• November 25, 2024

Di Brisbane, Jokowi mendukung tujuan G20

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Pidato Jokowi yang menyiratkan keinginan kuat untuk melakukan reformasi birokrasi mendapat sambutan baik dari para kepala negara yang hadir.

Presiden Joko “Jokowi” Widodo memulai debutnya sebagai salah satu pemimpin negara anggota G20 dengan menekankan dukungannya terhadap tujuan berdirinya G20.

“Pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif adalah tujuan G20. “Kami akan mendukung keterlibatan kelompok berpendapatan menengah ke bawah dan bawah untuk menjadi pilar pembangunan,” kata Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato, Sabtu (15/11), di Brisbane, Australia.

Pidatonya pada acara tersebut menarik kembali Ketua perekonomian G20 ini juga berbicara mengenai keberhasilan Indonesia dalam delapan tahun terakhir yang mencapai rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 persen per tahun. Laju pertumbuhan tersebut dicapai berkat kontribusi kelas menengah Indonesia yang mencapai 25 persen dari jumlah penduduk. (BACA: Pidato Lengkap Jokowi di G20)

Secara tidak langsung, dalam forum G20 yang anggotanya menguasai 80 persen perekonomian dunia, Presiden Jokowi mengakui keberhasilan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam menjaga momentum pertumbuhan positif, di saat perekonomian dunia sedang melambat, dan melewati tsunami krisis keuangan AS. pada tahun 2008. Krisis inilah yang menyebabkan pertemuan para kepala pemerintahan G20 menjadi agenda rutin.

Saat saya menghubungi Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro pada Sabtu sore, beliau menyampaikan bahwa fokus utama Indonesia pada pertemuan G20 adalah mendorong pembangunan infrastruktur yang dapat menciptakan lapangan kerja dengan dukungan keuangan global.

Tak heran, usai menceritakan kesuksesannya sebagai Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi kembali menjanjikan pelonggaran izin investasi di ajang G20. Enam bulan dari sekarang, Indonesia akan memiliki sistem perizinan investasi yang terintegrasi, kata Jokowi. Ia berkesempatan berbicara dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.

Kedua pemimpin, Jokowi dan Modi, memiliki kesamaan karena pernah memimpin di tingkat daerah. Modi pernah menjadi Ketua Menteri Gujarat.

Pidato Jokowi yang menyiratkan keinginan kuat untuk melakukan reformasi birokrasi mendapat sambutan baik dari para kepala negara yang hadir.

Pada KTT Asia Timur yang sebelumnya di Myanmar, Jokowi memberikan penjelasan mengenai poros maritim. Ia mendukung implementasi Deklarasi Perilaku Para Pihak di Laut Cina Selatan dan Kode Etik di Laut Cina Selatan. Kedua dokumen ini disiapkan pada era pemerintahan Presiden SBY.

(BACA: Doktrin Jokowi, Indonesia Poros Maritim Dunia)

Sebagai pendatang baru di tiga forum internasional tersebut, Presiden Jokowi memanfaatkannya untuk memperkenalkan diri dan menyampaikan fokus pemerintahannya.

Pemimpin negara lain memanfaatkan G20 sebagai ajang untuk menekan pihak lain. Misalnya, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa seperti Jerman dan Inggris menekankan perlunya G20 berkomitmen terhadap Dana Perubahan Iklim Hijau Global. Dana ini bertujuan untuk membantu negara-negara miskin beradaptasi terhadap perubahan iklim.

AS telah berkomitmen untuk memberikan dana sebesar US$3 miliar, sementara Jerman dan Inggris masing-masing memiliki sekitar $1 miliar. Perdana Menteri Australia Tony Abbott sejauh ini menolak gagasan pemberian dana tersebut.

Di Brisbane juga terjadi perdebatan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Inggris, David Cameron. Intinya, negara-negara Barat dan AS menekan Rusia untuk meninggalkan Ukraina. G20 juga menyatakan komitmen kerja sama global untuk memerangi wabah virus Ebola yang telah merenggut nyawa lebih dari 5.000 orang, sebagian besar di Afrika.

Profesor Ian Goldin dari Universitas Oxford yang pernah menjadi penasihat Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela, mengatakan bahwa tantangan globalisasi di tengah kondisi dimana segala sesuatunya terhubung melalui Internet: Krisis keuangan, pandemi virus mematikan, serangan siber, bahaya migrasi dan perubahan iklim.

“Perdebatan mencari solusi terhadap tantangan tatanan dunia baru diperlukan baik di tingkat nasional maupun global,” kata Ian Godin dalam bukunya, Negara-negara yang terpecah. Forum G20 sepertinya berusaha menjawab hal itu. —Rappler.com

Uni Lubis, mantan Pemimpin Redaksi ANTV, menulis blog tentang 100 hari pemerintahan Jokowi. Ikuti Twitter-nya @unilubis dan membaca blog pribadinya unilubis.com.


taruhan bola