• October 6, 2024
Denda  ribu dan lulus tanpa pendukung

Denda $20 ribu dan lulus tanpa pendukung

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Gara-gara suporter melontarkan suar pada laga terakhir melawan Timor Leste dan Korea Selatan, Indonesia harus membayar denda dan bertanding tanpa penonton.

JAKARTA, Indonesia — Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) menjatuhkan sanksi kepada Indonesia atas tindakan suporternya saat pertandingan Timnas U-23 pada Maret 2015. Timnas mendapat denda sebesar US$20 ribu atau setara Rp. 247 juta, dan pertandingan tanpa penonton.

Sanksi tersebut dijatuhkan setelah Komisi Disiplin (Komdis) AFC menggelar sidang pada 18-19 Mei 2015 di kantor AFC, Kuala Lumpur, Malaysia. Sanksi diberikan karena suporter melempar menyala atau terlintas pada laga melawan Timor Leste pada 27 Maret 2015 dan Korea Selatan pada 31 Maret 2015.

Suar memang akrab dengan fans Indonesia. Mirip kembang api namun mengeluarkan asap yang sangat tebal. Di beberapa liga Eropa, khususnya Italia, flare merupakan hal yang wajib dilakukan oleh fans. Di Indonesia, bahkan para pecinta sepak bola pun bisa membuat sendiri menggunakan campuran bahan kimia tertentu hanya dengan “belajar” darinya. Youtube.

Tapi bukan hanya obornya saja yang penting. Penalti juga diberikan kepada Indonesia karena suporter melemparkan benda ke arah pemain Timor Leste yang dianggap bermain kasar. Kemudian, pada laga melawan Korea Selatan, saat timnas kalah, sejumlah gejolak kembali berkobar.

Akibatnya, Indonesia mendapat sejumlah sanksi. Sanksi tersebut berarti, saat Indonesia menjamu Irak jelang Piala Dunia 2018 yang digelar pada 16 Juni 2015, pertandingan akan dimainkan di Indonesia tanpa penonton.

Selain itu, pada laga internasional berikutnya, AFC juga memberikan sanksi kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk menggelar pertandingan timnas di tempat netral. Artinya “pertandingan penggusuran” ini harus dilaksanakan di luar wilayah Indonesia.

Ini bukan kali pertama Indonesia dikenai sanksi AFC karena penonton. Pada tahun 2013, Indonesia juga terkena sanksi akibat tindakan penonton yang menyerang fans lainnya.

Padahal, situasi tersebut tidak akan terjadi jika PSSI bisa tegas dan kooperatif dengan pihak kepolisian. Seperti halnya di luar negeri, pelaku dikejar hingga tertangkap. Mereka kemudian didenda dengan larangan memasuki stadion. Dalam beberapa kasus, sanksinya bahkan berlaku seumur hidup.

Selain itu, proses pertunjukan Hal ini harus dilakukan lebih detail terhadap pendukung, bahkan dari pintu masuk. Tujuannya agar tidak ada penonton di dalam stadion yang lolos.

Soal suar, sejumlah suporter masih belum ingin dilarang. Pasalnya flare justru membuat suasana pertandingan semakin ramai. Namun jika jumlahnya terlalu banyak, lapangan bisa dipenuhi kabut asap.

Berikut 5 poin keputusan sanksi Komite Disiplin AFC untuk PSSI:

1. Berdasarkan Pasal 76 Kode Disiplin (Kode Disiplin) AFC, PSSI diperintahkan membayar denda sebesar USD 20 ribu dolar karena melanggar Pasal 67 Kode Disiplin, sebanyak dua kali.

2. Hal ini harus diselesaikan dalam waktu 30 hari sejak tanggal keputusan ini, serta dikomunikasikan sesuai dengan Pasal 15.3 Kode Disiplin.

3. Berdasarkan Pasal 33.5 Kitab Undang-undang Disiplin, penangguhan putusan sanksi 031214DC04 dengan sendirinya dicabut dan diterapkan. Oleh karena itu, sesuai pasal 24 Kode Disiplin, PSSI diperintahkan menggelar satu pertandingan tanpa penonton. Perintah tersebut berlaku pada laga selanjutnya di kompetisi AFC yang diselenggarakan PSSI yang melibatkan timnas putra level A.

4. Berdasarkan Pasal 76 Kode Disiplin, PSSI memerintahkan untuk menggelar satu pertandingan di tempat netral. Perintah ini berlaku untuk pertandingan selanjutnya di kompetisi AFC yang diselenggarakan oleh PSSI yang melibatkan timnas putra level A. Perintah ini akan berlaku setelah seluruh perintah memainkan pertandingan tanpa kehadiran penonton di PSSI dikeluarkan.

5. Anda harus diberitahu bahwa jika pelanggaran ini diulangi, Anda akan diberi hukuman yang lebih berat. Rappler.com