Demokrasi sedang dibutuhkan? Jokowi bisa saja dimakzulkan di tengah jalan oleh MPR
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Koalisi Merah Putih pimpinan Prabowo berhasil merebut posisi pimpinan DPR dan MPR. Pengamat politik memperingatkan Presiden terpilih Joko Widodo bisa saja dimakzulkan di tengah masa jabatannya
JAKARTA, Indonesia — Dengan kepemimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang dikuasai Koalisi Merah Putih (KMP), ada kemungkinan Presiden terpilih Joko “Jokowi” Widodo tidak bisa menyelesaikan masa jabatan lima tahunnya. Presiden yang belum selesai semakin meningkat, kata Pengamat Politik Gerakan Dekrit Rakyat Indonesia, Ray Rangkuti, pada Rabu (8/10).
Menurut dia, peluang menghambat Jokowi di tengah masa jabatannya semakin terbuka jika mempertimbangkan manuver politik KMP yang semakin berlarut-larut.
“Sebenarnya infrastrukturnya cukup (KMP bisa menghadapi Jokowi) karena mereka sudah menguasai DPR dan MPR,” kata Ray di sela-sela pidato “Darurat Demokrasi” di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia. ( YLBHI) dibangun di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.
Menurut dia, kemungkinan pemakzulan Jokowi akan semakin besar jika KMP berhasil menguasai Mahkamah Konstitusi (MK).
“Mungkin mereka juga mengontrol Mahkamah Konstitusi. “Kalau ada surat dakwaan (Jokowi) yang harus diuji di Mahkamah Konstitusi, kalau peta di Mahkamah Konstitusi seperti ini (dikuasai KMP), maka Mahkamah Konstitusi bisa menyetujuinya,” kata Ray.
Apalagi, sejarah Indonesia menunjukkan empat dari enam presiden terhenti di tengah jalan, yaitu Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, dan Abdurahman Wahid atau lebih dikenal dengan Gus Dur.
“Hampir semua presiden dipecat dalam perjalanannya,” kata Ray. “Empat mantan presiden ini dijatuhkan karena intrik politik.”
Dalam sidang pleno MPR, Rabu pagi, Koalisi Merah Putih berhasil memenangkan empat dari 5 pimpinan MPR. Mereka adalah Ketua MPR Zulkifli Hasan dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), bersama wakilnya yaitu Mahyudin dari Fraksi Partai Golkar, EE Mangindaan dari Fraksi Partai Demokrat, dan Hidayat Nur Wahid dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Satu jabatan sebagai Wakil Ketua MPR direbut oleh Oesman Sapta Odang dari kelompok DPD.
Tapi, lanjut Ray, masih ada peluang bagi Jokowi untuk bisa menjalankan pemerintahannya dengan lancar hingga lima tahun ke depan mengingat KMP saat ini sedang mengalami perpecahan.
“Terbukti saat pemilihan Ketua MPR ada satu fraksi yang bersilangan. Dengan sendirinya, KMP rentan terhadap crossover. Tidak menutup kemungkinan ada faksi lain yang bergabung. “Politik ini dinamis,” kata Ray.
Partai yang dimaksud Ray adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang memutuskan mengikuti paket kepemimpinan MPR yang ditawarkan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pimpinan Jokowi.
Selain itu, beberapa partai juga dijadwalkan melakukan pergantian kepemimpinan di partainya seperti Golkar dan PPP.
“Belum tentu penggantinya sesuai dengan format politik (saat ini),” kata Ray.
‘kekuatan rakyat’
Pengamat politik Universitas Gadjah Mada Arie Sudjito menilai pemerintahan Jokowi dan Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla (JK) tidak perlu khawatir menghadapi DPR dan MPR yang dikuasai KMP. Menurut Arie, kekuasaan tertinggi demokrasi Indonesia saat ini ada di tangan masyarakat yang merasakan langsung hasil kerja pemerintah, bukan di DPR atau MPR.
“Orang mungkin Jokowi-JK akan membela. “Bukan seperti tahun 98 rakyat melawan penguasa, tapi kali ini rakyat melawan parlemen,” kata Arie. Kompas.com.
Salah satu cara agar kepercayaan masyarakat terhadap Jokowi tidak luntur, menurut Arie, adalah dengan tetap fokus berupaya mewujudkan kesejahteraan rakyat dengan menunjuk tenaga profesional untuk mengisi jabatan menteri. —Rappler.com