• September 7, 2024

Apakah skenario harga bahan bakar di Indonesia berubah?

Harga minyak dunia kembali turun, sebagian karena inovasi energi di AS kini membuahkan hasil. Kartel OPEC sedang dalam masalah. Bagaimana upaya Indonesia mengantisipasi perubahan rezim perminyakan global?

Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang menyiapkan skenario harga bahan bakar minyak (BBM) baru, termasuk skenario penurunan harga yang baru dinaikkan pada 18 November lalu. Informasi tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil saat ditemui di kantor Menteri Keuangan, Rabu (12/3).

Skenario tersebut disiapkan karena harga minyak dunia sedang anjlok. Jika harga internasional turun dan stabil dalam dua bulan terakhir, maka harga BBM bisa kembali diturunkan.

Dalam keterangannya kepada media, dua jam sebelum pengumuman kenaikan bahan bakar, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan harga internasional bukan satu-satunya pertimbangan. Adanya pertimbangan nilai tukar dolar Amerika terhadap rupiah, antara asumsi APBN 2015 dengan rata-rata nilai tukar pada tahun berjalan.

Kemarin, Menkeu juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap turunnya penerimaan pajak dari sektor migas jika harga terus turun. Selama dua hari terakhir, harga minyak Brent dunia diperdagangkan di bawah US$70 per barel. Trennya masih menurun dari posisi termahal US$116 per barel pada Juni lalu.

Bukan tidak mungkin pemerintah kali ini akan mengakomodir usulan sejumlah pihak yang menginginkan harga BBM dikaitkan dengan naik turunnya harga pasar internasional. Hal ini terjadi di banyak negara, termasuk Amerika, yang kini menikmati harga bahan bakar lebih murah. Di Peru, negara yang saya kunjungi saat ini, harga bahan bakar juga mengikuti harga swasta. SPBU umum juga dimiliki swasta.

Skenario jalan tengah dapat dilakukan dengan memberikan batas atas harga bahan bakar, jika harga internasional naik. Sedangkan jika harga internasional turun maka mereka akan mengikuti harga pasar.

Misalnya, jika harga naik, maka angka subsidi pada 2015 ditetapkan maksimal Rp1.000 per liter. Saat ini subsidi BBM sebesar Rp 1.500 per liter.

Tentu saja dengan catatan semua pekerjaan rumah itu sulit, mulai dari penangkapan mafia migas yang diteriakkan Jokowi sejak masa kampanye, reformasi di Petral sebagai unit impor minyak di bawah PT Pertamina, efisiensi kilang dan sejuta lainnya. pekerjaan rumah diselesaikan dalam waktu enam bulan.

Khusus investasi kilang minyak, pemerintah akan menyediakan libur pajak untuk merealisasikan target pembangunan kilang minyak berkapasitas 300.000 barel per hari. “Untuk saat ini kami akan memberikannya 10 tahun libur pajak. Jika ada yang bertanya mengenai hal di atas, itu adalah kami tinjauan,” kata Menteri Keuangan Bambang seperti dikutip dari laman Kontan.

Fasilitas libur pajak Hal itu tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 192/PMK.011/2014. PMK ini merupakan perpanjangan dari aturan libur pajak sebelumnya, tidak. 130/PMK.011/2011.

Perusahaan yang mendapatkan fasilitas ini bisa mendapatkan pembebasan pajak penghasilan badan paling lama 10 tahun dan minimal lima tahun. Setelah masa pembebasan PPh Badan berakhir, Wajib Pajak yang bersangkutan akan diberikan pengurangan PPh badan sebesar 50 persen dari PPh yang terutang selama dua tahun pajak.

Fasilitas diberikan kepada industri pionir yaitu industri logam dasar, penyulingan minyak bumi, permesinan, sumber daya terbarukan. dan peralatan komunikasi dengan rencana investasi minimal Rp 1 triliun.

Insentif fiskal ini diharapkan dapat menarik minat investor pada sektor penyulingan minyak bumi. Namun saya lebih tertarik pada dampaknya terhadap pertumbuhan inovasi di sektor energi. Hal ini yang hampir terlupakan sepanjang sejarah Indonesia merdeka, karena kita sudah lama terbuai dengan klaim bahwa kita adalah negara pengekspor minyak. Padahal kejadiannya sudah lama sekali importir bersih.

Inovasi inilah yang menjadikan AS sebagai negara dengan kondisi ekonomi terbaik saat ini. Kantor Administrasi Informasi Energi AS mengumumkan produksi minyak Negeri Paman Sam akan mencapai sembilan juta barel per hari pada tahun ini. Angka ini diperkirakan akan meningkat.

Organisasi Ekspor Minyak Dunia (OPEC), yang dituduh beroperasi seperti kartel, akan rugi jika produksi minyak AS terus meningkat. Jika produksi dan kelebihan persediaan terpenuhi, maka hambatan terhadap ekspor minyak AS akan terbuka. Minyak Amerika akan dikirim ke negara tujuan yang membutuhkannya. Kini dampaknya sudah terasa. Harga dunia sedang jatuh. Negara-negara kartel minyak, termasuk yang menikmatinya, seperti Rusia, sedang heboh.

AS kini menikmatinya pohon minyakinovasi Oil Shale, yang diproduksi dengan bor horisontal Dan rekahan hidrolik, yang dilakukan di sebagian besar tanah milik pribadi. Minyak “terperangkap” di lapisan batu dan pasir.

The Wall Street Journal edisi 1 Desember menulis pendapatnya bahwa rezim perminyakan baru, yang sepenuhnya dijalankan atas inovasi pengusaha swasta, kini terbukti menjadi pilar perekonomian yang efektif dan bukan skema yang direncanakan oleh pemerintah. Di Indonesia, inovasi energi harus dilakukan secara serius berdasarkan potensi yang ada di Bumi Pertiwi.

Hal inilah yang harus dimulai oleh pemerintahan Presiden Jokowi. Seperti judul lagunya, Sekarang atau tidak pernah. —Rappler.com

Uni Lubis, mantan Pemimpin Redaksi ANTV, menulis blog tentang 100 hari pemerintahan Jokowi. Ikuti Twitter-nya @unilubis dan membaca blog pribadinya unilubis.com.


Keluaran Sydney