• October 6, 2024
Bingung, Jemaah Haji Indonesia Andalkan Menteri Agama

Bingung, Jemaah Haji Indonesia Andalkan Menteri Agama

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Umat ​​​​paroki mengeluh tidak ada tempat untuk melaporkan keluarga mereka yang hilang dan informasi yang simpang siur mengenai jumlah umat paroki yang meninggal.

JAKARTA, Indonesia—Jemaah haji Indonesia di Mina, Arab Saudi menyampaikan kesedihannya kepada Menteri Agama Lukman Saifuddin pasca tragedi yang merenggut nyawa 3 peserta haji dari tanah air, Jumat, 25 September.

Mayoritas jemaah Klaster 61 Jakarta-Bekasi mengaku kebingungan atas simpang siurnya informasi mengenai korban. Hingga Jumat pagi, 225 jemaah haji asal Indonesia dikabarkan belum kembali ke tendanya di Mina. 192 di antaranya berasal dari grup JKS 61.

Apa keluhan mereka?

Keluarga hilang, harus lapor ke siapa?

“Pengalaman traumatis, ketidakjelasan, informasi yang membingungkan, dan sebagainya membuat mereka membutuhkan tempat bersama seseorang yang dapat dipercaya. “Saya dalam posisi seperti itu,” kata Lukman.

Oleh karena itu, Kementerian Agama telah membentuk tim yang bekerja 24 jam sehari untuk mendapatkan informasi keberadaan anggota keluarganya yang masih hilang.

Kabar meninggalnya jemaah di Simpang Siur

Jemaah kemudian mengeluhkan status mati jemaah lainnya. Mengapa sampai saat ini belum ada kepastian?

“Menyatakan seseorang meninggal harus berdasarkan bukti yang dapat dipercaya. Tentu tanggung jawab medisnya ada yang benar-benar meninggal, kata Lukman.

Menurut dia, informasi mengenai umat paroki yang meninggal dunia tidak cukup hanya mengandalkan pengakuan pihak keluarga yang melihat keluarganya meninggal dalam pangkuan atau gendongannya tanpa dibarengi dengan informasi indikasi bahwa yang bersangkutan meninggal dunia.

Selama indikasinya belum bisa dijelaskan, sulit bagi kami untuk mengatakan yang bersangkutan meninggal dunia, kata Lukman.

Menurut dia, data jemaah meninggal dunia sebaiknya berdasarkan hasil pemeriksaan petugas kesehatan atau tim medis.

Oleh karena itu, pemerintah harus menahan diri untuk menunggu sampai seseorang yang berwenang menyatakan apakah seseorang telah meninggal atau tidak.

Ia menambahkan, permasalahan lain disebabkan oleh lokasi kejadian di luar negeri, dimana pemerintah Indonesia tidak mempunyai kewenangan penuh untuk mengambil tindakan yang diinginkan.

“Bagaimanapun, pemerintah Arab Saudi punya peraturannya sendiri, punya tradisi, budaya, dan prosedurnya sendiri untuk menghadapi hal-hal seperti ini. Inilah sebabnya kita tidak cukup leluasa mengakses informasi di rumah sakit, misalnya. Tidak bisa seperti ketika kita mendapatkan akses ke rumah sakit di negara ini. “Ada hal yang menyebabkan prosesnya memakan waktu,” kata Lukman.

“Kami tetap berupaya dan semaksimal mungkin melakukan penggeledahan dan pencarian terhadap sejumlah umat paroki kami yang belum kembali ke kelompoknya masing-masing.” —Rappler.com

Ikuti perkembangan tragedi Mina di LIVE BLOG dan bersama menyukai Facebook kami dan ikuti Twitter @rapper.

BACA JUGA


Togel Singapore Hari Ini