• October 8, 2024

Catatan tentang Hendropriyono dan Talangsari

Abdullah Makhmud Hendropriyono merupakan salah satu tokoh penting kemenangan Joko Widodo pada Pilpres 2014. Doktor di bidang intelijen ini diketahui memiliki banyak jaringan dan kenalan yang mendukung upaya kemenangan Jokowi.

Maka kini setelah Jokowi menjadi presiden, wajar jika ada yang menuding mereka dekat. Bahkan ada yang menyebut sudah saatnya Jokowi membalas budi.

Kamu tahu Bagaimana? Masyarakat yang hanya buang air besar di terminal harus membayar Rp2.000. Jika Anda membantu mereka hingga menjadi presiden, mengapa mereka tidak membalasnya?

Sehingga ketika dirinya digandeng Jokowi beberapa waktu lalu untuk menjalin kerja sama manufaktur mobil dengan perusahaan asal Malaysia, Proton, hal itu hanya hal biasa. Sesederhana seorang teman membela temannya.

Meski banyak pihak yang mengkritik Jokowi membantu PT Adiperkasa Citra Lestari, perusahaannya, mantan Kepala Badan Intelijen Negara, angkat bicara.

Tanda tangan nota kesepahaman (MoU) dengan Proton Holdings Bhd (Malaysia) disaksikan langsung oleh Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak.

Kerjasama ini sama sekali tidak menggunakan uang pemerintahuntuk modal membangun pabrik ini berasal dari pinjaman sana sini.

Mantan prajurit ini bersedia membuka jalan bagi proyek mobil nasional. Hal ini juga tidak disukai oleh banyak orang.

Tapi tahukah Anda, Tuan. Jasa Hendropriyono?

Allan Nairn, seorang jurnalis investigasi, menulis wawancaranya dengan Hendropriyono di blognya. Menurut dia, Hendro mengaku siap diadili atas tiga kasus yang diyakini melibatkan dirinya.

Kasus-kasus ini merupakan kejahatan serius terhadap kemanusiaan. Seperti operasi di Timor Timur, pembantaian di Talangsari, Lampung tahun 1989, dan pembunuhan aktivis hak asasi manusia, Munir. Saat itu, ia menjabat sebagai Komandan Korem (Danrem) Garuda Hitam Lampung dengan pangkat kolonel.

Hal ini menarik karena tanggal 7 Februari merupakan peringatan 26 tahun tragedi pembantaian Talangsari. Tragedi yang terjadi pada tahun 1989 bermula dari penyerangan tentara terhadap kelompok pengajian di Dusun Cihideung, Lampung Timur.

Komunitas pengajian pimpinan Anwar Warsidi dinilai melemahkan wibawa pemerintah karena kerap mengkritik kebijakan Soeharto.

Nairn menulis dalam blognya, Hendropriyono mengaku tak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada cara lain untuk melakukannya, Allan Nairndia berkata.

Hendro dan pasukannya disebut-sebut mengepung jemaah. Dalam blog tersebut juga disebutkan bahwa jemaah yang bersenjatakan busur dan anak panah tiba-tiba membakar gubuknya sendiri. Menurut Nairn, Hendropriyono menyebut mereka bunuh diri.

Penuturan Nairn tentang pengakuan Hendropriyono berbeda jauh temuan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Komnas HAM mencatat invasi tentara tersebut menimbulkan 534 orang korban jiwa, dengan rincian 130 orang tewas, 77 orang diusir paksa, 53 orang dirampas kebebasannya, 45 orang disiksa, dan 229 orang mendapat perlakuan buruk.

Menurut Komnas HAM, Hendropriyono merupakan orang yang dinilai paling bertanggung jawab dalam kasus tersebut.

Tapi apakah itu penting? Maksud saya, kalau ini dianggap penting dan benar, mustahil Jokowi membela Hendropriyono. Apalagi, Jokowi secara khusus mendampinginya melakukan kerja sama bisnis dengan pemerintah asing.

Orang yang berakal tentu tidak akan membela seseorang yang diduga melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Jika Tuan. Hendropriyono memang punya masalah, bagaimana bisa Jokowi dekat dengannya?

Tak hanya itu, putra dan menantunya, entah kebetulan atau tidak, menanjak menjadi orang penting di negeri ini. Diaz Hendropriyono menjadi komisaris Telkomsel sedangkan Mayjen. TNI Andika Perkasa menjadi Panglima Paspampres.

Pekerjaan-pekerjaan ini penting, tentu tidak akan dialihkan kepada orang biasa. Namun pilihan keluarga dekat ini TIDAK Jangan terlalu khawatir, ini normal. Masyarakat masih membiarkan kekerasan terhadap kelompok minoritas Tiba-tiba ingin (tiba-tiba) membahas dugaan nepotisme.

Bukan hanya soal Talangsari yang dianggap bertanggung jawab oleh Hendropriyono. Dalam kasus Munir, dia juga dianggap bertanggung jawab.

Usman Hamid, anggota tim pencari fakta kasus Munir, mengatakan pada tahun 2005 bahwa Hendropriyono mengetahui rencana pembunuhan Munir.

Nah, bagaimana caranya? Pak Jokowi bilang akan berkomitmen menegakkan hukum dan menghilangkan impunitas, kenapa dia membantu Pak Hendropriyono menjual mobil padahal ada indikasi terlibat pembunuhan Munir?

Kalau Pak Jokowi lupa, mari kita ingatkan bahwa beliau pernah menulis dalam visi dan misinya di poin “FF” yang berbunyi:

“Kami berkomitmen untuk menyelesaikan secara adil kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu yang terus menjadi beban sosial politik bangsa Indonesia, seperti: kerusuhan Mei, Trisakti, Semanggi I dan II, penghilangan paksa, Talangsari Lampung, Tanjung Priok, tragedi itu.1965″.

Kenapa kamu lupa sekarang? Bahkan, berdasarkan wawancara Allan Nairn, komando Hendropriyono mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Munir dan siap diadili.

Masalahnya sekarang, siapa yang berani melakukannya? Jika saya saya tidak berani, hidupku terlalu nyaman dan menyenangkan sebagai kelas menengah untuk mempertaruhkan nyawaku demi keadilan orang lain.

Ini adalah negara yang indah. Jika impunitas dan kejahatan terhadap kemanusiaan dihukum berat di negara lain, nampaknya hal tersebut ditoleransi di negara kita.

Mungkin kekuatan seseorang begitu luar biasa sehingga pengakuan seseorang tidak dianggap serius atau bahkan dianggap hanya sekedar pemikiran belaka.

Kasus Talangsari sudah 26 tahun tertunda dan tak terselesaikan, kasus pembunuhan Munir bahkan diganjar kebebasan Pollycarpus.

Agenda penegakan hukum, penghapusan impunitas, dan penyelesaian kejahatan terhadap kemanusiaan merupakan salah satu janji pemerintahan baru ini.

Namun tetap saja mereka hanya mewajibkan makan singkong, menggalakkan minum jamu dan mendirikan direktorat bapak dan ibu. (BACA: 5 Peraturan Pemerintah yang Tak Biasa: Batu Akik Wajib Minum Obat Herbal)

Lagipula siapa yang peduli? Hak asasi manusia tetap tidak ada gunanya jika tidak dirampas dari kita.

Komunitas ini semakin ramai memperhatikan semarak pernikahan dua artis biasa-biasa sajaketimbang menggali kasus-kasus kejahatan terhadap kemanusiaan yang belum terselesaikan selama bertahun-tahun.

Mungkin revolusi di negara ini akan dimulai ketika internet mati dan pemberontakan disiarkan secara langsung.

Tapi yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah kita, ah, maaf atas koreksinya, berani mengadili orang-orang yang begitu dekat dengan Presiden Jokowi, bahkan mereka dianggap siap angkat jenazah jika diganggu Jokowi? -Rappler.com

Arman Dhani adalah seorang penulis lepas. Penulisannya bergaya satir penuh sarkasme. Saat ini ia aktif menulis di blognya www.kandhani.net. Ikuti Twitter-nya, @Arman_Dhani.


Data SGP Hari Ini