• November 24, 2024
Dalam dua bulan terakhir, 2 ekor gajah sumatera mati di Aceh

Dalam dua bulan terakhir, 2 ekor gajah sumatera mati di Aceh

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Konflik antara gajah dan manusia meningkat selama 10 tahun terakhir. Sebagian besar dari hal ini diyakini terjadi akibat pembukaan lahan di jalur gajah dan perburuan gading.

BANDA ACEH, Indonesia – Seekor gajah liar sumatera berumur sekitar 15 tahun kembali mati di Aceh, sehingga bulan ini dua satwa dilindungi mati di provinsi ujung barat Indonesia ini.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Jenderal Suhefti Hasibuan mengatakan, seekor gajah tanpa gading mati saat menjalani perawatan medis karena cedera kaki kanan di Desa Seumamah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Senin 20 April, sekitar 17.30 waktu setempat.

“Kaki depan kanan gajah mengalami luka akibat terkena jerat kawat, namun belum diketahui apakah jerat tersebut sengaja dipasang untuk menjerat gajah atau tidak,” kata Genman kepada Rappler, Rabu, 22 April.

(BACA: 11 Gajah Ditemukan Mati di Aceh Sepanjang 2014)

Saat ini, kata dia, warga kerap memasang perangkap untuk menangkap babi hutan atau rusa. “Kebetulan gajah itu menginjak jebakan. “Kalau orang lewat juga bisa terjerat,” ujarnya.

Menurut dia, gajah tersebut ditemukan dua pekan lalu di kawasan perkebunan setempat, namun belum bisa dipastikan apakah ia terjebak di tempat tersebut. Saat ditemukan warga, kaki kanan gajah maut itu mengalami luka serius.

Tim BKSDA dan aktivis lingkungan Wildlife Conservation Society (WCS) yang turun ke lokasi langsung memberikan pengobatan. Setelah dirasa sudah mulai pulih, gajah tersebut dilepasliarkan kembali ke dalam hutan.

Dua hari kemudian, tim kembali melakukan perawatan lebih lanjut, namun “mendapat perlawanan dari warga”.

“Sebenarnya peralatan kami rusak,” aku Genman.

Genman menduga penghadangan warga karena marah kepada BKSDA. Sebab di pedalaman Aceh Timur sering terjadi kawanan gajah. (BACA: Petani Tewas Diterkam Gajah di Aceh)

Pada 19 April, tim BKSDA dibantu personel Polres Aceh Timur dan Brimob kembali ke lokasi untuk memberikan perawatan lebih lanjut. Menurut Genman, tim BKSDA juga membawa dua ekor gajah jinak karena gajah yang sakit tersebut rencananya akan dievakuasi ke Pusat Pelatihan Gajah (PPG) di Saree, Kabupaten Aceh Besar, untuk mendapat perawatan intensif.

Namun pada Senin sore, saat hendak dilakukan perawatan lebih lanjut, kondisi gajah tersebut semakin memburuk. Obat yang disuntik tidak bereaksi sehingga gajah tersebut mati, kata Hasibuan. (BACA: Ibu Rumah Tangga Meninggal Usai Diinjak Gajah di Aceh)

Menurut dokter hewan BKSDA Aceh, luka di kaki kanan tersebut sangat serius dan diduga kuman telah menyebar ke tubuh gajah sehingga tidak merespon pengobatan medis.

Ini merupakan kasus kematian gajah yang kedua di Aceh pada bulan ini. Sebelumnya, seekor gajah jantan dewasa ditemukan mati di Kabupaten Aceh Barat pada awal April lalu. Saat ditemukan, kedua gading gajah tersebut hilang dan sebagian kepalanya telah terpenggal.

BKSDA bekerja sama dengan kepolisian sedang mengusut kasus terbunuhnya gajah yang diduga akibat ditembak gadingnya, ujarnya.

Konflik antara gajah dan manusia juga meningkat dalam 10 tahun terakhir. Menurut BKSDA Aceh, sebagian besar konflik terjadi akibat pembukaan lahan yang dilakukan di jalur gajah dan perburuan gading. Pada tahun 2014, setidaknya 11 ekor gajah sumatera mati di Aceh.

Dampak konflik manusia-gajah juga mengakibatkan empat warga, termasuk seorang perempuan, terbunuh oleh gajah di Aceh dalam enam bulan terakhir. Kebun warga juga banyak yang rusak karena diinjak gajah. —Rappler.com

slot online pragmatic