• October 6, 2024

Bandung Command Center, selangkah menuju Smart City

BANDUNG, Indonesia – Tak bohong jika dikatakan memasuki sebuah ruangan seperti terjun ke atmosfer futuristik atau seperti memasuki kabin pesawat luar angkasa yang canggih. Pada ruangan berdinding melengkung itu dipasang 84 layar datar. Layar tersebut menampilkan situasi lalu lintas di sejumlah titik Kota Bandung.

Selain melengkung, dindingnya juga memiliki tekstur yang unik, berbentuk seperti potongan persegi panjang, mirip dengan motif yang tercetak pada sarang tawon. Ibarat pesawat canggih, terdapat panel dengan tiga layar monitor. Kursi-kursinya juga bergaya modern, ala film Star Trek. Jangan lupa, seragam pekerjanya juga meniru kostum karakter di film tersebut fiksi ilmiah yang populer sampai saat ini.

Ruangan canggih tersebut bernama Bandung Command Center (BCC) yang terletak di kawasan Balai Kota Bandung, Jalan Wastu Kencana. Merupakan pusat kendali Kota Bandung yang didukung dengan berbagai fasilitas seperti Sistem Penentuan Posisi Global (GPS) Pelacakan Dan Televisi sirkuit tertutup (CCTV) dipasang di daerah rawan pelanggaran lalu lintas, kriminalitas dan bencana.

Membutuhkan 4.000 CCTV analitis. Jika ada yang mengangkat tangan, melompat, atau melakukan gerakan yang dianggap berbahaya, maka langsung dicatat. Itu mahal. “Bandung hanya punya 100 dari empat ribu CCTV yang dibutuhkan,” kata Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung, Selasa 21 April 2015.

Selain CCTV ada 50 GPS Pelacakan yang dipasang pada mobil pemadam kebakaran, ambulans, bus sekolah, Trans Metro Bandung dan truk pengangkut sampah.

Ide desain BCC datang dari Ridwan Kamil yang berprofesi sebagai arsitek. Ruangan oval terdiri dari dua lantai. Lantai paling atas merupakan ruang pertemuan para pengambil keputusan di Kota Bandung.

Sambil memantau kondisi di lapangan melalui layar monitor, pimpinan Kota Bandung juga dapat mengakses data di BCC yang juga berfungsi sebagai database Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Bandung.

“Saya wakil (wali kota), sekda rutin rapat di sini karena perlu konsumsi informasi. Apa yang salah? (Apa yang terjadi), masalahnya adalah bagaimana caranya (apa masalahnya) dan seterusnya. Setelah kita mendapat informasi, kita olah, lalu kita ambil keputusan. “Jadi seperti pusat data untuk mengambil keputusan,” kata Emil, sapaan akrab Wali Kota.

Menurut Emil, BCC sudah mengadopsi standar internasional pusat komando di Jepang dan Korea Selatan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayanan publik.

“Kami memulai cara baru untuk memberikan layanan publik yang lebih baik. Ya, apa adanya pusat komando “Saat ini kita memanfaatkan teknologi untuk mengetahui permasalahan dan informasi dengan lebih cepat, kemudian mengambil keputusan lebih cepat sehingga warga dapat terlayani dengan baik,” jelasnya.

Kecanggihan Bandung Command Center

Pemantauan puluhan CCTV canggih di BCC didukung oleh sistem bernama Pusat Operasi Cerdas (IOC), sehingga memudahkan operator memantau kondisi kota.

“IOC adalah sistem yang secara otomatis akan melihat notifikasi jika terjadi pelanggaran. Misalnya jika ada pedagang kaki lima (PKL) di area terlarang, maka secara otomatis bisa diberitahu, sehingga operator bisa mengetahuinya tanpa harus terus-menerus melihat ke arah tersebut. CCTV untuk menatap. Jadi di layar ada tulisan merah ‘Ada PKL’. Jadi ada peringatan “Kita bisa mendesainnya sendiri sedemikian rupa,” kata Sri Dhiandini, Kepala Bidang Telematika Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung.

Setelah muncul pemberitahuan tersebut, kata Dhini, SKPD terkait akan menindaklanjuti permasalahan yang terjadi. Sistem ini juga didukung oleh GPS Pelacakan yang dipasang pada mobil operasional Pemkot Bandung.

“Jadi di sini bisa dilihat apakah mereka pindah ke lokasi, kapan pindah, lama tidaknya laporannya. Anda bisa melihatnya nanti rekam jejak mereka untuk menghadapi (masalah) seperti apa. Demikian dampaknya terhadap masyarakat atas keberadaannya pusat komando “Tindakan ini bisa lebih cepat,” jelas Dhini.

Lebih lanjut Dhini menjelaskan, perangkat lunak GPS Pelacakan Dirancang agar dapat diakses oleh anak sekolah dan masyarakat. Dengan perangkat lunak Dengan begitu, masyarakat bisa mengetahui pergerakan bus dari halte ke halte.

“Sehingga bisa diketahui berapa menit bus akan tiba sehingga masyarakat bisa memutuskan menunggu atau beralih ke kendaraan lain,” ujarnya.

BCC dikelola oleh 15 operator yang dipilih melalui seleksi. Pegawai di SKPD terkait juga memantau kondisi kota, seperti anggota polisi, pemadam kebakaran, dan dinas transportasi.

Salah satu operator, Dini Chrismulyani menjelaskan, tugasnya sebagai operator adalah memantau situasi dan kondisi di Kota Bandung, tidak hanya melalui CCTV, tetapi juga media sosial. Apalagi di era ini telepon pintar Orang-orang saat ini terbiasa melaporkan setiap kejadian yang mereka alami atau temui setiap hari.

“Tanpa menyebutkan BCC Twitter, kita bisa mengetahui kejadian dan keluhan apa saja yang dialami warga. “Kita juga bisa melihat keluhan mana yang paling banyak terjadi di setiap kecamatan,” kata perempuan berusia 23 tahun itu.

Dini, lulusan perguruan tinggi jurusan informatika, menjelaskan BCC didukung sistem yang canggih. Ada sebuah sistem analisis video cerdas yang secara otomatis mencatat pelanggaran atau bencana. Ini membantu dalam tugasnya menerima puluhan ribu acara setiap hari.

Di BCC juga dipasang tombol panikyang nantinya dapat digunakan oleh masyarakat jika mengalami keadaan darurat seperti kejahatan atau kecelakaan.

“Nantinya masyarakat bisa mengaktifkannya tombol panik perangkat lunak itu namanya “Xigentsos, tapi software ini hanya untuk Android dan iPhone,” ujarnya.

Untuk mengaktifkan software tersebut, kata Dini, masyarakat harus Install dan mendaftar dengan menyertakan data diri, termasuk nomor telepon darurat yang dapat dihubungi.

“Jadi kalau mengalami keadaan darurat, masyarakat bisa menekan layar ponselnya beberapa kali, kemudian langsung terhubung ke sini (BCC) dan juga nomor darurat yang tertera. Ini secara otomatis akan menyetel alarm di BCC. Ponsel yang terdaftar sebagai nomor darurat juga akan berdering. Makanya jangan main-main, itu hanya untuk keadaan darurat, kata Dini yang baru dua bulan bekerja.

Menuju Kota Cerdas

Bandung Command Center adalah langkah Ridwan Kamil untuk berkreasi kota Pintar di kotanya. Fasilitas ini merupakan yang pertama ada di Indonesia. Di Bandung, lulusan ITB ini menjadi incaran pusat komando ada di setiap kecamatan pada tahun ini.

“Ada tahun ini pusat komando di kecamatan tersebut. Ya, itulah inovasi. Tapi kamarnya kecil. Camat bisa memantau minimal 4-6 unit di layar kemudian dihubungkan dengan CCTV di wilayahnya agar pengambilan keputusan bisa cepat. Ini adalah konsep desentralisasi yang mendalam kota Pintar,” kata Emil.

Bandung Command Center merupakan arah tahap pertama kota Pintar. Ada dua fase lagi yang akan dilakukan Wali Kota Bandung.

“Kami menargetkan tiga fase. Fase pertama adalah hal-hal mendasar terlebih dahulu, masalah lalu lintas dan sebagainya terlebih dahulu. Tahap kedua, SKPD harus punya sistem kota Pintar juga canggih. sampai tahap ketiga yang terakhir. “Kami berharap Bandung sudah sempurna secara teknologi pada akhir tahun 2016,” ujarnya.

Emil membayangkan ke depan masyarakat bisa mengakses layanan publik cukup melalui telepon seluler, tanpa harus datang ke tempat pengaduan masyarakat. Pihaknya menargetkan 150 aplikasi bisa dibuat tahun ini.

“Kami targetkan ada 150 lamaran tahun ini. Setengahnya untuk manajemen internal kami, setengahnya lagi untuk komunitas. Sehingga masyarakat bisa mengaksesnya. Jika Anda menghendaki laporan“Kalau pakai sistem pelaporan, cukup tweet, lalu ada mesin pembacanya,” jelas Emil.

Menurut Emil, teknologi berperan penting dalam mewujudkan smart city.

“Saya percaya bahwa teknologi dapat membantu kita semua membangun pemerintahan yang lebih baik. Teknologi dapat membantu pemerintah berinteraksi dengan masyarakatnya tanpa batas. “Teknologi juga bisa membantu pemerintah dalam mengontrol pengelolaan birokrasi,” kata Emil.

Negara berkembang, lanjut Emil, banyak berinvestasi di bidang tersebut penelitian dan Pengembangan sehingga Bandung mulai melakukan investasi serius di bidang pengembangan teknologi.

Ia mengatakan, Bandung mendapat investasi sebesar 100 juta USD untuk pengembangan teknologi karena dianggap terhormat insinyur kelas dunia, biaya hidup rendah, dan cuaca nyaman. Bandung juga mengembangkan industri strategis dan budaya.

“Dengan menggabungkan semua aspek tersebut, Bandung siap menjadi kota Pintar,” kata Emil.

Saat itu diadakan KTT Kota Cerdas Asia Afrika pada tanggal 22-23 April 2015, Walikota mensosialisasikan Bandung Command Center sebagai langkah menuju smart city di masa depan 446 peserta, 25 walikota dari 2 benua dan peserta yang berasal dari 69 kota dari 36 negara di Asia dan Afrika. Wali Kota Bogor Bima Arya yang hadir dalam acara tersebut mengapresiasi keberadaan Bandung Command Center.

Saya terinspirasi dari Bandung Command Center. “Semoga ini menjadi inspirasi yang terus disebarkan sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik,” ujarnya. — Rappler.com

agen sbobet