Densus 88 tangkap ‘teroris’ di Sukoharjo
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Pria yang diduga teroris ini disebut-sebut merupakan bagian dari jaringan Badri Cs. Polisi menemukan bahan pembuat bom di rumahnya.
SUKOHARJO, Indonesia – Polisi Divisi Khusus 88 Anti Teror pada Selasa (23/12) menangkap seorang pria yang diduga anggota jaringan teroris di Sukoharjo, Jawa Tengah. Polisi juga menyita sejumlah bahan pembuat bom yang ditemukan di rumah pria bernama Dodik Kuncoro tersebut.
Dodik ditangkap Densus 88 saat berjalan kaki dari rumahnya, Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah. “Dia berjalan kaki dari masjid untuk pulang,” kata Parjiman, salah satu warga. Saat itu, Dodik baru saja mengikuti salat Ashar berjamaah di masjid dekat rumahnya.
Dodik langsung dihadang sekelompok pria berbadan tegap berpakaian preman. Mereka datang dengan dua minibus. Sekelompok pria menangkap Dodik dan memasukkannya ke dalam mobil. Kemudian kedua mobil tersebut langsung tancap gas dan meninggalkan tempat itu.
Warga pun kaget melihat kejadian begitu cepat. “Kita hanya bisa berasumsi yang ditangkap itu Densus,” ujarnya. Kecurigaan itu terbukti saat polisi melakukan olah TKP malam itu.
Polisi menemukan bahan bom
Polisi bersenjata lengkap tiba di rumah Dodik sekitar empat jam setelah penangkapan. Personel Densus 88 dibantu Polres Sukoharjo menggeledah rumah tersebut sekitar satu jam.
Di dalam rumah tersebut, polisi menemukan sejumlah bahan pembuat bom. Materi ini meliputi bubuk hitam, belerang, urea, arang dan kalium. Benda-benda itu disembunyikan di atas langit-langit, kata Kapolsek Sukoharjo AKBP Andy Rifa’i.
Bahan ini ditemukan di negara bagian tertentu dan tidak digabungkan menjadi bom. Polisi juga tidak menemukan alat lain yang biasa digunakan untuk membuat bom, seperti platform dan detonator. “Satu-satunya benda lain yang ditemukan hanyalah sebilah pedang,” katanya.
Jaringan Badri Cs
Menurut Andy, terduga teroris yang ditangkap berasal dari kelompok lama. Informasinya dari kelompok Badri, katanya. Badri sendiri ditangkap dua tahun lalu di rumahnya di Pajang, Solo.
Nama Badri mulai dikenal saat polisi menemukan bahan bom cair di rumahnya. Bom jenis ini disebut-sebut memiliki daya ledak yang cukup tinggi. Namun saat dilakukan penggeledahan, tidak ditemukan bahan pembuat bom cair, kata Andy.
Kelompok Badri juga terkait dengan kelompok Ciputat yang digerebek Densus 88 awal tahun lalu. Enam terduga teroris tewas dalam penggerebekan tersebut.– Rappler.com