggu ini di Jakarta Globe, sebuah harian berbahasa Inggris.

Sebuah jajak pendapat singkat terhadap sekitar 200 eksekutif bisnis dan peserta lain pada sebuah konferensi di Jakarta pada hari Kamis menemukan bahwa sebagian besar percaya bahwa tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia bukanlah infrastruktur yang buruk atau birokrasi yang memberatkan, namun korupsi.

“Investor melihat pemerintah sangat cepat mengambil keputusan terkait isu perekonomian, namun untuk isu ini butuh waktu lama,” kata Michael Tjoajadi, CEO perusahaan manajemen aset Schroders Indonesia, yang mengelola aset senilai Rp64 triliun.

“Mereka bertanya-tanya apa yang terjadi.” – Franciska Nangoy, Reuters/Rappler.com

judi bola online