• November 24, 2024

Coppa Italia terindah untuk Juventus

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Juventus berhasil menghapus tradisi buruk di Coppa Italia. Mereka tak hanya meraihnya usai mengalahkan Lazio, tapi juga menjadi pengoleksi gelar terbesar.

Juve berhasil menjuarai Coppa Italia usai mengalahkan Lazio 2-1 Kamis dini hari, 21 Mei 2015. Laga berlangsung ketat dengan kedua tim bermain imbang di 90 menit pertandingan. Lazio memimpin lebih dulu dengan Stefan Daniel Radu mencetak gol setelah pertandingan baru berjalan 4 menit. Bek Juve Giorgio Chiellini membalasnya 7 menit kemudian.

Setelah dua gol di babak pertama, tidak ada lagi gol yang tercipta. Kedua tim tidak banyak melepaskan tembakan berarti ke gawang. Baik Juve maupun Lazio hanya melepaskan 3 tembakan ke gawang. Lazio menguasai bola paling banyak, dengan 56% penguasaan bola.

Skor imbang sehingga pertandingan dilanjutkan dengan perpanjangan waktu. Pahlawan Juve datang pada menit ke-84. Penyerang Alessandro Matri masuk menggantikan Fernando Llorente. Penyerang yang lebih banyak duduk di bangku cadangan, menjadi pahlawan Juve ketika sepakannya di tanah berhasil menaklukkan kiper Etrit Berisha pada menit ke-97. Ia memanfaatkan tendangan bola mental Carlos Tevez. Matri yang emosi langsung lari sambil melepaskannya baju kaosdia.

Kemenangan ini membuat Juve memenangkan Coppa Italia pertama mereka dalam 20 tahun. Mereka terakhir kali meraih gelar pada musim 1994-1995. Gelar kali ini terasa lebih indah karena membuat mereka bisa mengawinkan gelar tersebut dengan scudetto, simbol perisai kecil yang diberikan kepada juara Liga Serie A dan dikenakan di kaos mereka pada musim berikutnya.

Selain itu, kemenangan ini menjadikan mereka sebagai pengoleksi Coppa Italia terbesar dengan total 10 trofi. Sebelumnya koleksi mereka sama dengan AS Roma (9 Coppa Italia).

Matri yang menjadi pahlawan kemenangan menunjukkan dirinya siap membantu tim sekuat tenaga. “Meski kami hanya bermain 5 atau 10 menit, kami selalu siap. Kemenangan ini adalah buah kerja keras kami, kata Matri seperti dikutip Forza sepak bola Italia.

Sementara itu, pelatih Lazio Stefano Pioli bangga dengan anak asuhnya. Meski kalah, para pemain Lazio bermain bagus.

“Pertandingannya seimbang. Kami mencoba untuk menang. Namun dalam pertandingan seperti ini Anda juga memerlukan keberuntungan,” kata Pioli.

Calon lawan mereka di final, Barcelona, ​​​​juga memberikan ucapan selamat melalui Twitter.

Harapan untuk mencapai pemenang tiga kali lipat – tim yang mampu meraih tiga trofi dalam satu musim – semakin kuat. Juve kini tinggal tetap fokus berlaga di Berlin pada 7 Juni 2015. Berbagai akun Twitter pun ikut memanaskan persaingan.

Kini tinggal bagaimana pelatih Juve Massimiliano Allegri mempersiapkan skenario melawan Barcelona. Bersama AC Milan, Allegri bahkan tak pernah lolos babak 16 besar Liga Champions. Satu kemenangan lagi dan nama Allegri akan tetap hidup selamanya.— Rappler.com

Agung Putu Iskandar atau Aga Agung adalah mantan jurnalis Jawa Pos dan kini menjadi penulis lepas. Meliput Euro 2012 Polandia-Ukraina, Piala Dunia Brasil 2014 dan Tour de Langkawi 2013. Kadang bersepeda. Ikuti terus di Twitter @aagung dan blog pribadinya agungputu.wordpress.com.


akun slot demo