• October 18, 2024
BNPB mendeteksi adanya titik panas baru di kawasan bencana asap

BNPB mendeteksi adanya titik panas baru di kawasan bencana asap

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Terjadi kebakaran baru di lahan masyarakat, lahan perkebunan, hutan lindung dan batas hutan tanaman

JAKARTA, Indonesia—Setelah 47 hari upaya tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memadamkan api di Sumatera dan Kalimantan, titik api belum juga surut. Hari ini, 17 Oktober, tim menemukan hotspot baru.

Kebakaran diduga dilakukan oknum karena berada di lahan masyarakat, lahan perkebunan, hutan lindung, dan batas hutan tanaman.

“Masih banyak kebakaran baru. Angin kencang dan cuaca kering membuat api mudah menyebar kemana-mana. Keterbatasan peralatan dan air membuat kami tidak dapat menjangkau semua orang. Area yang terbakar sangat luas, kata Kepala Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho kepada Rappler, Sabtu, 17 Oktober.

Poin mana yang terbakar lagi? Berikut penjelasan Sutopo:

Jumlah titik api saat ini di Pulau Sumatera sebanyak 120 titik, meliputi Riu (11 titik), Jambi (4 titik), dan Sumsel (102 titik). Sedangkan di Kalimantan rinciannya ada 1.270 titik api, Kalimantan Barat (19 titik), Kalimantan Tengah (1.096 titik), Kalimantan Selatan (80 titik), dan Kalimantan Timur (75 titik).

Siapa yang melakukannya? “Orang. “Kalau melihat lokasi kebakaran baru, ada di lahan masyarakat, lahan perkebunan, hutan lindung, dan batas hutan tanaman,” ujarnya.

Menurut Sutopo, pada 1 September 2015, BNPB mulai mendeteksi titik api yang semakin parah. Kabut asap mulai menyelimuti Pulau Sumatera dan Kalimantan, kemudian menyebar ke negara tetangga.

Kualitas udara membaik

Pada pertengahan September, kualitas udara di lokasi bencana membaik seiring dengan menyempitnya penyebaran asap di Sumatera dan Kalimantan.

Pasalnya, selain kerja keras petugas pemadam kebakaran gabungan BNPB dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), juga karena hujan.

Namun pada Kamis 15 Oktober dilaporkan kabut kembali menyebar hingga menutupi Timika Papua.

Operasional penerbangan dari dan ke Bandara Moses Kilangin Timika, Papua lumpuh total hingga Jumat 16 Oktober akibat kabut asap yang semakin tebal di wilayah tersebut.

John Rettob, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Mimika, mengatakan aktivitas penerbangan di Bandara Timika sebenarnya sempat lumpuh sejak Kamis akibat kabut asap.

“Sore tadi sekitar pukul 13.00 WIT kami putuskan tidak ada lagi pesawat yang masuk ke Timika karena kabut asap semakin pekat dengan jarak pandang hanya sekitar 400 meter. “Kami berharap kondisi cuaca besok jauh lebih baik sehingga seluruh aktivitas penerbangan kembali normal,” kata John. —Rappler.com

BACA JUGA:


Result HK