Bungkus Indonesia: 18 September 2014
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Partai Demokrat mendukung pemilihan kepala daerah langsung, mahasiswa memprotes pengurangan pembatasan penyelesaian gelar, kelompok radikal mengancam untuk menutup seminari LGBT, dan banyak lagi
JAKARTA, Indonesia – Arti dukungan Partai Demokrat terhadap pemilihan kepala daerah langsung dan kontroversi baru mengenai singkatnya batas waktu penyelesaian gelar sarjana menjadi inti rangkaian cerita kami dari Indonesia selama satu hari terakhir.
1. Bisakah Partai Demokrat menyelamatkan hak pilih di Indonesia?
Partai Demokrat yang berkuasa, yang merupakan faksi terbesar di badan legislatif saat ini, telah melakukan hal tersebut mengukuhkan posisinya dalam mendukung penyelenggaraan pemilukada langsung. PSekjen Arty Edhie “Ibas” Baskoro Yudhoyono, Putra Presiden, mengatakan kepada Partai “harus sejalan dengan pemikiran masyarakat, termasuk aspirasi para pemimpin daerah yang tidak ingin hak politik warga negara Indonesia dihilangkan”. Jika semua anggota legislatif memberikan suaranya sesuai dengan garis partai, itu berarti RUU Pilkada yang kontroversial – apa upaya agar pemimpin eksekutif daerah dipilih oleh DPRD dan bukan dipilih langsung oleh rakyat – akan ditolak jika dilakukan melalui pemungutan suara paripurna. Baca cerita selengkapnya di Rappler.
2. Belum siap bekerja? Siswa memprotes pembatasan penyelesaian gelar
Masyarakat Indonesia rupanya ingin bisa melanjutkan kuliah lebih lama, jika mereka mau. Organisasi kemahasiswaan pada hari Rabu melakukan protes terhadap peraturan baru dari Kementerian Pendidikan yang membatasi masa studi untuk gelar menjadi 5 tahun, turun dari 7 tahun sebelumnya. Liputan6.com laporan. Mahasiswa dari beberapa universitas ternama di tanah air, Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada, mengkritik peraturan tersebut sebagai upaya untuk membungkam generasi muda yang kritis dan kreatif. Baca selengkapnya di tribunnews.com.
3. Kelompok radikal mengancam akan menutup seminar LGBT
Muhammad Fuad, pemimpin Gerakan Pembela Ka’abah, dilaporkan menyatakan keprihatinannya atas kebebasan akademis yang dibajak oleh kelompok-kelompok yang ingin memberikan wacana mengenai isu-isu LGBT kepada masyarakat.
Sebuah kelompok Islam radikal mengancam akan menutup paksa seminar tentang isu LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender) yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma di Yogyakarta jika hal tersebut tetap dilanjutkan. Pos Jakarta dilaporkan. Muhammad Fuad, Ketua Gerakan Pembela Ka’abah, salah satu elemen yang tergabung dalam Forum Masyarakat Islam (FUI), mengatakan mereka meminta agar seminar tersebut dibatalkan. “Jika tidak, kami akan membatalkannya dengan paksa.” Rektor universitas mengatakan bahwa universitas akan mempertimbangkan kembali dan membatalkan seminar tersebut jika tema seminar tersebut terlihat menyakiti perasaan beberapa kelompok di kota tersebut.
4. Sutradara ‘Act of Killing’ memenangkan ‘penghargaan jenius’ MacArthur
Joshua Oppenheimer, sutradara film dokumenter genosida Indonesia pemenang penghargaan “The Act of Killing” dan sekuelnya “The Look of Silence”, telah dinobatkan sebagai anggota MacArthur Fellows angkatan 2014. Dia bergabung dengan lima tokoh seni lainnya untuk menerima penghargaan tersebut, yang secara luas dikenal sebagai “penghargaan jenius” dan dihargai $625.000. MacArthur Prize dianggap sebagai salah satu penghargaan paling bergengsi di Amerika Serikat. Baca kisah lengkapnya LA Times.
5. Agnez Mo, Noah nominasi MTV Europe Music Awards 2014
Setelah seminggu melakukan voting, dua artis papan atas Indonesia – Agnez Mo dan band Noah – secara resmi dinominasikan Aksi Terbaik Asia Tenggara di MTV Europe Music Awards 2014 yang akan digelar pada 9 November. Mereka akan menghadapi pemain-pemain terbaik dari wilayah lain – Sarah Geronimo dari Filipina, Yuna dari Malaysia, Ho Hgoc Ha dari Vietnam, Stefanie Sun dari Singapura, dan Slot Machine dari Thailand. – Rappler.com