• October 7, 2024

Banyak yang memprotes Rizal Ramli

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Rizal Ramli menuding ada mafia yang memungut pulsa listrik pelanggan

JAKARTA, Indonesia — Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Faisal Basri menilai tudingan mafia rantai distribusi listrik yang dilontarkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli adalah salah.

Sebelumnya Rizal membeberkan temuannya adanya komunitas pelanggan listrik prabayar Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menerima kredit listrik nilainya lebih kecil dari harga yang dibayarkan.

“Mereka beli pulsa Rp 100.000, tapi ternyata listriknya cuma Rp 73.000. Kejam sekali, 27% tersedot oleh pemasok yang setengah mafia,” kata Rizal, Senin 7 September 2015 seperti dikutip media.

Faisal, secara tertulis pada blog secara pribadi, yang juga ia tweet pada hari ini, Selasa, 8 September, menghitung ulang perhitungannya.

Ia menemukan diskon yang diterima pelanggan hanya 5,3%. Potongan tersebut digunakan untuk membayar biaya administrasi bank dan Pajak Penerangan Jalan (PPJ), bukan 27% seperti yang diklaim Rizal.

Perhitungan Faisal seperti dikutip dari tulisannya:

1. Jika pelanggan R1-1.300 VA membeli token (prabayar) sebesar Rp 100.000, berapa kWh yang didapat?

2. Pelanggan perlu membayar biaya administrasi bank, jika digunakan BCA sebesar Rp 3.000,- Jadi sisa uang untuk membeli listrik adalah Rp 97.000.

3. Transaksi dibawah Rp 300.000 tidak dikenakan bea materai.

4. Pelanggan juga harus membayar pajak penerangan jalan (PPJ) sebesar 2,4 persen (untuk Jakarta) dari total kWh yang dibayarkan. Jadi PLN hanya menerima Rp 97.000/1.024 = Rp 94.726.

5. Jumlah kWh yang diterima pelanggan = Rp 94.726/Rp 1.352 = 70 kWh.

6. Oleh karena itu, uang pelanggan hanya akan berkurang 5,3% untuk biaya administrasi bank dan PPJ, bukan 27%.

Tak hanya Faisal, Dirjen PLN Sofyan Basir juga membantah tudingan adanya mafia listrik yang disuarakan Rizal. Ia pun memperkuat analisis Faisal bahwa potongan yang diterima nasabah salah satunya untuk biaya administrasi.

“Misalnya dia beli listrik prabayar Rp 100.000, tapi dia beli 2 sampai 3 kali. Kadang harga pulsa listrik dipotong biaya administrasi, kata Sofyan, Senin, 7 September 2015. media.

Lantas dari mana angka 27% dan 73.300 yang disebutkan Rizal itu? Seperti dibagi satu pengguna bersih dalam Facebooknya di bawah ini, bisa jadi Rizal salah membaca angka kWh di kWh meter sebagai besaran rupiah.

Bagaimana menurutmu? — Rappler.com

Baca juga:


Data SGP