• November 24, 2024
Barang palsu banyak beredar di websitenya, Lazada siap bertanggung jawab

Barang palsu banyak beredar di websitenya, Lazada siap bertanggung jawab

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Pengguna Lazada khawatir berbelanja online setelah barang yang diterima tidak sesuai dengan pesanannya.

JAKARTA, Indonesia – Sejumlah barang palsu diyakini kembali beredar di situs retail online Lazada.

Budi, pria asal Wajo, Sulawesi Selatan, baru-baru ini menulis dalam surat pembacanya yang dimuat di Harian Kompas tentang pengalamannya menerima barang palsu saat berbelanja melalui situs Lazada.

Budi yang membeli sepasang sepatu merek Nike seharga Rp. 570.000 akhirnya merasa kecewa karena menurut pengakuannya, sepatu yang diterimanya bukan sepatu Nike asli. FYI, sepatu yang dipesan Budi di Lazada harganya Rp. 1.2 juta. Harganya lebih murah karena sudah didiskon.

Menanggapi kasus ini, Lazada menyatakan bersedia menerima tanggung jawab.

“Kami telah menghubungi pelanggan yang bersangkutan dan saat ini sedang berupaya menyelesaikan masalah ini. Kami menanggapi dengan serius segala masukan dari konsumen mengenai produk yang kami jual situs web kami dan sedang kami selidiki,” kata Co-CEO Lazada Indonesia Elizabeth Craft dalam keterangan tertulis, Rabu (15 Juli).

Khusus terkait peredaran barang palsu di situsnya, Elizabeth menegaskan, Lazada tidak akan menoleransi penjual yang diketahui menjual dan mengedarkan barang palsu.

“Lazada memiliki kebijakan nol toleransi terhadap penjualan produk palsu situs web Kami. Dalam kasus tertentu dimana terdapat tuduhan tertentu terhadap penjual atau produk yang dijual di platform Kami, tindakan tegas akan diambil, termasuk penghapusan produk atau penjual tersebut sesegera mungkin.

“Kami berjanji konsumen akan mendapatkan produk yang sesuai, baru, asli dan tidak rusak atau cacat,” ujarnya.

Jual Beli Online Bermasalah Siapa Tanggung Jawabnya?

Budi tidak sendirian. Andrew Atmadja pun rupanya mengalami nasib serupa dan seperti halnya Budi, berbagi pengalamannya lewat Surat pembaca harian Kompas.

Andrew bahkan berusaha mengembalikan produk yang dibelinya yakni krim tangan bermerek L’Occitane. Namun menurut Andrew, usahanya tersebut hingga saat ini belum mendapatkan respon yang memuaskan dari pihak Lazada.

Tak hanya barang palsu, belakangan ini Lazada juga mengalami kendala pengiriman barang yang tidak sesuai pesanan.

Rizki Kartadikaria yang halSmartphone Asus Zenfone 6 sebenarnya mendapat dua dus pewangi pakaian dari Lazada.

Dalam lot yang sama, Danis Darusman mendapatkan sabun batangan sebagai pengganti Apple iPhone 6 Plus yang dipesannya. Khusus untuk Danis, Lazada akhirnya mengirimkan iPhone 6 Plus yang dipesan.

Konsumen juga khawatir berbelanja di Lazada.

Lantas siapa yang harus bertanggung jawab jika kasus seperti ini terjadi? Penyedia platform? Penjual? Atau pengirimnya?

Sayangnya, jika merujuk pada rancangan Peraturan Perundang-undangan Perdagangan Elektronik (RPP) yang sedang disusun Kementerian Perdagangan, belum ada jawaban pasti atas pertanyaan tersebut.

(BACA: Dampak kasus iPhone Lazada, penanggung jawab perdagangan elektronik belum jelas)

Namun menurut Ketua Pengurus Harian Yayasan Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, penyedia platform seperti Lazada tidak bisa lepas tangan.

“Konsumen berhak mendapatkan kompensasi dan ganti rugi jika dirugikan oleh penjual. Mereka (penyedia platform) harus bertanggung jawab apapun yang mereka tawarkan. “Mereka perlu bersinergi dengan vendornya,” kata Tulus, Rabu.

Lazada sendiri tidak menjual barangnya sendiri, melainkan hanya berfungsi sebagai platform penjualan bagi toko online yang mendaftar di situs Lazada. Rappler.com


slot online gratis