• October 7, 2024
Cabaret Krim didorong mengusut kasus pimpinan KPK

Cabaret Krim didorong mengusut kasus pimpinan KPK

Dalam satu semester, Bareskrim hanya mampu mengusut 4 kasus, padahal antriannya mencapai 8.700 kasus.

JAKARTA, Indonesia – Akademisi, pengamat, dan penggiat antikorupsi meminta Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia (Kabareskrim Polri) Komisaris Jenderal Anang Iskandar mengevaluasi kembali kasus yang menjerat 3 aparat penegak hukum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). judul (KPK).

Ketiganya adalah Ketua KPK nonaktif Abraham Samad, Wakil Ketua nonaktif Bambang Widjojanto, dan penyidik ​​senior KPK Novel Baswedan.

“Kepala Badan Reserse Kriminal yang baru harus melakukan gelar perkara. Undang ahli, BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), kalau perlu KPK, kata pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar saat berbincang di kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Senin, 7 September.

“Sehingga kasusnya bisa dievaluasi apakah dilanjutkan atau dihentikan. Polisi tidak perlu malu, kata Widodo Umar.

Ketua KPK nonaktif Abraham Samad (AS) diduga memalsukan dokumen kependudukan, sedangkan Wakil Ketua KPK nonaktif Bambang Widjojanto (BW) diduga menghasut saksi untuk memberikan keterangan palsu dalam perselisihan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kotawaringin Barat tahun 2010.

Selain itu, Novel sempat menjadi tersangka kasus pidana penganiayaan saat menjabat Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bengkulu Kota pada tahun 2004.

Pernyataan Widodo Umar didukung oleh Pakar hukum pidana dari Universitas Trisakti (Usakti) Abdul Fikar.

“Selama Budi Waseso menjabat (sebagai Kabareskrim), ketiga kasus tersebut tidak pernah jelas. Meski Budi Waseso mengaku kasus tersebut sudah selesai atau P21. “Tapi tidak pernah sampai ke pengadilan,” kata Fickar.

Fickar menyimpulkan, “Bahwa penanganan kasus Januari-November yang dilihat hanyalah sensasi belaka,” kata Fickar.

Budi Waseso menjabat sebagai Kabareskrim sejak 16 Januari 2015.

Ia dimutasi dari jabatannya pekan lalu dan hari ini diangkat menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (NNA). Ia bertukar posisi dengan mantan Kepala BNN Anang Iskandar.

Asep Komaruddin dari Lembaga Bantuan Hukum Pers menambahkan, kasus Bambang memang aneh karena penetapan tersangka sangat singkat. Kemudian berkas perkaranya diselesaikan hanya dalam waktu 7 bulan.

“Padahal banyak kasus yang harus diselesaikan oleh Kabareskrim yang baru. Misalnya kasus pembunuhan jurnalis Udin, kata Asep.

Baca di sini tentang kasus jurnalis Udin.

8.700 kasus terhenti di Bareskrim

Pengamat Lingkar Madani Ray Rangkuti menambahkan alasan perlunya dilakukan evaluasi terhadap kasus ketiga penegak hukum tersebut.

Pertama, “Mengapa mereka begitu cepat teridentifikasi sebagai tersangka dalam waktu kurang dari 24 jam, padahal butuh waktu berbulan-bulan untuk menyusun berkasnya.” dia berkata.

Ray menduga polisi sebenarnya tidak menemukan dua alat bukti yang cukup bagi Kejaksaan Agung untuk menolak berkas perkara penegakan hukum.

Kedua, menurut Ray, “Mengutip Komisi Kepolisian Nasional, terdapat 87.00 kasus yang ditetapkan di Bareskrim pada tahun 2014.”

Bareskrim, kata Ray, harus fokus menangani kasus-kasus yang tertunda tersebut. Ray justru melihat satuan polda lebih rajin menangani kasus.

“Polisi di pusat hanya berkoordinasi. “Yang bekerja ada di Polda,” ujarnya.

Ray pun meminta Kapolri menyerahkan kasus ketiga aparat penegak hukum tersebut kepada presiden.

“Presiden Joko Widodo harus mengambil alih kasus ketiga penegak hukum tersebut. Karena model Budi Waseso ini bisa tampil lagi, ujarnya.

4 kasus dalam satu semester

Berdasarkan data ICW, Bareskrim hanya mampu menangani 4 kasus sepanjang Januari-Juni. Pertama, dugaan korupsi pengadaan land clearing tahun 2009 seluas 375.000 meter kubik dan peningkatan runway 75.000 meter kubik pada tahun 2010.

Kedua, dugaan korupsi penjualan kondensat.

Ketiga, dugaan korupsi dalam pelaksanaan atau pelaksanaan payment gateway di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Dan keempat, kasus dugaan korupsi proyek pengadaan 49 UPS di Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat.—Rappler.com

BACA JUGA:


taruhan bola online