• November 24, 2024

Bankir perempuan tidak setuju untuk menambah cuti melahirkan menjadi 6 bulan

Rabu sore, 22 April, sejumlah perempuan pimpinan bank di Indonesia berkumpul di ruangan Financial Club, Graha Niaga, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta. Mereka membahas Komite Komunitas Peduli Perbankan.

“Saat ini kami sedang menyusun program kerja,” kata Wakil Direktur Utama Bank Jasa Jakarta Lisawati. Sejak kemarin, saya sudah menanyakan pendapat Lisawati atas usulan perpanjangan masa cuti melahirkan dan cuti ayah bagi pegawai perempuan.

Dalam artikel yang diterbitkan Rappler Indonesia pekan lalu yang berjudul Mengapa saya memberikan cuti hamil 6 bulan kepada karyawan, pemilik perusahaan komunikasi Kokok Dirgantoro menjelaskan alasannya memberikan cuti hamil dua kali lebih lama dari peraturan ketenagakerjaan resmi. Kokok mengatakan, perusahaan yang dijalankannya relatif kecil.

“Kalau dipikir-pikir apa yang diinginkan wanita, sebenarnya itu lebih baik. “Tetapi bagi perusahaan akan terasa lebih sulit karena harus menambah tenaga kerja,” jawab Lisawati.

Saya mengenalnya saat kerjasama antara ikatan alumni Eisenhower Fellowship dan Ladies Banker diadakan pada bulan November lalu. kepemimpinan perempuan bersatu.

Lisawati merupakan salah satu pengurus Ladies Banker yang anggotanya adalah perempuan yang menduduki posisi direktur dan komisaris pada perbankan di Indonesia.

Pada hari Selasa tanggal 21 April, saya menanyakan pertanyaan yang sama kepada senior lady bankir, Roosniati Salihin. Saya mengenal Wakil Direktur Utama Panin Bank sejak saya meliput dunia perbankan pada awal tahun 1990-an. Roosniati pernah bercerita tentang kegiatannya di Titian Future Foundation. Yayasan yang bergerak di bidang pendidikan, termasuk komunitas belajar ini, merupakan kegiatan sosial Roosniati dan sejumlah pengusaha perempuan lainnya.

“Menurut saya, perempuan yang ingin berkarir sebaiknya fokus pada pekerjaan dan kemampuannya dulu. “Kalau fasilitas untuk anak dan keluarga, otomatis menjadi bagian dari kompensasi yang diberikan (perusahaan),” jawab Roosniati.

Menurut Roosniati, Anda bisa sukses dengan menjalankan bisnis sendiri, memulai industri rumahan, dan bekerja dari rumah. “Jadi bisa diambil,” ucapnya.

Roosniati menambahkan, “Perempuan bisa sukses tanpa harus mendapat fasilitas berlebihan. Itu pilihan.”

Pendidikan bagi perempuan memberikan pola berpikir kritis, terstruktur dan strategis. “Makanya Yayasan Titian yang saya pimpin juga mempersiapkan anak-anak agar mempunyai masa depan yang baik, jangan keluar atau menikah di usia dini namun menjadi wanita mandiri secara finansial sebelum menikah,” ujarnya.

Di Bank Panin, kata Roosniati, cuti melahirkan dan cuti ayah sesuai aturan adalah tiga bulan. Tidak ada ruang laktasi atau menyusui. “Kalau kita perusahaan besar, sewa ruangan dan pekerja dihitung per orang per meter persegi,” tambah Roosniati.

Saya mengajukan proposal dari Svida Alisjahbana, CEO Femina Group, siapa yang mendukung cuti hamil enam bulan? (BACA: Siapa yang mendukung cuti hamil 6 bulan?)

Svida menolak gagasan perpanjangan cuti hamil dan cuti ayah. Lebih lanjut ia menyoroti perlunya fasilitas pendukung di kantor bagi ibu menyusui. “Yang dibutuhkan perempuan pekerja dan profesional adalah memberikan pemahaman tentang peran ganda perempuan. “Bukan cuti 6 bulan yang dia butuhkan,” kata Svida.

Menurut Svida, yang dibutuhkan ibu menyusui, dalam hal ini pegawai perempuan, pertama-tama adalah ruang laktasi. Dalam hal ini, Kementerian Kesehatan menerbitkan panduan ruang menyusui.

Hal kedua untuk mendukung ibu yang masih menyusui bayinya adalah jam fleksibeljam kerja yang lebih longgar di mana perempuan dapat berganti jam kerja saat masih di rumah atau mengasuh bayinya di waktu lain.

Ketiga, bagi karyawan yang menjadi ayah, perusahaan harus memberikan kesempatan cuti selama satu bulan, dalam jangka waktu 6 bulan setelah melahirkan.

Lamaran Svida saya sampaikan kepada Roosniati. Jawabannya adalah: “Tidak bisa menggeneralisasi. Yang penting menunjukkan kinerja, setelah itu baru dibicarakan,” kata Roosniati seraya menambahkan peluang kerja untuk berkarir masih terbatas.

Direktur Utama PT Andhika Lines, Carmelita Hartoto mengingatkan, jika aturan cuti enam bulan diberlakukan, maka perusahaan akan enggan mempekerjakan karyawan perempuan.

“Saya setuju dengan saran Svida, agar lebih memperhatikan fasilitas pendukung ibu menyusui. “Belilah lemari es untuk menyimpan ASI mereka saat mereka berada di kantor,” kata Carmelita, yang juga ketua Asosiasi Pemilik Kapal Indonesia (INSA) yang beranggotakan 1.200 orang.

Direktur Asuransi Sinar Mas Dumasi Samosir menjawab pertanyaan saya melalui wall di Facebook. “Saya setuju untuk menambahkan cuti hamil. Tapi untuk kondisi di negara kita, menurut saya tahap awal cukup ditambah 4 bulan untuk menerima gaji penuh. Bulan satu sampai tiga benar-benar mati pekerjaan. “Bulan ke-4 kita sudah bisa bekerja dari rumah,” kata Dumasi.

Dia sepakat perusahaan harus memberikan fasilitas penitipan anaktermasuk ruang laktasi.

Dumasi mengacu pada tanggapan pendiri dan CEO Virtuco Iim Fahima Jachja. Iim, ibu dua anak yang menjalankan bisnis digital, mendukung gagasan tersebut selama enam bulan cuti hamildengan catatan situasi yang akan dibuat menang-menang bagi karyawan dan perusahaan.

“Bagi saya itu tiga bulan benar-benar matidan tiga bulan bekerja dari rumah,” kata Iim menjawab pertanyaan di dinding Facebook saya.

Namun, Iim juga mendorong perusahaan untuk memiliki penitipan anak. “Investasinya tidak besar, dampaknya terhadap produktivitas pegawai juga besar,” ujarnya.

Lisawati yang ditemui Ladies Banker menanggapi usulan Svida dengan mengatakan, “Menurut kami, kami yang pertama setuju (menyediakan ruang laktasi). cuti, cuti hingga satu bulan bagi karyawan yang istrinya melahirkan tidak diperlukan. Tidak cocok dengan budaya Indonesia.”

Lisawati dan kawan-kawan meyakini cuti melahirkan dan cuti ayah selama tiga bulan masih cukup bagi perempuan pekerja.

Karena Lisawati saat ini sedang menyusun program kerja komunitas perbankan yang peduli, tentunya saya berharap penyediaan ruang menyusui menjadi salah satu program kerja para bankir perempuan.

bagaimana denganmu Apakah Anda punya pemikiran lain? —Rappler.com

Uni Lubis adalah mantan pemimpin redaksi ANTV. Ikuti Twitter-nya @unilubis dan membaca blog pribadinya unilubis.com.


link slot demo